Draco Malfoy melihat nya. Dia melihat gadis semak tersebut saat memasuki Aula Besar dengan ke dua pengawalnya tersebut. Gadis itu melangkah dengan kepala tegak memancarkan kepercayaan diri yang tinggi.
"Cih,"dengus Draco. "Ada apa Drake?" tanya Crabbe. "Tidak, aku hanya membanyangkan betapa menjijikannya gadis mudblood tersebut." Bersamaan dengan kata katanya, seluruh meja slytherin meledak dalam tawa. Bahkan Millicent pun tertawa dengan keras tanpa memperhatikan bahwa meja asrama lain memperhatikan meja mereka.
"Cih, apa yang sedang ular ular itu tertawakan? Berisik sekali mereka,"dengus Ron. "Sudahlah Ron, abaikan saja mereka,"jawab gadis yang menjadi bahan tertawaan di meja para ular tersebut. Hermione pun melihat ke arah slyhterin dan mendapati Draco ferret Malfoy menatapnya dengan pandangan merendahkan. Hermione menatapnya balik dengan tatapan menantang dan penuh perasaan benci
"Aku pergi dulu ya. Dah Ron. Dah Harry,"kata Hermione dengan cepat. "Kauinginkemanamwione,"kata Ron sambil mengunyah. "Telan makanan mu Ronald!!!" "Tentu saja dia akan ke habitat aslinya,"jawab Harry yang sedari tadi hanya menjadi pendengar yang setia.
Dari kejauhan Draco Malfoy memandangi mereka dengan benci. Bagaimana mungkin orang orang yang dibencinya tergabung dalam satu kelompok menyebalkan. Granger si mudblood, Weasley si blood traitor dan Potthead si penyelamat bokong semua orang. Betapa menjijikannya kelompok tersebut. Terutama..
Terutama si Granger mudblood tersebut. Tentu saja karena dia selalu menjadi yang paling pintar. Dan Draco hanya menjadi bayang bayang nya saja. Bagaimana bisa Draco Lucius Malfoy sang pureblood yang merupakan keturunan bangsawan darah murni menjadi bayang bayang mudblood yang hanya akan mengotori dunia sihir dengan darah dan kearogansiannya.
Gara gara mudblood tersebut ia harus menanggung malu setiap tahunnya. Terutama saat berbicara dengan Father nya sang Lucius Malfoy yang terhormat. Lihat dia. Dia seorang Malfoy. Semua orang tau siapa dia. Terutama semua gadis di Hogwarts mengenalnya. Tentu saja karena dia seorang cassanova. Dengan dagu runcing, kulit pucat, rambut yang indah, dan tatapan matanya yang tajam ,siapa yang tidak tergila gila dengannya. Setiap gadis di Hogwarts ingin pacaran dengannya. Tapi sekali lagi, bagaimana bisa ia selalu menjadi nomor dua. Apa spesialnya mudblood itu. Dan apa apaan mudblood itu menatapnya seperti itu. Draco yakin sekali mudblood itu menatap nya dengan penuh kebencian. Memangnya mudblood itu pikir ia siapa sampai berani menatapnya seperti itu. Tidak usah khawatir Granger. Aku setali tiga uang denganmu. Aku pun benci denganmu.
Sungguh Draco benar benar benci padanya.
-------------------------------------------------------------
Tapi sesungguhnya mereka tidak tahu. Bahwa perbedaan benci dan cinta hanyalah sebuah benang tipis
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SIDES
FanfictionPerbedaan dua sisi tersebut terlalu nyata. Hitam dan putih. Gelap dan terang. Namun apa jadinya jika ke dua sisi tersebut mencoba bersatu...