Chapter 6

2K 223 5
                                    

"Apa-apaan ini Ms.Granger, Mr Malfoy, Mr.Potter! Oh, dan kau juga Mr.Zabini!Apa kalian sadar apa yang kalian lakukan barusan? Apa yang tadi kalian lakukan? Berusaha saling bunuh di tengah koridor di depan semua murid? Apa kalian lupa bahwa kalian sudah tahun ke enam di Hogwarts? Kalian seharusnya menjadi contoh bagi murid lain, terutama diantara kalian adalah prefek dan ketua murid putri,"sindir Prof Mcgonagall.

Mendengar bahwa dirinya disindir oleh Prof Mcgonagall, Hermione hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kenapa tadi ia harus ikut ikutan? Seharusnya tadi dia melerai mereka. "Mr.Potter, Mr.Malfoy!"teriak Prof Mcgonagall melihat Harry dan Malfoy saling mengeluarkan tatapan siap tempur yang bisa membunuh kapan saja.

"Empat orang yang terluka! Apa kalian pikir ini hanya main main!"ujar Prof Mcgonagall. Ya Hermione sadar tadi itu berbahaya sekali. Dari pihak Malfoy saja yang terluka mencapai tiga orang. Sedangkan dari pihak Harry sendiri yang terluka hanya Ron.

"Kalian semua detensi selama lima hari dengan Mr. Filch dan Prof Snape. Kalian semua, termasuk yang sedang dirawat sekarang. Sekarang pergi dan pikirkan kesalahan kalian,"ucap Prof Mcgonagall.

Dengan kepala tertunduk, Hermione memimpin mereka keluar dari kantor Prof Mcgonagall. Begitu mereka keluar kantor Prof Mcgonagall, terjadi kericuhan. Ternyata, saat mereka di ceramahi oleh Prof Mcgonagall, seluruh anak gryffindor dan slytherin berkumpul di luar dan saling berdebat diantara mereka asrama mana yang paling kuat. Ginny bahkan mengeluarkan kutukan kepak kelelawar andalannya kepada salah satu murid slytherin yang menghina Ron.

"Seandainya saja tadi kita tidak dihentikan, mungkin kita bisa mengetahui siapa yang paling kuat diantara kita, Porter,"ucap Malfoy. Mendengar hal itu, sontak saja seluruh anak gryffindor mencibir mereka.

"Satu dari kami Malfoy, tapi tiga dari kalian. Dan kau masih merasa bahwa kalian yang paling hebat? Tidak tau malu eh?"sinis Harry. Mungkin karena malu bahwa apa yang diucapkan nya berbanding terbalik dengan fakta, ferret busuk itu pun meninggalkan mereka.

"Satu kosong Malfoy. Dan akan terus bertambah. Lihat saja kami juga akan menggelindas kalian nanti saat turnamen quidditch nanti," teriak Dean sambil menepuk pundak Harry dengan bangga.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ruang rekreasi asrama gryffindor malam ini ramai sekali. Setiap orang bergantian menanyai Hermione dan Harry kronologis peristiwa "duel yang membunuhdengan ular ular busuk itu. Suasana pun semakin ramai dengan kehadiran Ron yang telah keluar dari Hospital Wings. Hermione sebenarnya tidak terlalu suka keadaan ini. Mereka telah melanggar hampir seratus peraturan tetapi dielu-elukan bak pahlawan. Apa tidak ada yang cukup waras disini selain dirinya?

Merasa jenuh di dalam, Hermione pun menyelinap keluar dan mulai berpatroli. Saat menyusuri lorong, ia mendengar suara seseorang di dalam kelas kosong. Pengacau lagi eh? Selama menyusuri lorong, Hermione sudah banyak menjatuhkan detensi dan pemotongan poin kepada pasangan pasangan yang sedang berduaan dan para murid yang iseng. Siapa lagi kali ini eh?

Dengan pelan-pelan Hermione membuka pintu dan masuk ruangan. Ruangan itu gelap dan kosong. "Selalu ingin tau urusan orang. Kurasa itu sifat alamiah mudblood,"ucap seseorang dibelakangnya.

"Nox." Kini setidaknya ruangan itu tidak terlalu gelap lagi. "Malfoy,"sinis Hermione. "Tidak ikut bersenang senang bersama teman teman singa mu mudblood? Sepertinya kalian senang sekali merayakan kekalahan kami,"sindir Draco.

"Ya, kami puas sekali melihat kekalahan kalian barusan dan sekarang tutup mulut Malfoy,"balas Hermione tak kalah sinis. "Aku selalu bertanya tanya Granger,"ucap Draco.

"Apa?" "Bagaimana rasanya Granger selalu kotor. Kau mungkin cantik. Tapi darahmu kotor. Bagaimana rasanya meskipun kau sudah mandi berulangkali tetapi tetap kotor. Akui saja bahwa darah murni itu segalanya Granger,"ucap Draco.

"Apa hebatnya darah murni? Kalian hanya bisa menindas yang lebih lemah dari kalian. Sepertinya benar apa yang dikatakan Ron, bahwa kau sepertinya lupa diajari orangtuamu bagaimana cara berbicara kepada orang lain,"ucap Hermione dengan mata nanar menatap Draco.

"Kalau kau ingin membawa orang tuaku dalam perdebatan kita, kau salah besar. Kuperingatkan kau agar tidak membawa bawa orang tuaku dalam hal ini. Kalau tidak, aku akan melakukan sesuatu kepadamu,"akan Draco dengan penuh amarah.

"Kau tahu Malfoy, kau tidak berbuat apa-apa. Kau hanya bisa berlindung dibalik nama ayahmu. Kau tahu juga, aku menyesali mengapa ibumu melahirkan mu!"teriak Hermione.

"Sudah kubilang jangan bawa bawa orang tuaku mudblood,"ujar Draco mendorong Hermione ke dinding. "Apakah sulit sekali bagimu Malfoy untuk tidak mengucapkan kata itu sehari saja?"balas Hermione dengan mata berkaca kaca sambil menahan nyeri dan air mata yang datang tiba tiba. Jangan menangis. Jangan menangis.

"Mengatakan apa? Mudblood? Bukankah kau memang mudblood? Kau tau aku benar benar berpikir bahwa sepertinya dunia sihir akan lebih baik tanpa sampah seperti kau mudblood,"ucap Draco. Mendengar itu, runtuhlah pertahanan Hermione. Maka setitik air mata jatuh saat ia menampar Draco. "Kalau begitu, pikirkan saja darah kotorku sampai puas. Dasar kau ferret pirang busuk tak berhati,"makinya. Setengah berlari, Hermione keluar dari ruangan itu.

Mengapa aku menangis? Mengapa rasanya sangat menyakitkan memikirkan bahwa ia sepertinya benar benar membenciku. Dulu rasa itu pernah ada. Lalu hilang tak membekas. Mengapa aku memikirkan itu?
-------------------------------------------------------------
Hai. Sori kayaknya minggu depan aku nggak update dulu y. Sibuk uprak nih. Tapi jangan dulu hapus dari library kalian ya,siapa tau aku msh bisa update :):)

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang