Seperti inikah rasanya terbanting rindu. Aku digulung sesaknya hasrat bertemu. Kau jarang lenggang lantas menyapaku. Aku tertatih. Aku sungguh rindu. Tapi aku selalu berharap pada Tuhanku untuk menjadikanmu nasib baikku. Bukan aku tak terima dengan Qodar-Nya. Tapi, salahkah aku mengaharapkan hadirmu? Sungguh aku benar-benar tersiksa dengan buncah semua ini. Baiklah, untuk kebaikanmu pula, biar aku saja yang tahu macam laku yang turut bersamaku.
Seperti inikah rasanya terbuai asa. Aku sungguh, telah benar-benar memasrahkan kau pada-Nya. Tapi hasrat tak berkesudahan yang selalu memaksa. Bukan aku mau abai dengan takdir ini. Tapi salahkah aku mengharapkan hadirmu? Walau itu hanya bayangku saja.
Duhai yang pertama yang memikatku. Sungguh, aku benar-benar mengharapkan hadirmu.
YOU ARE READING
Pentagon
Thơ caAda sebab dimana aku harus menangis. Ada sebab dimana aku harus tertawa. Ada sebab dimana kau akan jadi milikku. Mungkin hanya ketulusan. Percayalah (!)
