[2]

19 4 5
                                    

Hai, kembali lagi sama gue, ini gue bawa cerita lanjutan yang kemaren. Selamat membaca^^

TRUST ME⚫

-Aura Pov-

Setelah kusadar siapa yang berdiri disamping papa, langsung saja ku berhambur untuk memeluknya.

"Kak Restu!"

Dia kakak laki-laki ku, Restu Prasetya. Kenapa dia baru pulang sekarang, itu karena dia memutuskan untuk kuliah di Luar Negeri. Awalnya mama menolak dia untuk kuliah diluar negeri. Tapi dia berhasil menyakinkan mama dan papa, bahwa dia bisa kuliah Di Inggris dengan Beasiswa.

"Kak lama banget sih pulangnya, kan Aura kangen sama kakak"

"Kan kakak disana sekolah. Aura juga kan disini sekolah?"

"Tapi kan gak ada yang jaga Aura disini kak" ucapku sambil menatap kak Restu dengan tatapan sedih.

Kak Restu yang sudah biasa dengan sikapku hanya mampu menyunggingkan senyum nya padaku. Kemudian berlalu menuju Ruang makan. Aku pun langsung saja mengikutinya. Ternyata disana sudah ada papa dan mama.

"Udah kangen-kangenan nya? Sampe lupa sama yang disini" ucap papa sambil menatap aku dan kak Restu.

"Papa apaan sih, kan Aku kangen sama kak Restu pa. Papa mah ga ngerti sama aku" ucapku sambil mengerucutkan bibirku, berpura-pura kesal lebih tepatnya.

"Udah ah gausah ngambek gitu, ayo makan Aura, Restu. Mama masak banyak nih" suara mama yang membuatku langsung duduk di kursi ku tadi.

Papa dan Kak Restu yang melihat tingkah ku hanya bisa tertawa.

Setelah aksi temu kangen barusan, tidak ada lagi pembicaraan diantara kita.

Semua sibuk dengan makanannya masing-masing. Sampai suara memecah keheningan yang tadi tercipta.

"Restu, gimana kuliah kamu di Inggris?"
Itu suara papa yang bertanya pada kak Restu.

Kak Restu yang mendengar pertanyaan papa, langsung menjawabnya singkat dan tak lupa dengan senyuman menghiasi wajah putihnya itu.

"Baik pa"

"kalau kamu Aura, bagaimana sekolah kamu?"

Dan akhirnya pertanyaan itu menimpaku juga. Semua orang mungkin akan tau jawabanku.

"Biasa aja, Gak ada yang bagus" ucapku datar sambil terus melanjutkan makanku.

Papa dan mama yang mendengar jawabanku menghela nafasnya panjang.

"Aura, kamu harus berubah sayang, kapan kamu gak pendiam lagi? Kamu gabisa begini terus Aura"

Setelah mama mengucapkan itu, mataku langsung menatap kearah mama. Mama terlihat sangat sedih.

"Ma, Aura mau makan. Jadi tolong jangan ngomong begitu ma" ucap ku melanjutkan makanku.

"Aura, kakak yakin kamu bisa berubah"

Itu suara kak Restu.

BRAK!

Suara gebrakan meja makan itu berasal dari tanganku. Entah keberanian dari mana aku menggebrak meja makan.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang