Ternyata cuaca hari ini mendung sekali, setelah tadi pagi cuacanya panas sekarang mendung. Apa akan turun hujan sekarang padahal aku masih dalam perjalanan pulang bekerja. Sedih rasanya jika harus kembali ke rumah yang sangat sepi, hening, tidak ada satu orangpun kecuali aku sendiri. Terkadang aku ingin menangis dengan keadaan ini, mengapa hanya terjadi padaku.
Sejak kecil aku hanya di asuh oleh nenekku karena kakek sudah tidak ada sesudah aku di asuh oleh nenekku. Aku sejak kecil sudah di tinggalkan orang tuaku, ibuku meninggal saat melahirkanku dan ayahku meninggal beberapa bulan kemudian setelah ditinggal ibuku. Ayahku mengidap penyakit yang entah aku tak mengetahuinya sampai aku besar dan karena tidak bisa hidup tanpa ibuku ayahku pergi menyusul ibu. Dan kenyataan pahit ini harus terjadi padaku, aku yatim piatu sejak kecil.
Aku pernah berfikir apa aku ini anak pembawa sial bagi mereka saat aku lahir kedunia mereka semua pergi meninggalkanku, aku selalu berfikir tapi aku tak pernah menemukan jawabannya.
Setelah aku beranjak remaja memasuki bangku menengah atas nenekku mulai rentan tua dan sering sakit-sakitan, dan tidak lama kemudian nenekku pergi menyusul kakek dan kedua orang tuaku. Tuhan kenapa aku harus hidup sebatangkara sungguh aku tak kuat menjalani semuanya sendirian.Lalu lambat laun dan beberapa tahun kemudian aku menerima semua takdir dengan ikhlas aku menjalani semua seperti biasa dengan normal. Setelah nenekku pergi dan warisan kedua orang tuaku sudah tidak ada, hanya rumah warisan terakhir orang tuaku. Aku sekarang kerja paruh waktu setiap harinya untuk menyambung kebutuhan hidupku.
"Rin, siftku udah selesai nih, aku pulang duluan ya?" Ucap Nita yang sudah beres dan akan pulang.
"Oh, iya Nit hati-hati dijalan ya?" Ucapku yang masih mengelap meja dapur.
"Iya, dah." Nita melambaikan tangan dan pergi pulang.
"Hufft, Hari ini lagi rameh. Capek juga nih kaki mondar-mandir melayani pelanggan yang pesan makanan, kira-kira jam berapa sepinya ya?" Aku bergumam sendiri karena kecapekan.
Bosku bu Sinta tiba-tiba datang.
"Rin, nanti kalau pelanggan udah sepi langsung tutup aja ya ibu mau ada kondangan sama bapak ke Saudara di Bekasi jadi buat 2 hari ke depan restorannya tutup dulu dan kamu boleh istirahat dirumah." Ucap bu Sinta yang membuatku lega dan bahagia. "Nanti bilangin juga sama karyawan yang lainnya ya?"
"Iya siap bu."
"Nanti gunakan waktu istirahat kamu dengan baik Rin, jangan sampe pas kerja lagi kamu sakit. Terus nanti kunci restoran kamu yang pegang dulu ya nanti pas udah masuk kerja lagi kamu berangkat pagi-pagi."
"Iya bu, siap." Ujarku sambil hormat tangan seperti bersungguh-sungguh, kemudian Bu Sinta pun pergi.
"Akhinya dapet libur juga dua hari pula, ya lumayanlah buat manjain badanku yang capek ini. Aku harus ngomong sama karyawan lainnya nih.
Aku pun menghampiri semua karyawan untuk berkumpul dan menjelaskan kepada mereka. Aku sudah lama bekerja direstorannya ibu Sinta semenjak lulus SMA, jadi kadang aku lebih banyak di percayakan sama Ibu Sinta dan Pak Indra pemilik Restoran Pondok Indah ini. Jadi beliau kalau ada apa-apa pasti menghubungiku terlebih dahulu, bahkan aku sering di anggap seperti saudara oleh beliau.Restoran pun sudah tutup jam 5 sore, sebenarnya restoran ini selalu tutup jam 9 malam tapi kali ini karena pemilik restorannya akan pergi karena urusan keluarga jadi tutup lebih awal.
Aku pulang kerumah naik transportasi busway, ya jaraknya tidak jauh dari rumahku. Untunglah aku masih bisa menempati tempat duduk di busway karena kakiku benar-benar mau copot saking capeknya. Lalu setelah hampir sampai dirumahku hujan turun dengan begitu derasnya aku mencari tempat berteduh, aku pun berteduh di toko yang sedang tutup. Lalu tiba-tiba dari arah kanan di tempatku berteduh ada pria yang sedang berlari menghampiri tempat dimana aku berteduh, benar saja dia berteduh bersamaku. Kami berteduh dan hanya kami berdua, lalu disitulah kami saling bertemu dan pergi.
~Masih dalam belajar,
Silahkan tinggalkan jejak voment, saya masih butuh kritik dan saran dari para readers.
Terimakasih sudah mampir ;-)

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Hujan
RomanceDi antara hujan kita bertemu dan diantara hujan kita terpisah. Aku berharap kepada hujan agar mempertemukan kami berdua. Aku selalu berdoa dan berharap agar kau terus mengingatku. Hanya satu hari kami di pertemukan, tapi entah perasaan apa saat aku...