Apaan Sih?

811 98 2
                                    

"Caniyaaa, tolongin guee....."

"Apaan sih, Nal?"

"Plis, tolongin gue.."

"Ya jelasin dulu, baru gue tolong. Eh, hape lo bunyi tuh, siapa nge-chat?"

"Bukan siapa-siapa. Intinya, lo bisa tolongin gu- WOI! HAPE GUE!"

"Gue bacain buat lo ya,"

"TANTE ENJU!"

"Nih gue bacain, 'Hai, sayang'. Buset nih orang main sayang-sayang aja, pacar lo Nal? 'Besok jadi jalan kan? Pake baju yang rapih ya~' Anjir geli gue bacanya. 'Jangan lupa~ Dari Veranda pacarnya Kinay sayang' Buseeet, mau muntah gue bacanya."

"CAAAANIIIIYAAAAA!!!"

"Anjir, muka lo kek udang rebus, merah banget."

"BALIKIN HAPE GUE!!"

"Weits, nyelow aja sih mbaknya. Nih."

"Dari tadi kek!"

"Betewe, Veranda siapa? Kek pernah dengar tuh nama."

"Bukan siapa-siapa."

"Dih, kalo si Veranda bukan siapa-siapa lo mana mungkin dia manggil pake sayang terus bilang 'pacarnya Kinay'. Jadi orang tuh jangan denayel, Nal."

"Ribet kalo dijelasin, Shan."

"O aja. Plus, kalo orang lagi ngomong itu diliat wajahnya bukan liat layar hape."

"Dasar tante-tante, hih."

"Haha. Jadi, lo mau minta tolong apa?"

"Ga jadi."

"Plin-plan banget sih."

"Biarin."

"Apa jangan-jangan lo mau minta gue milihin baju buat lo besok ketemuan ama si Veranda?"

"Kalo iya terus kenapa? Ga jadi juga ih."

"Heh! Lo sebagai pacar yang baik harus ngelakuin yang terbaik buat pacar lo!"

"Dia bukan pacar gue!"

"Terus siapa?"

"Jadi gini...."

"Oke cerita terus, gue ga bakal ganggu."

"Lo tau Boby anak jurusan psikologi?"

"Ya pasti dong, cogan kek gitu masa ga kenal."

"Nah, kemaren dia nitip bunga ke gue buat Veranda-"

"HAH?! SERIUS DEMI APA?!"

"Lah, Shan?"

"Aje gilee, padahal gue ngincer Boby... Hiks."

"Oke, bodo amat. Jadi kan abis dititipin kek gitu, gue iseng liat dalemnya. Maklum, kepo. Di dalemnya itu ada surat cinta, sumpah romantis banget gilaak."

"Jangan bikin gue kesel deh, Nal."

"Bodo amat lagi. Nah, pas gue kasih ke Veranda, dia malah mikir tuh bunga dari gue. Dianya malah udah lari kegirangan sebelum gue bahkan jelasin tuh bunga plus surat cintanya dari siapa."

"Jadi intinya?"

"Veranda ngira gue nembak dia, dan lo tau dia ngomong apa?"

"Apaan?"

"Dia ngomong gini di kantin yang lagi rame-ramenya dengan volume yang gue yakini kedengeran cukup jelas, 'Iya, aku juga cinta setengah mati sama kamu sejak lama. Aku sekarang bahagia banget, besok first date kita kan?' Nah, abis dia ngomong gitu- Ah, ga jadi, ga jadi."

"Apa, Nal?"

"Ga papa, ceritanya selesai."

"Lah?! Ga adil! Lanjut, lanjut."

"Gak! Gak gue lanjutin!"

"Emang kenapa sih? Kan gak kayak si Veranda nyium lo aja."

"......"

"Jangan bilang....."

"....."

"DIA BENERAN NYIUM LO TERANG-TERANGAN DI DEPAN ORANG BANYAK?!"

"Hush! Kecilin volume lo!"

"Terus, terus, gimana reaksi yang lain?"

"Gue gak tau, soalnya Veranda abis itu narik gue pergi. Eh, lo ngapain?"

"Cek sosmed. Siapa tau ada."

"Lo gila?!"

"Ah, ketemu. Nih liat, udah nyebar di akun combs kampus kita, likes-nya lebih dari lima belas ribu, komentarnya juga banjir."

"Serius?"

"Makanya sini liat, nih."

"Anjir..... tamat riwayat gue..."

"Ga papa sih, Nal? Dari fotonya, keknya si Veranda ini emang bener-bener cantik. Liat aja, kulitnya mulus, rambutnya keliatan halus, mukanya beneran perfect."

"Kenapa gak lo aja yang pacarin dia? Hih."

"Eh, enggak, enggak. Gue masih normal ya."

"Terus gue gak normal gitu?"

"Iya."

"TANJUU!"

"Aduh, aduh! Jangan narik rambut gue! Lepasin woi!"

"Ish."

"Nah, gitu kan baik."

"......."

"Kembali ke lo lagi, Nal. Lo mau putusin Veranda?"

"......"

"Dari jawaban dia, kayaknya Veranda emang cinta beneran sama lo deh."

"......"

"Jalanin aja dulu. Siapa tau cocok dan lo kepincut sama dia?"

"Gue..... gak tau, Shan."

"Ga papa, soal Boby biar gue yang ngurus."

"........"

"Mangats!"

"Hahahaha........"

"Eh, ada telpon masuk tuh, jawab gih."

"....."

"Veranda?"

"Iya- Eh? SHAN!"

"Halo? Ini Veranda pacarnya si Kinal gembrot ya? Oh iya, nanti aku bilangin Kinalnya. Kinal? Lagi kangen kamu katanya, minta peluk sama cium juga. Eh, ga papa, ga usah repot-repot. Um... di taman sebelah fakultas hukum. Iya, makasih, bye."

"Gila lo, Shan."

"Gak gila kok gue, cuman baik aja. Semangat ya! Bentar lagi Veranda mau kesini, fighting!"

"Hah? Eh, lo mau kemana?!"

"Babai paus gendut!"

"Caniya!"
.
.
.
.
.
.
.

Selingan ga berfaedah dan ga penting biar otak ga meledak pas nulis Prove It.

J.VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang