Chapter 1: The Meet at Last

1.3K 52 3
                                    

/Sesaat setelah pertandingan White dan Bam, setelah Bam bertemu kembali dengan Yuri/

/Yuri side/

"Kau...Ini benar benar bocah itu kan? Kau benar benar The25th Bam kan?" ujarku sambil memeluknya.

Tak kusangka, bocah yang kusangka sudah mati selama ini, bocah yang selalu kucari selama ini, bahkan kurindukan, ada di depan mataku. Setelah tahun tahun itu, setelah mereka menyatakan bahwa bocah ini sudah mati, aku tidak bisa berhenti mencarinya. Dan sekarang, dia ada disini. Mukanya tidak berubah, tapi dia terlihat lebih dewasa dari pertama kali kulihat bersama Evan. Dia juga menjadi lebih kuat. Tetapi.... bagaimana?

"Uuhh,Yuri?" Katanya menyadarkanku yang terlalu terhanyut dalam lamunanku. Aku pun melepaskannya dan melepas seulas senyum cool ku.

/Bam's Side/

Yuri pun melepas pelukannya. Pelukan Yuri sangat hangat dan menenangkanku. Setelah banyak hal yang terjadi, dia membuatku tenang dengan pelukannya, walau sedikit sakit karena dia terlalu memelukku dengan keras.

"Kau masih kuat, ya?" Kataku sambil memijit bahuku yang sedikit sakit.

"Tentu saja!" Katanya dengan senyum coolnya yang merekah.

"Ayo, kalian semua pasti lelah. Duduk dulu" kata Yuri sambil menuntun kami ke ruangan yang agak luas. Disitu tersedia beberapa kursi yang ditata melingkar. Aku mengambil tempat duduk di salah satu lingkaran. Yuri, Khun dan Rak ikut duduk di sekelilingku. Yuri pun membuka percakapan,

"Jadi, bagaimana kau bisa ada disini?"

/Yuri's Side/

Bam mulai menceritakan bagaimana dia ditahan oleh FUG, lalu menaiki menara bersama orang pilihan, dan terkadang sendiri. Sampai bagaimana ia bisa bertemu kembali dengan Si anting, buaya dan teman temannya itu, bahkan tentang masalah yang baru dia hadapi, White.

"Kau... Sudah mengalami banyak hal" ucapku padanya.

Jujur, aku tidak tau bahwa bocah ini mengalami kesulitan selama ini. Dan aku.......

Aku tidak bisa disana bersamanya.

"YAK! Karena kita baru saja menghadapi badai besar, ayo kita istirahat" kataku menutup percakapan kita.

Bam, si anting dan buaya pun berdiri untuk mencari kamar mereka dan beristirahat. Kulihat Bam berpisah dengan si anting dan buaya kemudian masuk ke kamarnya.

Setelah koridor mulai sepi, aku berjalan ke depan pintu kamar Bam dan mengetuk pintu kamarnya.

"Bocah, boleh aku masuk?"

Tanpa menunggu jawaban, aku menerobos masuk ke dalam kamarnya. Dan tidak kusangka, si bocah sedang...

sedang...

sedang...

GANTI BAJU!

"Argh! Kenapa bajumu- ah sudahlah, cepat pakai bajumu!"

Aku merasakan mukaku menjadi panas. Pasti langsung memerah, tetapi aku hanya diam berdiri mematung, tanpa bergerak sedikitpun.

"Ah maaf!" ,ujar bocah malang itu. Walau sebenarnya itu salahku.

Bam yang awalnya kaget, langsung memakai bajunya kembali. Untung, dia baru melepas kaosnya.

Setelah dia sudah rapih, aku berjalan dan duduk di sampingnya dengan sedikit kikuk.

"Kenapa, Yuri?" Tanya Bam dengan muka polos.

Mukanya itu, mohon dikontrol sedikit supaya jangan terlalu imut.

"Boca- ah bukan, Bam...."

Bam hanya menoleh dan menyunggingkan senyum tipis.

Tangan ku kembali terulur untuk memeluknya lagi

"Aku jujur, aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Kumohon jangan pergi lagi.... "

Tak kusangka, Bam membalas pelukanku.

"Tidak, Yuri. Aku akan tetap disini, bersamamu............

dan semuanya".

Entah kenapa, aku langsung merasa malu dan senang secara bersamaan setelag mendengar kata katanya sampai aku tidak bisa mendengar kata kata setelah "bersamamu".

/Bam's Side/

Yuri.....

Dia selalu baik padaku. Sejak pertama bertemu, walau hal pertama yang ia lakukan adalah menendang ku.

Pelukan ini terasa lebih hangat dan nyaman daripada yang sebelumnya. Karena kebaikannya, dia mengingatkanku akan Rachel.

Ya..... Rachel.

Perempuan yang selama ini menemaniku, tetapi tiba tiba meninggalkan ku dengan alasan ingin melihat bintang.

Apakah aku tidak cukup buat mu?

Memecah lamunanku, tiba tiba Tuan Khun masuk ke dalam kamarku yang membuat kami spontan melepas pelukan kami.

"Bam, apa kau tau dimana an-?"

Ucapan nya berhenti saat melihat Yuri. Tanpa berpikir dua kali, Yuri langsung melesat ke luar untuk menghindari pertanyaan dari Tuan Khun.

"Apa itu?"

Dan meninggalkan Tuan Khun dengan wajahnya yang kebingungan

--------------------------[&]---------------------------

Hai semuaaaaa!
Dengan author disini
Akhirnya bisa up!
Susah nulisnya, kebiasaan nulis bahasa inggris jadi telmi pake b.indo
Maaf kalo lama
Tugas sekolah menumpuk, capek banget
Udah gitu bentar lagi UTS
Jadi aku mau hiatus 2 minggu -an
WADUHHHH, HIATUS HIATUS, UDAH JARANG UP AJA LU *Lempar tomat*
2 MINGGU-AN?! AN NYA BERAPA HAH?! *lempar golok*
Maaf reader, maaf banget
Pokoknya follow terus yaaaa
Jangan lupa vote and follow
Ditunggu komennya #penggemarbacakomen

-Renren

(Update: pas dibaca ulang, baru rasa ancur banget tulisannya, mohon dilanjut aja yaaa, episode 2 udah mulai gaya penulisan yang udah di revisi kok. Thank you!!!)

Destiny, Tower of God Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang