Yang Terakhir

144 7 3
                                    

Nggak ada hal yang paling menyenangkan di dunia ini selain jatuh cinta lagi. Kadang buat sebagian cowok, jatuh cinta itu soal memilih, bukan menunggu. Sama halnya kayak Kukuh. Menurut kebanyakan orang berpikir kalau seorang Kukuh -yang mempunyai wajah dan postur tubuh yang ideal itu mudah buat dapetin cewek. Memang sih, banyak cewek di kampus yang mencoba buat deketin Kukuh, tapi sekali lagi, kadang cinta itu memilih. Kukuh belum bisa mutusin untuk jatuh cinta lagi setelah putus dari Rara dan jauh dari Nabila.

Banyak teman-teman Kukuh juga yang coba mencomblangkannya dengan beberapa cewek, tapi semuanya sia-sia, Kukuh menolaknya dengan halus dan lebih memilih fokus sama dunia serta segala kesibukannya. Maka dari itu semua, Kukuh sering dianggap bodoh karena menyia-nyiakan seseorang yang menurut mereka baik, cantik, tajir, dan tulus.

“Kuh, cewek tipe lo tuh kayak gimana sih?” tanya seorang teman Kukuh.

“Keibuan,” jawab Kukuh.

“Kok?”

“Soalnya yang keibuan itu pandai menyusui.”

“……..”

Waktu pun semakin berlalu, Kukuh baru sadar ternyata komitmen yang dia pegang erat dari dulu terasa ingin dilepaskan. Kukuh merasa yang tadinya terbiasa melihat orang yang berpacaran atau yang berkorban buat orang yang disayang, kini berubah jadi rasa rindu. Rindu ingin membuat seorang cewek bahagia, rindu ingin membuat cewek merasa dirinya spesial, rindu merasa nyaman dekat dengan cewek yang bisa bercerita apa adanya, dan rindu seperti kepada Nabila. Kebawelannya. Kebawelan seorang cewek. Kebawelan yang mengatasnamakan peduli dan perhatian yang bisa membuat hati Kukuh bisa luluh.

Semandiri-mandirinya cowok, pasti dia suka teledor, nggak peduli sama dirinya sendiri, nggak teliti dan kurang hat-hati, bahkan kadang merasakan kesepian. Jadi, cowok juga kadang ingin ditemani sepasangan telinga yang siap mendengarkan apapun ceritanya, memperhatikan pola hidupnya, dan mengomelinya ketika salah untuk kebaikan dirinya.

Sejak ketemu Gia pertama kalinya di kampus waktu itu, Kukuh memutuskan untuk berkompromi pada dirinya sendiri, untuk bisa mengulang kejadiannya dengan Nabila dulu. Dan entah kenapa saat itu juga momennya bisa sama, ketika dulu Kukuh ketemu Nabila ketika saat ospek SMA, dan saat ini Kukuh bisa ketemu Gia saat ospek di kampusnya.

Nggak ada hal pun yang tidak disengaja, semua perlakuan Kukuh memang dibuat agar bisa meyakinkan hatinya juga. Buat memilih lagi orang yang akan dia korbankan, dan itu adalah Gia.

Kukuh nggak melihat Gia itu cantik -atau nggak, sebaik dan sebawel Nabila -atau nggak, yang penting -menurutnya adalah “Gia akan bahagia. Tunggu aja,” kata Kukuh dalam hatinya.

Selama di ospek, Kukuh selalu melindungi Gia dari kejahilan panitia ospek lainnya. Saat itu Gia juga orangnya sangat cuek sebagai cewek. Jutek ke cowok dan kadang dia selalu menolak dengan mentah-mentah setiap ada cowok asing yang mendekati dan sampai mengganggunya.

“Eh Gia, dipanggil kak Kukuh tuh disana,” kata seorang temannya yang tiba-tiba ada di hadapannya.

“Ada apa?” tanya Gia.

“Nggak tau tuh, disuruh kesana,” jawab temannya Gia sambil mengangkat bahunya.

“Yauda, makasih ya.”

Setelah itu Gia pun nyamperin Kukuh yang lagi ngobrol sama dua orang temannya dan Kukuh langsung meninggalkan kedua temannya itu yang sadar kalau Gia datang menghampirinya.

“Tadi manggil bukan?’ tanya Gia.

“Iya,” jawab Kukuh datar.

“Ada apa?”

“Nggak ada apa-apa.”

“Ih.”

“Jangan duduk disana,” ucap Kukuh sambil menengok ke arah bekas tempat yang tadi Gia duduki.

Kukuh Meet Gia (Dia Tetap Menjadi Masa Laluku, Tahun 2009)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang