White Chemistry [MayuzumiChihiro][KnB]

White Chemistry Part 1

Judul : I want you, Baby!
Genre : Hurt/Comfort
Mayuzumi Chihiro

==========================

Melangkah konstan menuju kelas tak peduli dengan pandangan rendah mereka---yang sudah terbiasa untuk dirimu.

Mengeratkan peganganmu dengan ujung tas—menambah kecepatan langkahmu. Entah kenapa kau sangat terburu-buru untuk hari ini.

Brukk!

Dapat kau tebak dirimu menabrak seseorang mengetahui dirimu terjatuh—meringis kesakitan menahan sakit di tulang ekormu yang telah kau jadikan tumpuan.

Mengetahui orang yang kau tabrak tak terjatuh sama sekali—menengadah ke atas berniat melihat siapa yang telah kau tabrak.

Manik matamu membulat sempurna, terkejut melihat siapa yang telah kau tabrak---tatapannya datar nan dingin.

Mayuzumi Chihiro

Merubah posisimu—kau bangun sembari merapikan seragammu.

'Bersikaplah seperti tak terjadi apa-apa (name). Kau pasti bisa'

Menatap dirinya sejenak---perlahan mengambil ancang-ancang untuk melanjutkan langkahmu yang sempat tertunda.

'Apa itu yang di sebut lari dari kenyataan—dengan semua yang telah terjadi'

•••••••

Mengetuk-ngetuk pulpen pada meja tak bersalah, pikiran tak konsen dengan pelajaran yang sedang berlangsung—terlalu asyik pikiranmu melayang memikirkan lain.

Terbayang kembali mengingat semua hal nekat yang kau telah lakukan di hari valentine---sepenuh hati kau sampaikan semua yang kau rasakan padanya.

Pada Mayuzumi.

Menyatakan cinta secara terang-terangan namun tak mendapat respons baik—merasa kau telah di tolak perlahan kau susun ulang rencana.

Menghindar dan lari begitu saja mungkin akan membuatmu lebih tenang beranggapan tak pernah terjadi apa-apa diantara kalian.

*Kriingg*

Bunyi bel membuyarkan lamunanmu—mengemas bukumu yang berserakan memasukkanya ke dalam tas dan siap untuk kembali ke rumah.

"[name]!"

Terkejut? Tentu saja! Sosok Mayuzumi dengan tiba-tiba muncul di hadapanmu--memanggil namamu dengan jelas, bingung apa yang harus kau lakukan.

'Ada apa lagi? Mengapa kau terus muncul!?'

Ingin kau berkata seperti itu namun lidahmu terlalu kelu untuk berbicara seperti itu di hadapannya. Ingin kau lari sekarang juga namun situasi tak memungkinkan dirimu.

"Apa kau dengar aku?"

Mengeratkan peganganmu pada ujung rok—tak berniat untuk menatap wajahnya, tak kuasa jika kau harus menatap manik kelabunya.

"Pergilah! Jangan muncul lagi di hadapanku!"

Pergi berlari meninggalkannya—kebohongan yang begitu nyata kau tampakkan, ingin jika dirinya selalu ada di hadapanmu.