Chapter 1

1.5K 72 6
                                    

SMA Tunas Jaya amat ramai dipagi ini. Tepatnya pagi senin. Karena sebagian murid datang terlebih dahulu agar tidak dapat hukuman mojok dengan tiang bendera. Panas, siapa mau. Oke tinggalkan curhatan hari senin, didalam kelas dua ips satu terlihat sedikit murid disana karena banyak yang belum datang. Hanya ada dua orang gadis manis yang tengah bercengkrama dikursi.

Gadis-gadis manis itu adalah (nama kamu) Gracia dan Diandra sabila, mereka sudah bersahabat sejak lama. Sejak (nama kamu) dan keluarganya pindah ke Komplek tempat Diandra tinggal.

"Dian, kak zacky ada line lu kaga?" (nama kamu) menatap layar handphonenya sambil tersenyum penuh arti.

"Lu nanya gue (nam) gak salah? Itukan kakak lo kali, hadeh." Jawab Diandra.

"Tapikan gebetan lo," Sahut (nama kamu).

Blush. Pipi Diandra merona mendengar kata 'Gebetan'.

"Ih gue sih gak mau sama cowok pecicilan kayak dia. Ogah!" Elak Diandra.

"Tapi kenapa pipinya merah hayooo!" goda (nama kamu) sambil tertawa.

"Ya.. ya gak tau." Diandra diam.

"Haha. Gak deng. Gue sengaja aja nanya gitu. Yaiyalah dia gak ngeline lo orang koutanya abis, haha!" Tawa (nama kamu) pecah, ia tak habis pikir manusia setampan zacky Hilmi, bisa kehabisan kouta.

"Ganteng gak modalan," Cibir Diandra.

"Udah, udah. Mending kita kekantin, makan. Ntar pingsan pas upacara," Ajak Diandra

"yuk ah,"

***

Suasana kantin lumayan ramai pagi ini, (nama kamu) dan Diandra memilih duduk didekat sebuah lemari pendingin, agar mudah mengambil minum pikir (nama kamu). Diandra dan (nama kamu) melahap Bakso dimangkuk dengan nikmat, maklum bakso dikantin adalah Best seller mang jajang.

Disekolah ini, (nama kamu) memiliki seorang kakak yaitu Zacky hilmi. Yang diceritakan diatas. Seorang pria tampan anak kelas Dua belas Ips dua yang menjadi rebutan anak cheerleader dan anggota Geng terkenal bernama Daks28. Pagi ini Zacky belum nampak batang hidungnya dikantin, mungkin ia tengah ngobrol dikoridor bersama gengnya.

"Kenyang.." Ucap Diandra sambil meminum air putih.
"Iya nih. Coba aja Mang jajang buka cabang, enak banget baksonyaa," Ujar (nama kamu) sambil meneguk air putihnya juga.
"Iya. Jadi best seller lagi deh. Haha!" tawa keduanya.

Bel tanda upacara dimulai, semua murid bergegas kelapangan. Ada yg berlarian namun ada yang acuh. Itulah realita anak-anak saat diHari senin. Upacara berjalan dengan Khidmat, hingga selesai.

Tanda upacara selesai merupakan kegembiraan yang tak terhingga bagi murid SMA Tunas jaya.
"Capek. Gerah," Keluh Diandra sambil mengipas badannya sesampainya didalam kelas dengan kipas kertas kecil dari kantungnya.

"Hooh. Panas, pake banget. Mana pak Dayat pidatonya lama," Sahut (nama kamu) sembari duduk dikursinya dan mencari kipas angin kecil berwarna merah miliknya. Ia menyalakan benda tersebut, anginnya sejuk.

"Ngapain sih Dian lu make kipas tangan. Lu kan bawa kipas angin yang kayak gini. Kita kan sama anak-anak yang lain couple pas beli minggu lalu," (nama kamu) seperti mengingatkan.

"Eh iya ya,  kok gue mau pegal-pegal pake kipas tangan. Untung lo bilang,  lo emang temen ber-faedah (nam)."
"Kemana aja lo?" (nama kamu) hanya mendelikkan matanya.

Keduanya asik dengan kipas, menyejukkan diri dari panas. Sampai ketua kelas mereka yaitu Bagas Adhijaya mendatangi kelas dengan wajah gembira.
"BU YANTI GAK DATANG!" Soraknya, sontak seisi kelas amat gembira. Hari senin, matematika tidak masuk adalah kesenangan tersendiri bagi mereka, apalagi guru tersebut amat killer.

Traumatic✔️ ( Revisi Besar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang