PART 1

583 57 9
                                    

Pria paruh baya itu menatap kedua gadis yang baru saja memulai masa orientasi siswa mereka. Mereka bilang masa SMA adalah masa yang paling indah dan Daniel berharap kedua gadisnya itu dapat merasakan indahnya masa SMA yang dijanjikan itu. Bukan sepertinya, yang menghabiskan waktu SMA untuk berkutat dengan buku-buku tua di perpustakaan.

Setelah memastikan kalau upacara penyambutan telah selesai, Daniel berbalik untuk segera ke rumah sakit. Ya Daniel adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit di Kota Seoul.

Namun baru beberapa ia melangkah seseorang meraih tangannya membuat ia berbalik.

"Anda Tuan Daniel? Wali dari Jung Eunha?" ucap wanita asing itu membuat ia mengangguk pelan.

"Iya, ada apa?"

"Eunha pingsan." ujarnya membuat ia menoleh kearah lapangan upacaran dan mendapati Eunha terkapar di lapangan dengan beberapa pembina masa orientasi siswa dan para siswa baru yang melingkar disekitarnya. Daniel berlari kesana, menerobos kerumunan.

"Bangun, nak." ucap Daniel sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya untuk menghampus bekas darah yang masih mengalir lewat hidung Eunha.

"Eunseo, dimana dia?" tanya Daniel, namun tidak ada satupun yang menjawab. Baik, kalau Eunseo tidak ada itu merupakan masalah nanti, namun Eunha butuh pertolongan pertama secepatnya. Lagi pula ia yakin, Eunseo dapat menyelesaikan masa orientasi hari ini hingga akhir. Mengingat tubuhnya yang jauh lebih kuat daripada Eunha.

Matanya beralih pada sosok pembina yang tak jauh darinya.

"Saya minta izin untuk Eunha tidak mengikuti masa orientasi hari ini. Saya harus mengantar dia ke rumah sakit." ujar Daniel sambil merengkuh Eunha dalam gendongannya dan dengan terburu ia membawa Eunha ke rumah sakit, tanpa menanti jawaban dari pembina tersebut.

'Anak ini memiliki imun tubuh yang lemah. Membuat dia tidak dapat terkenal paparan sinar matahari terlalu lama, melakukan hal yang terlalu berat hingga membuat dia kelelahan dan stress.'

•••

"Eunseo, sudah Appa bilang berulang kali. Jangan mengusili adikmu!" bentak Daniel ketika melihat Eunha pulang dengan keadaan basah kuyup dan bau amis telur.

"Siapa suruh dia menggunakan kacamata tebal dan lihat style-nya! Sangat menyedihkan! Siapa yang masih mengepang rambutnya seperti itu dijaman sekarang?!" ucap Eunseo dengan nada tinggi.

Daniel yang sudah mulai menua itu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan sikap Eunseo yang sangat berbanding terbalik dengan Eunha.

"Cukup Eunseo, kau dihukum! Appa tidak akan memberimu uang jajan selama seminggu!"

"T-tapi.."

"Jangan, Eunseo Eonnie tidak salah." ujar Eunha dengan nada lembut membuat Eunseo menatapnya tajam.

"Jangan sok membelaku! Kau senang kan?!" tanya Eunseo sambil mendorong tubuh Eunha hingga terjatuh ke lantai.

"Eunseo, cukup! Masuk ke kamar!" bentak Daniel lagi membuat Eunseo kesal setengah mati dan masuk ke kamarnya dengan menghentakkan kaki.

Daniel berjongkok dan melihat air mata mengalir dari kedua sisi mata Eunha. Ia melepas kacamata Eunha dan melihat retakan pada kacamatanya.

Please, stay! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang