Ini tahun yang baru, aku memulai sekolah di tempat yang berbeda, hari ini aku menjadi anak kelas 1 di SMA swasta yang ada di kotaku, bukankah ini masih terlihat sama? Hanya saja pakaianku yang berubah dan teman teman yang baru, hah? Teman, dari banyak anak anak di sekolah SMP dulu, hanya aku yang masuk ke SMA ini, yang lain memilih SMA di kota sebelah, aku tidak tahu mengapa, aku hanya memilih SMA yang ada di kotaku saja, mungkin untuk urusan jarak, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, dan aku hanya perlu berjalan selama 10 menit perjalanan dari rumah.
Aku memiliki visi dalam hidupku, yaitu tidak menganggap apa itu wanita kecuali ibuku sendiri, hatiku untuk diriku sendiri dan wanita 2D.
Saat aku masih duduk di bangku SMP banyak yang menganggap bahwa aku sedikit gila dengan visi seperti itu, tetapi aku tidak peduli dengan itu semua, selama aku melakukannya dan itu tidak mengganggu orang lain, itu bukan masalah bagiku.
Aku melihat jam di tanganku, jam menunjukan pukul 06.40 masih tersisa waktu 20 menit acara penerimaan siswa baru di mulai, aku pelankan jalanku, dengan santai aku pergi menuju sekolah. Tanpa aku sadari, aku di tabrak oleh seseorang.
" a aduh " ucapku saat aku terjatuh setelah di tabrak orang itu, tanpa aku melihatnya terlebih dahulu, aku mencibir dan memaki orang itu
" woy, bodoh!! , kalo jalan itu jangan sembarangan , hati hati, punya mata gak sih! " ucapku dengan kasar, aku tidak menyadari bahwa yang aku tabrak itu adalah seorang wanita, aku terus mencibirnya dengan nada yang di keraskan.
" ma maafkan aku " ucapnya sambil menangis " maaf aku tidak tahu jika ada orang di depanku, aku lari tergesa gesa karena takut ada anjing " jawabnya sambil terisak isak, " bisakah kamu membantuku mencarikan di mana tongkatku yang jatuh? " sambungnya lagi.
Aku terkejut dengan apa yang di katakan oleh gadis itu "tongkat? Apa maksudnya itu" pikirku, aku mencoba melihat gadis yang terjatuh di belakangku itu, aku terkejut ketika melihatnya. " dia tidak bisa melihat? Woy woy yang benar saja" pikirku terkejut dengan perasaan malu.
" ba baiklah, aku akan membantu mencarikan tongkatmu " aku berdiri dari tempatku jatuh dan aku membantunya mencarikan tongkatnya, ternyata tongkat itu terjatuh di selokan yang ada di sampingku, selokan yang kering. Aku membantunya berdiri, aku melihat kakinya terluka, mungkin akibat terjatuh dan kakinya menggesek ke aspal, begitu juga dengan siku tanganku yang sedikit lecet akibat jatuh tadi.
" ini tongkatmu " ucapku, sambil menyerahkan tongkat yang jatuh tadi kepadanya
" em, terimakasih banyak " jawabnya dengan terisak isak.
" apakah kamu tidak apa apa? " tanyaku penasaran kepadanya
" tidak, aku tidak apa apa, hanya saja kakiku sedikit sakit, kamu bagaimana? " jawabnya sambil memegang tongkat." aku juga tidak apa apa, hanya sedikit luka kecil di siku tanganku " jawabku dengan sedikit malu kepadanya
" biarkan aku mengobatimu, bukankah ini semua salahku, karena aku menabrakmu"
" tidak, tidak usah repot repot, aku tidak apa apa, lebih baik kamu mengobati kakimu sendiri yang luka " jawabku menolak
" benarkah?, kamu tidak apa apa? Maafkan aku karena aku berlari sembarangan dan tidak memahami situasi bahwa ini ditempat umum " ucapnya dengan perasaan bersalah
" tidak, itu tidak masalah,bukankah kamu berlari untuk menyelamatkan diri dari anjing, lagian aku juga tidak apa apa, ngomong ngomong dimana kamu tinggal? " jawabku
" aku tinggal di daerah sini, di sekitar perempatan jalan yang ada di depan sana, belok kiri sekitar 10 meter, dan ada gang kecil, di situ aku tinggal " jawabnya kepadaku
" baiklah, mari aku antarkan pulang " ucapku menawarkan bantuan.
" tidak, tidak usah repot repot, aku bisa pulang sendiri " jawabnya menolak
" sungguh ? "
" iya, aku tidak apa apa " jawabnya lagi.
Gadis itu pergi meninggalkanku, saat aku hendak berbalik arah, sekitar jarak 10 meter dari tempatku berdiri aku melihat gadis itu terjatuh, dan tongkat yang di pegangnya menggelinding ke tengah jalan, dari kejauhan aku mendengar suaranya
" di mana tongkatku, di mana tongkatku " , saat aku hendak untuk mengacuhkannya dan aku melihat tangan gadis itu hampir menemukan tongkatnya, dari kejauhan aku melihat ada sebuah truck yang akan lewat di depannya persis, aku berlari, truck itu kira kira berjarak sekitar 20m dari tempat gadis itu terjatuh, aku berlari dan berhasil menangkap gadis itu, namun tongkat miliknya patah terlindas truck yang lewat tadi.
" ka kamu tidak apa apa? " ucapku dengan terengah engah.
" di dimana tongkatku ? " jawabnya yang hanya memikirkan tongkatnya sambil menangis.
" maaf, tongkatmu terlindas truck yang tadi lewat, dan tongkatmu patah, tapi syukurlah kamu selamat " ucapku kepadanya. Dia menangis, aku tidak tahu apa alasannya dia menangis, yang aku pikirkan, bukankah itu hanya tongkat biasa, membeli yang baru juga bisa kan,pikirku.
" tongkatku? , dimana tongkatku? " ucapnya sambil terus menangis.
" sudahlah! , tongkatmu sudah patah, kamukan bisa beli yang baru " ucapku, tanpa aku sadari, ucapanku membuatnya marah
" apa! Beli katamu?! , kamu tidak tahu apa apa, kamu tidak mengerti!! " jawabnya sambil menangis, aku pergi menghampiri tongkatnya yang patah, dan mengambilnya,
" ini tongkatmu! " ucapku sambil menyerahkan tongkatnya, aku melihatnya tetap menangis, menangis dan menangis, saat aku memberikan tongkat yang patah itu, gadis itu tidak mengucapkan sepatah kata pun kepadaku, hanya menerima tongkat yang patah dan dia terus saja menangis sambil memegangnya dengan erat.
" mari aku antarkan pulang " aku menggendong gadis itu, dia tidak melawan kepadaku, tubuhnya sedikit agak lemas, mungkin terkejut karena tongkatnya yang patah, tidak ada satu katapun yang aku katakan saat aku mengantarkan dia pulang, aku hanya bertanya arah mana yang harus di tuju selanjutnya dan dia hanya berbicara lirih di dekat telingaku, aku bisa mendengar dengan jelas hembusan nafas yang berat dari gadis ini, aku tidak tahu apa yang membuatnya begitu sedih, saat dia tahu bahwa tongkat yang dibawanya patah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tongkat
RomancePertemuan antara seorang perempuan tuna netra dan laki laki normal.