"Nuna, apa kau lupa padaku?"~Flashback~
2 tahun yang lalu saat hujan mengguyur dengan deras di sore hari. Seorang bocah dengan luka lebam di pipinya yang berdenyut dan ia meringis seraya menyentuh lukanya. memang terasa sakit, tapi lebih sakit lagi hatinya. Benar apa yang di katakan oleh kakak kelasnya kalau ia anak yang lemah, ia pecundang, dan orang yang lemah selalu di paksa menuruti orang-orang yang kuat. Orang yang lemah selalu kalah, orang yang lemah tidak bisa menggapai impiannya. seperti dirinya kini yang harus menuruti kemauan orang tuanya. orang tuanya selalu memaksakan kehendaknya tanpa tau apa yg anaknya inginkan.
"Hei ini punyamu kan?" seorang gadis menghampiri bocah itu sambil meletakkan tas ransel miliknya tepat di depannya.
"kau sedang apa di sini? apa yang kau lakukan di sini sendirian?"
Namun bocah itu tak menjawab, dan menghiraukan pertanyaan gadis yang duduk di sampingnya. gadis itupun menggoyang-goyangkan badan bocah di sampingya barulah bocah itu mendongak. Dia memakai kacamata bebentuk bulat seperti kacamata harry potter yang di film.
Setelah mengamati wajah gadis di depannya, bocah itu terbengong beberapa saat.
"coba ku lihat lukamu" ucapnya sambil meneliti luka di wajah bocah di depannya."Ayo ikut aku! kita obati luka di wajahmu itu biar tidak makin parah".
"tidak usah, biarkan saja." sahutnya dingin.
gadis itupun lantas berdiri dan berjongkok di depan bocah itu.
"aku tidak tahu apa masalahmu, tapi tidak baik menyakiti diri sendiri seperti ini" ucapnya lembut sambil tersenyum, dan lagi-lagi bocah itu terbengong karena terpesona dengan gadis di depannya
"Ayo ikutlah aku !!" ajaknya lantas menggandeng tangan bocah itu dan membantunya berdiri.
gadis itupun membawanya ke sebuah klinik yang dekat dari sini untuk mengobati lukanya.
"Apa kau tidak apa-apa?, apa lukamu sakit?"
segala pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut gadis itu"Aku tak apa nuna, terimakasih" jawabnya pendek lantas menundukkan kepala.
"apa yang terjadi denganmu, kenapa kau bisa terluka dan banyak lebam di wajahmu? apa kau berkelahi?" tanyanya
"Aku sungguh tak apa nuna, dan terimakasih karena sudah menolongku dan mengobati lukaku". ucapnya dengan sedikit malu.
"Hei-hei aku sedang bertanya, kenapa kau bisa terluka seperti itu? siapa yang memukulimu?" gadis itupun tak tahan bertanya dan mendengar jawabannya.
"ummm... aku tadi di palak kakak kelas. karena tak mau memberi mereka uang akhirnya aku di pukuli" jawabnya dengan gemetar.
"Di mana rumahmu? biar aku antar kamu pulang" ucap gadis itu
"Aku tidak ingin pulang" jawab bocah itu yakin. "Aku benci di rumah" lanjutnya seraya memeluk lututnya. "Ayah dan ibu jahat, aku ingin menjadi seorang penyanyi tapi mereka selalu saja memaksaku melakukan hal yang mereka inginkan tanpa mengerti apa yang aku mau." tanpa sadar bocah itu mencurahkan isi hatinya.
Gadis itu tersenyum dan meletakkan tangan di kepala bocah itu, mengacak-acaknya.
"tapi bukan berarti kamu pergi dari rumah kan? sekarang coba kamu pikirkan, apa dengan kamu pergi dari rumah kamu bisa mencapai apa yang kamu inginkan? tidak kan?"
Bocah itu terdiam tapi matanya menatap lurus ke mata gadis itu."Dengarkan aku, kabur sebelum berperang itu namanya pengecut.
"Tapi aku hanya seorang bocah, aku tidak bisa berbuat apa-apa" keluhnya.
perempuan itu tertawa kecil, "sekarang aku tanya, apa yang sudah kamu lakukan untuk meraih impianmu itu?"
Bocah itupun tersentak dengan pertanyaan gadis itu, ia berpikir sejenak. dan ia pun menyadari sesuatu, ia belum melakukan apapun untuk meraih impiannya.
"jadi apa yang sudah kamu lakukan?" gadis itu mengulangi pertanyaannya.
"aku belum melakukan apa-apa kak" jawabnya lirih lantas menundukkan kepala menyesal.
"kalau begitu pulanglah dan bilang ke orangtuamu apa yang kamu inginkan".
Gadis itupun mengacak-acak rambut bocah itu lagi dan membuatnya tersipu. Seketika jantung anak berusia lima belas tahun itu berdegub kencang."Terimakasih kak" ucapnya gugup.
"Sama-sama" balas gadis itu sambil tersenyum ceria.
tiba-tiba gadis itu menepuk jidat, "ya ampun aku terlambat pulang ke rumah" serunya panik lantas berdiri.
"ng... kamu bisa pulang sendiri?""bisa kok kak, nanti aku telepon supir untuk menjemput, kakak pulang duluan saja" kata bocah itu.
"Baiklah kalau begitu, kakak pergi ya daahhh!!"
gadis itupun berlari tanpa sadar telah menjatuhkan sesuatu.Bocah itu pun tersadar kalau dia belum menyakan nama nuna itu, ia mendesah berat dan kemudian berjalan pergi namun matanya tertuju pada sebuah kartu kecil berbentuk persegi panjang di tanah,ia pun mengambilnya
"Kartu Tanda Siswa?" gumamnya
Bocah itupun tersenyum bahagia karena ia sekarang bisa dengan mudah mencari nuna itu~flashback end~
jangan lupa vote ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say I LOVE U??
FanfictionBocah yang baru berumur 15 tahun jatuh cinta dengan sosok yang menyelamatkannya dan meraih impian terbesarnya. teman masa kecil yang mengharapkan cintanya terbalas