MinHope

3.2K 221 27
                                    

01.00 pm

Hujan deras mengguyur kota seoul, seakan tak hentinya menjatuhkan air yang terus mengalir. Membuat keadaan kota seoul menjadi sangat ramai karna suara derasnya hujan. Tak menutup kemungkinan adanya petir yang bergemuruh. Biasanya disaat seperti ini, semua orang akan berlindung atau berteduh di rumah mereka masing- masing. Atau mereka terjebak di sebuah tempat, karena tidak ingin melawan derasnya hujan. Tapi beda dengan dua insan yang malah berjalan berdua menikmati derasnya hujan, entah apa yang membuat mereka keluar rumah. Sebut saja mereka Jung Hoseok pemuda berusia 22 tahun dan Park Jimin berusia 21 tahun. Mereka berjalan beriringan sambil sesekali berteriak saat ada petir menyambar. Kau pikir siapa kira-kira yang berteriak dan berakhir memeluk seseorang??

Jimin??.

Animnida.

Si pemuda yang lebih tua. Ya Hoseok, Hoseok lah yang berteriak ketakutan. Walaupun dia lebih tua disini, namun sifatnya sama seperti anak sd, ah lebih tepatnya anak tk. Ckckckck. Dan dengan senang hati Jimin menenangkannya dengan segala kata-kata penenangnya.

Tiba-tiba .........



Duaaaarrr.. ....

Petir menyabar di tengah-tengah perjalan mereka. Seketika Hoseok yang terkejut dan segera menghambur kepelukan Jimin dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang Jimin.

"Jimin-ah............. Aku takut" ucap hoseok sambil mempererat pelukannya. Jangan lupakan kedua matanya yang tertutup rapat, takut akan petir yang akan kembali menyambar.

"Tenang hyung, ada aku disini. Salahkan dirimu yang mengajakku keluar disaat hujan deras seperti ini. Cih" gerutu Jimin. Saat dirasa hoseok tak lagi memeluknya.

"Aish kau juga mau saja aku ajak" bela hoseok sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Kau yang memancingku. Aish hyung lebih dekat denganku. Nanti badan mu basah" Jimin menarik tangan hoseok mendekat ke arahnya. Menarik Hoseok berlindung pada payung yang Jimin pegang.

"Eoh"






Flashback on

"Jimin-ah apa yang kau lakukan??" ucap hoseok seraya medudukkan bokongnya di pinggiran ranjang jimin.

"Mengerjakan skripsiku. Wae??" jawab Jimin tanpa melihat ke arah hoseok dan melanjutkan kerjanya.

"Ah pasti sangat membosankan. Iyakan?? Bolehkah aku membantu mu?? Apakah kau lapar?? Mau aku buatkan kopi? Agar matamu lebih kuat menahan kantukmu" oceh hoseok.

"Hyung bisakah kau tidak berisik?? Aku tidak berkonsentrasi jika kau mengoceh terus" balas Jimin sarkastik.

"Ish aku kan hanya menawarkan bantuan. Yasudah aku pergi saja dengan namjoon. Wlek" see, hoseok memang childish. Dia berjalan keluar dari kamar jimin seraya mengerucutkan bibirnya kedepan, seperti minta dicium dan jangan lupakan kakinya yang ia hentakkan sepanjang perjalan keluar dari kamar Jimin. Tapi.....

Greebb....

Jimin menahan tangan Hoseok dan spontannya hoseok menghentikan langkahnya. Ia ingin meronta minta dilepaskan, semua usahanya malah membuat Jimin semakin mengeratkan genggamannya pada lengan hoseok.

"Park Jimin tteonaga" bentak hoseok tanpa membalikkan badannya menghadap sang lawan bicara.

"Hyungie mian, aku tak bermaksud berkata seperti tadi. Kau tau kan skripsiku minggu ini harus segera dikumpulkan, dan jika aku lulus aku akan segera mendapatkan pekerjaan dan uangku akan kubuat untuk mengadakan acara pernikan kita. Semua itu untukmu hyungie" jelas Jimin panjang lebar.

Kumpulan Jhope UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang