part 9

57 3 0
                                    

Saat berada di kampus, Suaysai terlihat tidak bersemangat. Langkahnya lesu dan pandangannya juga kosong.
Ketika makan siang, kebetulan menunya adalah omelete.. Hal itu mengingatkannya pada Thesis..
Dulu Thesis memberikannya omlete ditemani sup rumput laut. Sungguh,.. meskipun itu hanyalah secercah kenangannya bersama Thesis, namun hal ini sangat membekas dalam hati dan fikiranya.Ketika Suaysai mengambil sepedanya di parkiran,.. dari kejauhan terlihat sosok Punpun yang berdiri dibalik pohon.
Entah apatujuannya, namun kali ini ia tak melakukan hal apapun, selain memperhatikan Suaysai..

Hari berubah gelap, di dalam kamarnya Suaysai lagi-lagi melamun.. Sesekali ia melihat layar ponselnya, seakan-akan ia berharap ada seseorang yang menelponnya. Bahkan, ia hampir menelpon Thesis, namun ia segera mengurungkan niatnya dan memilih untuk tidur saja.

Mimpi buruk SuaySai, kembali seperti semula.. Tak ada lagi Thesis dalam mimpinya. Jika dulu ia sering menggerutu karena kehadiran Thesis, sekarang ia malah menitikan air mata karena menyadari telah kehilangan Thesis.... baik itu dalam mimpi maupun dalam dunia nyatanya..
Suaysai kembali menjenguk Pete.. Sama seperti sebelumnya, pertemuan mereka dipenuhi canda dan tawa.. Sayangnya, dibalik senyuman Suaysai..
Pete menyadari betul bahwa dibalik-nya ada kesedihan..Pete berpesan agar Suaysai tidak membohongi dirinya sendiri dengan berpura-pura terlihat baik... : “Kebahagiaanmu,.. kamu sendiri yang menetukannya, ‘kan...” ujar PeteMasih sama seperti kemarin, Suaysai menghabiskan waktunya hanya untuk melamun dan melamun.. Ia tak memperhatikan dosen yang tengah mengajar, ataupun menjawab pertanyaan daritemannya yang mengkhawatirkan keadaannya.

Saat hendak pulang, lagi-lagi terlihat Punpun yang tengah mengawasinya. Kali ini, ia tak hanya memperhatikan Suaysai dari jauh, melainkan menghampirinya secara langsung.
Suaysai tak mau meladeninya, namun Punpun bersikeras memintanya untuk berbicara empat mata.“Ada banyak kesalahfahaman diantara kita..
Aku ingin menyelesaikan semuanya, sekarang juga!” tegas Punpun“Untuk apa? Asal kamu tahu, aku tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan Thesis! Aku sudah menyuruhnya untuk pergi dari kehidupanku! Jadi, kau juga.. jangan pernah menggangguku dan orang-orang disekitarku! Camkan itu!” ungkap Suaysai yang langsung berjalan pergi meninggalkan Punpun

Perasaan memang tak bisa diatur sesuai dengan keinginan kita,.. Mungkin Suaysai telah bertekad untuk melanjutkan hidupnya dengan baik. Namun, pada kenyataannya hal itu tak semudah yang ia bayangkan. Semua hal dalam kehidupannya, selalu mengingatkannya pada Thesis.. dan Thesis lagi...
Saat makan siang bersama Aunt Tum, Suaysai masih saja melamun... Aunt Tum bisa menebak dengan jelas bahwa sesuatu tengah mengganggu fikiran Suaysai: “Jika kamu ingin bercerita.. tentang apapun itu, akupasti akan mendengarkannya..”Alih-alih bercerita, Suaysai malah mengajukan sebuah pertanyaan: “Tante.. kenapa kamu memlih untuk hidup seperti ini (menjadi gay)?”Seketika, Aunt Tum tersenyum kemudian bertanya balik mengapa tiba-tiba Suaysai ingin mengetahui tentang hal ini? Sebenarnya, agak sulit untuk menjelaskannya..

Semuanya berkaitan dengan perasaan.. : “Sebelum menjadi seperti ini, aku pernah hidup sebagai pria normal.. Bahkan, aku juga memiliki pacar (wanita).
Namun, suatu saat aku menyukai sahabat(pria)-ku. Aku mengatakan ini kepadanya dan ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama untukku. Kami-pun berpacaran sekitar satu tahun..
Hingga akhirnya, kami berpisah karena dia kembali pada kodratnya dengan menyukai seorang perempuan..”Sedih? Tentunya.. Kejadian itu, bahkan membuatnya terjebak dalam dunia yang ‘liar’. Hingga tibalah, suatu hari dimana ia dipertemukan dengan Suaysai dan Lorthep...
Semenjak saat itu, ia memutuskan untuk merawat mereka dengan sepenuh hatinya: “Karena saat ini dan seterusnya,.. kalian berdua adalah duniaku..”
==================

U PRINCE GENTLE VETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang