"Rasel kamu udah cek in bawa bawan kamu kan? Oiyaa mama minta jangan lupa bawain tas kecil di atas meja kaca mama sekalian ya sel"
Suara nyaring itu tak lain kalau bukan suara Riana.Keberangkatan yang sudah tertata rapih di rencanakan dari jauh jauh hari sudah diketahui oleh keluarga widodo suhaemin.Tak ayal mereka sudah mempersiapkan jauh jauh hari.
Dengusan angin dari celah jendela kamar rachel mampu membuat mata terpikat membawa diri rachel kembali berdiri depan jendela nya itu.
Rachel tau kemana keluarga ini akan pindah. Tak ayal membuatnya tidak rela untuk angkat kaki dari rumah ini. Sebenarnya dia bisa saja kembali ke rumah ini karena ada saudara nya yang akan bertinggal disini.Tapi apa daya berat rasanya meninggalkan semua kenangan yang ia lewatkan sejak ia sebelum lahir hingga ia berinjak 15 tahun. Masih mengingat jelas kenangan bersama rangga. Selama ini ia terus menggunakan gelang pemberian dari rangga.
Bagaimana keadaan dia sekarang? Apakah masih mengingat rachel 10 tahun yang lalu? Masih ingat dengan surat mu? Apakah masih ingat dengan janji mu rangga?
Aku harap dengan pindah ku.aku bisa melupakannya atau aku diberi kesempatan untuk bertemu kembali padanya.
"Racelll buruan kita sudah terlambat nih.kamu sudah ambil barang barang kamu kan sayang?" Sentak Rachel tersadar atas lamunannya. Sesegera ia membawa semua barangnya termasuk kotak berwarna merah berisikan benda benda pemberian rangga. Termasuk surat terahir kalinya yang diberikan oleh Rangga.
Semua sudah berada di ruang tengah menunggu Rachel turun untuk mengucapkan selamat tinggal dan berpamitan.
Tak ada kata lain selain selamat tinggal. Ia akan merindukan taman sekaligus tempat bermain nya selama ini. Sekedar bermain maupun menenangkan pikiran menikmati hembusan angin.
Hampir 1 jam lebih kemudian...
Sambil menarik kopernya bersamaan dengan tresya. Yap adek perempuan satu satunya. Jarak umurnya hanya terpaut 3 tahun oleh rachel.
"Kak tungguin aku kak ini aku bawaannya banyak tau" ucap dari Tresya yang sedari memperlihatkan barang bawaanya.
Tanpa mengubris ucapan adeknya. Ia hanya melihat sekelilingnya.memperhatikan suasana yang baru. Berbeda dengan yogyakarta.
"Kak seriusan bantuin aku kak ih jahat banget si punya kaka kayak gini banget" desis Tresya yang berusaha membawa 3 koper sekaligus.
"Siapa suruh kamu bawa bawaanya banyak. Kan dibilang setengah barangnya di kirim lewat jne aja.rempong banget si masih kecil" tak mau kalah Rachel membela dirinya. Dia juga ga tega melihat Tresya bergulat dengan kesusahannya itu,yang mau tak mau membantu Tresya
Di dalam mobil hanya keheningan Diantara keluarga Widodo ini. Tak biasanya keadaan hening terjadi. Apakah gara gara kecapean dalam perjalanan?
Keheningan pecah saat tresya tau ia kebelet dan tidak bisa menahannya lebih lama. Belum lagi jarak dari bandara ke rumah barunya cukup lumayan.
"Kak aku kebelet banget nih. Ngomongnya gimana kak? Aku ga tahan nih yaampun" gabisa diam nya Tresya membuat kakanya itu merasa terganggu oleh becicilanya tresya.
"Ih punya mulut ngomong aja si. Malu malu gitu. Biasanya juga malu maluin" jawab singkat memberikan solusi sedikit berharap akan membantu adeknya itu.
"Mah mah aku kebelet banget.boleh ga cari apa gitu rest area mah" menahan terus sesekali ia mengenggam sebuah benda padat. Berusaha akan membantu sedikit dalam usaha menahannya.
"Yaampun masih jauh banget apa yaallah" tak kuat lagi karena lamanya perjalanan itu ditambah kemacetan semrawut
***
"Hmm enakkk mau ga?" tawaran itu semerbak dengan bau yang langsung memyeruak ke dalam mobil"Ih mau!!!" gaada basa basi lagi Rachel langsung menyomot donat dunkin itu. Ga bakal ia ngebet selain makanan kesukaannya itu.
"Kak hape kaka rame banget dah itu nyala mulu gegara notif masuk. Palingan juga OA ahaha" celetuk Tresya yang dari tadi memperhatikan hp kakanya itu disampingnya.
"Ih kak ada notif dari rangga loh" ketus Tresya yang sudah mengambil hp kakanya itu.
"MANA SERIUSAN!?" ga ba bi bu be bo hape diambil secepat kilat. Dan satu hal. Tidak melupakan wajah yang sumringgah nya itu.
"Lah rafael aja langsung nomer satu. Pacar aja bukan. Ketemu aja kaga. Idih" sinis adeknya yang ngebuat mereka beradu pendapat. Ga mikirin mereka dimobil yang dari tadi didengar oleh mama papanya.
"Shut up baby. Kalau gatau cerita sebenarnya jangan sok tau Okay. One more you talking again. I will kill you" tatapan muka yang tak lain muka tidak sukanya.
Entah kenapa dia selalu reflek jika mendengar nama rafael. Entah harus peduli atau acuh terhadapnya.
Ada apa memang hubungan rachel dan rangga sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck On Hearts
Teen Fictionperasaan itupun muncul dari diri perempuan tersebut. Tak ada satu katapun yang bisa mendeskripsikan perasaan itu kepadanya. Apa yang membuat dirinya terpikat kepadanya sampai harapan itu pupus. " apakah perasaan ini hanyalah rasa belaka untuk memil...