"Pa aku boleh nanya ga?" sahut Rachel yang memecahkan suasana hening saat itu.
"Boleh.tanyain aja" suara hangat yang tak lain suara rendi. Papanya. Salah satu orang terdekat yang mendengarkan isi hatinya. Termasuk Rafael.
"Aku mau nanya deh pa,kita sampai kapan dijakarta pa? " menatap papa nya penuh arti. Ia ingin memberitahu tentang suatu hal kepada papanya ini.
"Sampai penugasan papa berhenti dan oiya papa mau kasih tau. Papa mau daftarin kamu di sekolah sma nusa bangsa" berharap anak nya ini mengiyakan karena papa nya ingin anaknya mendapatkan yang terbaik"Pa kok papa bisa tau aku juga pengen ngasih tau aku mau masuk sekolah itu? Ehehe " menggaruk pelipis yang tidak gatal. Karena tak biasanya papa nya ini tau lebih awal.
"Ya apasih yang papa gatau? Oiya itu sekolah favorit juga.papa rencananya mau daftarin kamu disana? Setuju ga? "
"SETUJUU!" ga basa basi lagi Rachel mengiyakan papanya ini. Entah se antusias nya rachel ingin masuk ke sekolah itu.
"Uhukk ...aduh kamu tidak usah keras keras ini sudah malam rasel" Hampir tersendak oleh kopi karena mendengar jawaban antusias dari anaknya tadi.
***
Di dalam mobil menuju sekolah yang menjadi tujuan perjalanan mereka. Entah rasa senang rachel memuncak karena ia ingin sekali menjadi siswa di sekolah tersebut.
Tak heran di sekolah itu tersedia fasilitas yang lengkap. Tak semua sekolah mempunyai fasilitas itu.
Studio musik
Ruang tari
Kolam renang
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck On Hearts
Teen Fictionperasaan itupun muncul dari diri perempuan tersebut. Tak ada satu katapun yang bisa mendeskripsikan perasaan itu kepadanya. Apa yang membuat dirinya terpikat kepadanya sampai harapan itu pupus. " apakah perasaan ini hanyalah rasa belaka untuk memil...