Terperangkap hujan

61 3 1
                                    

Di suatu sore dengan awan yang mendung,seakan langit memberi tanda bahwa hujan akan turun. disaat itu aku telah menyelesaikan kuliahku,tapi berkat hujan yang tak mengirim sms padaku jika ia akan turun, aku terperangkap dalam gedung kampus. rasanya ingin sekali menerobos hujan yang begitu deras,tapi aku punya satu alasan untuk tidak berlari ditengah hujan deras

"ah.. gara-gara hujan aku enggak bisa sampai dirumah sebelum magrib" gerutuku
"udahlah,kamu bisa tunggu hujannya redah paling habisin waktu sampai 15 menit"ujar sahabatku

aku hanya termenung dan tak menggubris apa yang di dongengkan sahabatku

"gimana kalo kita nungguin hujan redah di masjid kampus(?)" tanya sahabatku

aku yang tak peduli dengan apa yang diceritakan sahabatku,aku malah memandangi air hujan yang jatuh dari langit tepatnya dari atas gedung kampus

tiba-tiba saja aku sadar jika aku tengah berlari di guyur hujan yang deras. sesaat tiba di pekarangan masjid dengan baju yang setengah basah kuyup

"astaga kamu ngapain narik tanganku dan membawaku lari dari gedung kesini dengan hujan yang belum redah ini" tanggasku

"apasih,ini cuma air hujan. kenapa kamu seperti parnoan sama hujan" tanya sahabatku

"udah tahu aku pobian sama hujan" kesalku pada sahabatku
"aduh pobia karena masa lalu(?)" tanyanya lagi dengan nada bercanda
"apaan sih gak lucu"tegasku

hujan yang saat itu seperti ingin mencurahkan semua air dari langit,tiba-tiba ia mulai meredah mungkin saja ia tahu bahwaku tak menyukainya

"akhirnya..pulang"dengan nada yang bahagia
"barusan marah-marah sekarang happy,duhh pusing sama kamu" tanggas sahabatku

sekali ku tak menggubris apa yang sahabatku bicarakan dan langsung mencari angkot untuk pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pobia HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang