Power ranger aja berubah karena ada yang tidak beres, aku pun begitu...
Aku mulai ketakutan menghadapi Nathan, sebelum aku berhasil menghindari nya menuju kantin, Nathan sudah menahan ku dengan genggaman tangannya yang mulai mengerat pada tanganku. Semoga saja dia tidak membahas permintaannya.
"Eh mau kemanaa...", tahan Nathan
"Hehe..eh Nathan, nih mau ke kantin sama...", belum sempat aku menyebut namanya, Elys sudah menghilang dari pandanganku.
"Elys? Aku suruh dia ke kantin duluan.."
"Bagiamana bisa??", heranku
"Udah ga penting itu. Sekarang kamu ikut aku", Nathan mulai menarik tanganku ke suatu tempat.
"Eh mau kemana..?", erangku. Nathan membawaku ke halaman belakang sekolah. Disana biasanya tempat dimana anak-anak nongkrong, cowok khususnya.
"Kamu udah tau kan kalo Justin bakal sekolah disini?", tanya Nathan memulai pembicaraan.
"Iyah, tapi aku ga yakin sih. Ya masa seorang selebriti mau sekolah disini. Ya emang sih disini juga lumayan banyak seleb sekolah disini, tapi kan mereka ga begitu terkenal kayak Justin"
"Ah, kalo tentang Justin cerewet ya kamu. Sekali ngomong sama aku aja pendiem banget, singkat-singkat aja jawabnya", aku pun mulai terdiam menunduk.
"Kenapa mulai diem sih, La? Tuh kan, baru aja diomongin." Sambungnya, aku hanya memberikannya senyum tipis ku.
"Eh btw, ngapain kamu bawa aku kesini?", tanyaku.
"Cuma konfirmasiin tentang Justin itu sih ke kamu."
"Trus ngapain sampe jauh-jauh kesini juga??"
"Ada yang mau aku omongin ke kamu..", Nathan mulai menatap dalam padaku. Aku mulai gugup, aku takut dia bersikap aneh atau menagih permintaannya padaku. Jantungku berdetak tak karuan.
"Mm..mau ngomong apa?" lagak ku yang berusaha bersikap biasa dan mengalihkan pandangan mataku pada nya.
"Um..sebenarnya...", aku menunggu kalimat selanjutnya Nathan dengan penuh rasa penasaran. Dia mulai mendekat, aku mudur perlahan. Dan hanya terdiam.
"Sebenernya....tali sepatu mu lepas, hahaha", Nathan tertawa lepas. Aku cemberut, aku kira dia mau ngomong apa. Eh tapi btw aku kan ga pake sepatu tali, kenapa dia...
"Ga usah konyol deh, aku kan ga pake sepatu tali", gerutuku. Nathan melihat sepatuku.
"Eh iya sih." Dia cengengesan. "Udah dulu ya, aku laper mau makan di kantin, bye.." lalu dia meninggalkan ku dengan diriku yang masih penasaran apa yang mau dia katakan sebenarnya.
**
Seketika aku memikirkan kejadian tadi di sekolah dengan Nathan. Baru kali ini dia mulai "perhatian" padaku. Sudah sejak lama aku bersikap biasa padanya, begitu juga dengan dirinya. Dirinya yang tak memperhatikanku, tapi selalu ada disaat kubutuh. Aku mengira ini hanya mood Nathan yang berubah untuk sementara terhadapku. Sebelumnya dia tak seperhatian itu padaku. Berbeda dengan ku yang mencoba mencari perhatian padanya dengan segala macam cara. Menggodanya, menggombalinya di chat, mengajaknya ke suatu tempat tapi dia tidak mau. Dia ogah-ogahan padaku.
Pada saat itu, aku merasa hal aneh saat dia mendekatiku. Jantungku berdebar tak karuan, rasanya aku tidak bisa menopang tubuhku karena tatapannya. Apakah ini yang dinamakan...ah tidak mungkin. Mana mungkin Nathan memiliki rasa yang sama denganku? Apalagi sekarang aku satu sekolah dengan Justin. Tentu saja aku memiliki misi yang sama dengan Elys. Memang tidak mudah mendapatkan Justin seutuhnya dengan penggemarnya yang banyak di sekolahku, bahkan di dunia. But who knows?
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I AM.
Teen FictionBerkisah seorang gadis yang memiliki beribu keinginan untuk merasakan kebahagiaan orang lain yang rasanya mustahil untuk dia wujudkan karena kemalangan akan hidupnya. Satu hal yang membuat dirinya percaya bahwa semuanya akan terwujud, yaitu menjadi...