My for You Forever

114 10 12
                                    

Aku Putra. Putra Zulfikar, Aku hanyalah lelaki biasa. Hidupku juga biasa saja, tak ada yang spesial. Hidup sebatang kara, tanpa orangtua, dan saudara. Aku menyambung hidup dengan bekerja apapun, asal bukan pekerjaan kotor. Dan sekarang pekerjaanku menjadi pelayan kafe.

"PUUTRAAA!" Panggil seseorang dari belakang.

Aku hafal pemilik suara itu, aku menoleh kebelakang. Terlihat gadis berambut coklat panjang berlari menghampiriku.

"Yo..." Sapaku.

"Hah... Hah... Hampir saja telat" Ujarnya.

Kami sudah berada di dalam halaman depan sekolah.

"Tak bisanya. Ayahmu telat bangun atau apa?" Tanyaku. Pasalnya dia memang diantar Ayahnya ke sekolah.

"Aku yang kesiangan. Hehe..." Jawabnya tertawa hambar.

Aku tak berniat menjawab, jadi kami hanya berjalan memasuki kelas 12-A.

"Pagi~" Sapanya pada seluruh penghuni kelas.

"Pagi Rina, Kau hampir telat, pelajaran dimulai 5 menit lagi!" Seorang wanita bersurai hitam twintail, berjalan menghampiri kami.

"Tenanglah Mira, Yang terpenting aku tidak telat." Balas Rina.

"Jangan ulangi lagi, kalau bisa jangan sampai telat!" Ujar Mira memperingatkan.

"Kalau itu Rina, bisa dibilang langka, tetapi kalau orang di sebelahnya itu sudah biasa." Celetuk seseorang.

"Diam kau Heru!" Balasku.

"Jangan begitu Heru, Putra pasti punya alasan kenapa dia sering telat." Ucap Rina, mendudukkan diri dikursinya, disebelah Heru.

Aku hanya diam, dan berjalan menuju kursiku dibelakang. Ya... Dia benar aku telat karena ada alasannya.

"Hm... Aku tau alasannya, karena itu aku tak memarahi Putra." Ujar Mira.

Ya karena dari seluruh murid yang berada di Sekolah ini hanya dia yang tau.

"Eh! Tunggu apa?" Rina dan Heru tampak penasaran.

"Putra dia-"

"Tunggu! Mira jangan bilang kau..." Sial! Kenapa Mira mengatakannya? Disini, dikelas ini?

"Tenang saja Putra aku mengerti." Balasnya dengan senyum kecil. Kuharap dia benar-benar mengerti.

"Putra sering telat karena dia bekerja saat malam hari."

"Memang apa pekerjaannya?" Tanya Rina.

"Pelayan kafe" Jawab Mira polos.

"Pfff... HAHAHAHA..." Heru langsung tertawa lepas.

Sialan kau Mira. Semua murid langsung menatapku aneh.

"Ahaha... Jangan tertawa Heru!" Ucap Rina, disertai tawa. Sebenarnya dia membela atau tidak sih?

"Hahaha... Aku berpikir, dia pasti keren dengan seragam pelayan! AHAHAHAHA..."

"Ahahahaha... Ja-jangan begitu Heru! Hahaha..." Dan Rina malah ikut tertawa.

Mungkin bagi orangkaya menjadi pelayan sangat memalukan ya?

"DIAM! PELAJARAN AKAN SEGERA DIMULAI!" Dan beginilah akhirnya. Mira yang memulai dan Mira pula yang mengakhiri.

---------------------------------------------------------

Aku duduk bersama Mira, dan Heru beserta Rina didepan kami.

Kupandangi wajahnya, aku tersenyum kecil, aku lakukan itu diam-diam, agar mereka tak menyadarinya.

Jujur saja aku benar-benar menyukai 'sahabatku' itu tapi... Aku tak berdaya.

My for You Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang