Hei..

680 85 38
                                    

Malam ini adalah malam yang terbilang cukup dingin. Salju akan turun dalam hitungan hari.

"Kino.. Aku tidur duluan ya, jangan lupa kunci pintu!"
Itu teman sekamar kino, shinwon.

"Oke!"
Mendengar itu, shinwon menutup pintu dan tidur menghadap tembok.

20 menit berlalu, di tempat lain, yuto masih juga belum bisa tidur. Walau matanya sudah di paksa untuk tetap tertutup hingga akhirnya ia pulas dalam tidur, tetap tak berhasil.

Ia pergi ke dorm b. Di dormnya, seluruh member sudah tidur.

"Kino..?" tak ada jawaban.
'Apa dia sudah tidur?' batin yuto.

Yuto membuka pelan pintukamar kino-shinwon. Tak ada siapapun kecuali shinwon yang sudah terlelap.

Yuto menutup pintu itu dan berjalan keliling dorm untuk sekedar mencari kino. Tak ada. Ia tak menemukan dongsaeng imut kesayangannya itu.

Ia menemukan 1 catatan di kulkas. Itu dari kino.
'Hyung deul, aku tak bisa tidur. Tak perlu mencari ku, aku ada di studio
-kino'

"Ck! Anak itu. Apa dia tak tau aku sangat mengkhawatirkannya??" berjalan sendiri di tengah malam yang dingin dan sepi bukan lah pilihan bagus.

Yuto merapatkan jaket tebalnya dan segera keluar dari dorm. Tak lupa mengunci pintu. Yuto berharap kino benar benar ada di studio dan tak kedinginan.

Lelaki jangkung dengan perawakan tampan itu sampai di depan gedung, melangkahkan kakinya masuk dan tersenyum saat mengintip dari pintu ruang latihan ternyata orang yang ia cari dengan tenang sedang duduk dan menyembunyikan kepalanya di balik kedua lutut.

Yuto pergi ke dapur, menyeduh secangkir teh hangat dan coklat panas. Kino selalu menolak untuk meminum coklat, di tambah ini sudah lewat tengah malam. Dia bilang program dietnya bisa hancur.

Saat ia keluar dapur, dan masuk ke ruang latihan, bocah yang lebih pendek darinya itu sudah tak lagi duduk. Ia sedang serius menggerakkan badannya, matanya terpejam, telinganya hanya fokus mendengar alunan musik. Hingga tak sadar yuto sudah masuk dan duduk bersandar di tembok belakang.

"Yuto?!" bocah itu, kino, kaget saat membuka matanya melihat yuto sedang duduk sembari senyum ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan?? Ini sudah lewat tengah malam!"

"Harusnya aku yang bilang begitu. Ke gedung agensi sendirian di tengah malam. Apa yang ada di fikiran mu hm??" yuto bertanya lembut, takut takut kino tersinggung jika ia menaikkan nada bicaranya.

"Aku.. Aku hanya tak bisa tidur. Aku ingin menari"

"Setidaknya kau bil- loh? Kau habis menangis??" yuto melihat pipi merah yang masih basah itu, oh! Dan jangan lupakan mata merah dan sembabnya.

"Tidak. Tidak ada, aku hanya terlalu meresapi lagu dan tarian ku. Itu saja"

"Kau tau benar kau tak bisa berbohong" kino menundukkan kepalanya, benar yang di katakan yuto. Kino bukan orang yang pandai berbohong.

Tanpa sadar, kino mulai terisak. Yuto menjulurkan tangannya untuk memeluk kino. Mengusap pucuk kepala itu dengan lembut.

"Sttt tak perlu menangis. Kau bisa cerita pada ku. Di mana kang hyunggu yang selalu tersenyum dan kuat?"

Pelan pelan kino menghentikan tangisannya, kepalanya ia dengakkan, menatap manik coklat tua di hadapannya.

"Yuto.. Kenapa aku sebodoh itu?" yuto yang 'sepertinya' tau arah pembicaraan kino hanya tersenyum. Menempelkan jari jari lentiknya di pipi gembul kino dan menghapus air mata yang terus mengalir itu.

Yuto menggeleng. "Tidak, siapa bilang adik manis ku ini bodoh?" yuto menarik kino ke tembok, membawanya duduk dan bersandar.

"Kenapa aku tak bisa berhenti menyukainya?? Padahal sudah jelas ia tak menyukai ku!" kino kembali menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Yang bisa yuto lakukan hanya mengusap usap kepala kino agar bocah itu tenang.

"Semakin kau memikirkan cara untuk tak menyukainya. Kau akan semakin suka padanya..." yuto menarik kino kepelukannya. Beberapa bulan belakangan ini ia selalu bertindak lembut pada kino. Jangankan tindakan. Ucapan yang ia keluarkan selalu terdengar halus di telinga.

Kino hanya mengangguk, ia tenggelam di pelukan hangat yuto. Tak lama itu, ia tertidur.

Yuto mengambil sweater kino yang tergeletak di tengah ruang latihan dan menggumpalnya, menjadikannya sebagai bantal untuk kino. Ia melepaskan jaket tebalnya untuk selimut kino, membiarkan tubuhnya kedinginan. Biarkan dia, yang penting kino takan kedinginan. Itu fikirnya.

Ia berbaring di sebelah kino, mengusap pipi itu lembut, dan tersenyum.

"Berhenti lah, ku tak ingin melihat mu sakit.. Dan istirahat yang benar, ku tau kau sedang tak enak badan.." kemudian ia ikut tertidur.

Kino belum sepenuhnya tidur, ia mendekat dan membagi jaket itu. Dekat. Itu terlalu dekat. Mereka bahkan bisa merasakan detak jantung satu sama lain. Biar lah, setidaknya begini bisa lebih hangat.

"Yuto.. Gomawo"

Yuto menyayangi wooseok. Dia adalah adik kesayangannya juga shinwon, dan dunia mengetahui itu. Tapi jangan lupakan rasa sayangnya pada kino. Rasa sayang yang melebihi takaran untuk wooseok. Sayang yang bahkan ia sendiri tak bisa sampaikan.

Dan biarkan 2 cangkir panas yang sudah mendingin di ruangan itu menjadi salah satu saksi bisu rasa sayang yuto untuk kino.

-lanjut??? Apa udah aja???-

FF YUKI LAGI YOW.
TAKKAN KU BIARKAN KAPAL KU YANG SATU INI KARAM. HEHE ;)
Terinspirasi dari bunga tidur sendiri :')

Lihat aku =YUKI=Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang