Melewati portal itu, kini kami berada di sebuah jembatan berbatu di tengah gunung, di ujung jembatan ini menjulang kastil megah dimana setiap jendelanya bersinar termaram. Sepertinya para Vampir emang menyukai tinggal di tempat-tempat kuno seperti ini, mengingatkan mereka akan kemegahan saat mereka hidup mungkin?
Semakin kami mendekati kastil itu, kami melihat sesosok lelaki tua tinggi dengan setelan hitam menyambut kami, lelaki itu tua tetapi badannya tidak menunjukan kelemahan apapun.
"Selamat datang, Nona Bluttina Charnete. Saya Igor, Butler Kepala di kastil ini, silakan mengikuti saya untuk menemui Tuan Vladimir." sambut lelaki itu sambil membungkukan badan.
"Terima kasih, Igor. Dimana Paman Vlad saat ini?" balas Nona, hmm, tidak biasanya dia langsung membalas sambutan orang seperti ini.
"Tuan Vlad berada dalam ruang kerjanya."
"Bolehkah aku membawa Shiro serta bersamaku? Dia pelayanku yang amat kuandalkan."
Igor tidak langsung menjawab, ia menegakan tubuhnya lebih dulu untuk melihatku.
"Maafkan aku nona, karena ini adalah pembicaraan antar keluarga bangsawan Vampir... Saya rasa orang luar tidak memiliki tempat untuk ikut dalam pembicaraan tersebut." jawabnya.
"Haaah..." Bluttina menghembuskan nafasnya kecewa, "Baiklah, antar aku pada Paman,"
Igor membalikan badan, dan kami berjalan mengikutinya masuk ke dalam kastil tersebut. Tiupan udara dingin berganti menjadi kehangatan dinding-dinding kastil dan perapian yang menyala.
"Silahkan mengikuti saya." kata Igor, ia membimbing kami memasuki lorong di tengah pintu masuk.
Kastil yang begitu besar ini terkesan amat sepi, penerangannya pun apa adanya, hanya lentera yang digantung dengan jarak yang agak jauh satu sama lain. Setelah agak lama berjalan lurus melewati lorong, dinding di sisi kanan kami berganti menjadi jendela kaca. Dari jendela tersebut, terlihat halaman kastil yang sepertinya berfungsi seperti taman. Akan tetapi, tidak ada rumput hijau atau bunga bermekaran, hanya ada tumpukan putih salju.
Setelah melewati jendela taman tersebut, kami sampai ke sebuah lobi lagi, kali ini dengan dua tangga besar yang memisahkan jalur perjalanan ke arah kanan dan kiri. Kami mengambil tangga ke arah kiri, dan segera, sebuah pintu berdaun ganda yang lebih besar dibanding pintu kamar-kamar lain terlihat.
Igor mengetuk pintu tersebut tiga kali, kemudian membalikan badan dan membungkuk hormat kepada Bluttina, mempersilakannya untuk masuk.
"Tunggu aku disini, Shiro." perintah nona dengan tenang.
"Siaaap!" jawabku sambil agak becanda.
Aku melihat nona Bluttina yang memasuki pintu tersebut, hingga daun tersebut ditutup. Sebagai gadis yatim piatu yang memegang pusaka berharga, nona tidak bukanlah vampir yang tunduk pada keluarganya. Ini bukan kali pertama nona dipanggil oleh kerabat yang lebih tua darinya... Dan seperti biasa, keadaan biasanya tidak akan berakhir baik.
***
Pintu berdaun ganda itu menutup dengan suara besar ketika Bluttina melangkah masuk ke ruangan tersebut. Ruangan kerja pamannya penuh dengan buku, tidak ada satupun bagian dari dinding ruangan tersebut tidak tertutup oleh lemari yang berisikan oleh buku yang berasal dari berbagai masa. Selain buku, ada pula globe, patung, peta dunia dari berbagai masa, serta akuarium berisikan ikan-ikan piranha.
Di ujung ruangan, membelakangi sebuah jendela besar dimana cahaya bulan bisa leluasa masuk. Berdirilah Vladimir, vampir yang merupakan paman Bluttina, dan adik dari ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire's Shadow
HorrorDi sebuah kota yang tersembunyi di antara pegunungan tinggi, tersimpan sebuah dunia malam yang tidak pernah diketahui oleh manusia-manusia fana, dunia di mana monster, hantu, dan makhluk-makhluk mistis eksis dalam hukum alam di mana yang lemah takut...