Matahari pagi akhirnya menampakan wujudnya pada kota yang selalu berwajah muram, waktu pada menara jam di tengah kota menunjukan pukul 07.00 dan sudah terlihat orang-orang di kota tersebut memulai hari mereka. Anak-anak mengendarai sepeda mereka untuk ke sekolah, sementara orang-orang dewasa menunggu angkutan umum untuk pergi ke tempat kerja mereka.
Mereka semua mengenakan jaket tebal, syal, sarung tangan, serta semua pakaian yang dapat melindungi mereka dari udara dingin. Pada siang hari, suhu disini bisa mencapai 10 derajat celcius, dan akan lebih parah bila mereka pada malam hari.
Karena itulah, hampir tidak ada satu jiwapun yang mau berada di luar kehangatan gedung kemarin malam. Kecuali satu orang.
Perempuan itu tinggal di sebuah apartemen kecil yang terletak tak jauh dari pusat kota, Matanya baru terbuka setelah 3 jam tidur yang sama sekali tidak memberikan tubuhnya istirahat yang cukup. Ia tidak bisa istirahat karena apa yang telah saksikan kemarin malam.
Haunted Scavenger, adalah kelompok pemburu hantu yang main-main. Perempuan itu tidak peduli apakah yang namanya hantu itu ada atau tidak, ia juga tidak peduli dengan video-video, serta artikel-artikel misteri yang telah mereka buat selama ini, semuanya hanya cara untuk mengusir kebosanan, atau setidaknya, sebagian.
Si 'Professor' mungkin hanya satu-satunya orang yang benar-benar tertarik dengan dunia mistis, ia selalu berceloteh tentang ini dan itu, dunia astral, Assiah dan Gessiah, bahkan hingga teori-teori penciptaan yang tidak dimengerti orang normal manapun. Ia menciptakan 'ransel pendeteksi aktivitas astral' dari bekas komputer pentium dan komponen mesin fotokopi, dan satu lagi orang teman yang ia kenal dari klub Videografi, mereka pergi ke berbagai tempat untuk mencari aktivitas mistis yang dapat mereka rekam, videonya mereka upload ke situs-situs di internet.
Ia pikir bahwa semua itu hanya main-main hingga matanya sendiri melihat sosok makhluk mengerikan yang ia pikir hanya ada dalam alam khayalnya. Monster bertubuh dua kali manusia dewasa, berbulu, memiliki kepala serigala, serta tangan bercakar, monster itu beradu tinju dengan seorang lelaki berkostum pelayan yang dengan jurus karatenya bisa memukul mundur makhluk buas mengerikan itu.
Tapi satu hal lagi yang tak bisa ia lupakan.
Ketika Manusia Serigala dan Pelayan itu berkelahi, ada seorang gadis yang berdiri mengawasi bagaimana dua makhluk itu berkelahi, ia tidak bisa melupakan sorot mata gadis itu, mata dengan kornea merah dengan pupil tajam bagaikan mata kucing, mata yang menatap tepat kedalam jiwanya.
Ia dan si Professor cukup beruntung untuk bisa menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap keluar dari gedung terlantar itu, dirinya berharap bahwa yang ia lihat hanya mimpi, tetapi bagaimanapun juga, tubuhnya terus mengirimkan rangsangan-rangsangan seakan mengingatkan bagaimana 'nyatanya' mimpi itu.
Ia terlonjak kaget ketika ia mendengar smartphonenya bergetar, tangannya menjulur keluar dari selimut, menggapai telepon tersebut dari laci dibalik tempat tidur. Di layarnya ada pesan yang baru masuk dari Professor Ghostry.
"Tolong segera datang ke tempatku, ada hal yang ingin kubicarakan."
Perempuan itu membaca pesan yang begitu singkat tersebut, kemudian dia balas mengetik.
"Hal penting apa?" terkirim.
"Masalah kemarin malam." Sebuah jawaban datang sesaat setelah pesannya terkirim.
"Aku tahu kau juga tidak bisa tidur. Kemarin malam aku berusaha mencari cara untuk melindungi diri, jangan lupa, kau juga dalam bahaya."
Perempuan itu terdiam, ia tidak ingin meninggalkan ruangannya yang aman, tetapi kemudian ia sadar bahwa mengunci dirinya dalam ruangan justru akan membuatnya lebih mudah untuk diserang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire's Shadow
HororDi sebuah kota yang tersembunyi di antara pegunungan tinggi, tersimpan sebuah dunia malam yang tidak pernah diketahui oleh manusia-manusia fana, dunia di mana monster, hantu, dan makhluk-makhluk mistis eksis dalam hukum alam di mana yang lemah takut...