Bagian Ketiga So Mysteryously

1 0 0
                                    

Dira terbangun. Dilihatnya di sekelilingnya pemandangan yang sudah dirasakannya sekitar 2 jam lalu. Ia tidak ingat apa yang dilakukannya selama ini. Kepalanya terasa nyeri, sama sekali tidak bisa digunakan. Sesaat kemudian ia mencoba bangkit dati tidurnya dengan susah payah.

Lelaki itu memanaskan sesuatu di panci kecil dengan api unggun yang dibuatnya sendiri. Setelab mendapatkab air panas, ia segera berjalan membawanya ke tempat terbaringan Dira. Ya, lelaki itu adalah Icksan. Seperti sudah sangat mengenal hutan ini, ia sama sekali tidak terlihat cemas. Bahkan sesekali menyapa burung-burung kecil hitam yang bergelantungan di dahan pohon kering.

Icksan menatap Dira dari belakang. Ia begitu cemas melihat keadaan Dira. Sampai-sampai Dira tidak menyadari ada orang yang telah berdiri memunggunginya cukup lama. Kemudian Icksan berdeham. Dira menoleh.
"Icksan ..." Dira berkata lirih. Suaranya serak.
"Hm?" Icksan berkata pelan.
"Apa aku terlihat begitu menyedihkan di matamu? Sampai kamu melakukan ini padaku. Kamu tahu kan ini tidak lucu. Bercandamu keterlaluan." Dira memberanikan diri menatap tajam Icksan.
"Apa salahku?" Icksan kembali berkata dingin, seolah dia tidak melakukan kesalahan.
"Aku tidak ingat apa-apa. Tapi yang jelas aku mengikutimu memasuki hutan ini. Setelah itu aku lupa."
"Kamu pingsan setelah itu. Aku tidak tahu benar apa yang terjadi padamu."
"Apa yang terjadi padaku?" Dira kembali mengeluarkan air mata, meratapi keadaannya yang begitu menyedihkan.
"Sebaiknya kamu minum itu dulu." Icksan menyodorkan air yang tadi dibawanya. Dira menggeleng pelan.
"Minum dulu." Icksan memaksa. Kali ini Dira menggeleng tegas. Terpaksa, Icksan menjongkok untuk menyamai posisinya dengan Dira. Dira melongo heran.
"Kamu mau apa?" Dira bertanya bingung. Icksan tidak menjawab. Lalu mengambil tanagn Dira dan menempelkan gelas air panas itu di tangannya. Kemudian, masih menggenggam tangannya, Icksan mendorong gelas itu masuk ke mulutnya. Dira memberontak, tapi yodak bisa .
"Maaf kalau aku mulai berani, tapi aku terpaksa."
"Gila, ini panas, Icksan!" Dira mengipas-ngipasi lidahnya. Icksan tertawa.
"Itu artinya perasaanmu sudah membaik."
"Kamu cowok teraneh yang pernah kutemui."
"Kalau aku tidak seperti itu, kamu tidak akan meminum ini bukan?"
"Shhh! Terserahmu."

Am I In Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang