Terdengar suara tangis balita dari sebuah rumah kecil di ujung blok.
"Bisa diam tidak!", bentak seorang wanita berumur 25 tahun sambil melayangkan sapu ke pantat seorang balita laki-laki yang tidak henti-hentinya menangis.
Bukannya diam, balita itu malah semakin menangis kencang.
"Mama...hiks...hiks...",
"Diam!",
"Mama...hiks...hiks...Kookie...",
Balita yang belum genap berumur 5 tahun itu bernama Jungkook. Sambil berjalan pincang mendekati sang mama, dia ingin memeluk mamanya itu.
"Menjauh dariku, anak sialan!", sang mama malah menendang Jungkook hingga jatuh menabrak tembok.
"Mama...Kookie...a-aa...hiks...hiks...", Jungkook terus menangis sambil memegang perutnya yang baru saja ditendang sang mama.
Awalnya Jungkook memberi isyarat pada sang mama bahwa perutnya sakit, tapi sang mama tidak peduli. Sang mama terus memaksa Jungkook untuk menghabiskan makan malamnya, tapi itu membuat Jungkook muntah. Melihat Jungkook muntah, sang mama marah lalu menampar pipi gempal Jungkook, memarahi bocah itu hingga menangis. Pusing mendengar suara tangisan Jungkook, sang mama langsung mengambil sapu dan melayangkannya ke pantat Jungkook berkali-kali.
Sang mama menjambak rambut Jungkook dan menyeretnya ke kamar mandi. Mengurung Jungkook di kamar mandi yang gelap, menulikan pendengarannya dari tangisan Jungkook di dalam sana.
"Huf~ Mengapa aku bisa melahirkan anak sial itu?", keluh sang mama.
Sang mama mengambil beberapa botol alkohol dari dapur. Menyamankan diri di kursi sambil meneguk alkohol. Sang mama teringat dengan masa lalunya. Betapa sakitnya dia semasa mengandung dan melahirkan Jungkook, tidak ada sanak keluarga yang mendukungnya, semuanya menutup mata. Sang calon suami pergi meninggalkannya setelah menghamilinya dan enggan menikahinya, pria itu pergi dan hilang tanpa kabar. Hamil di luar nikah adalah aib bagi keluarga.
Di tengah sulitnya hidup dan himpitan ekonomi, membuat wanita ini depresi, ditambah lagi dengan sang anak yang masih balita, rewel dan ingin dimanja. Dia hanyalah seorang wanita, dia masih muda dan belum pandai mengurus anak, dia tidak sanggup menghadapi semuanya sendiri, dia butuh seseorang untuk menolongnya. Setidaknya biarkan sang suami pulang dan membantunya mencari nafkah.
"Mama...hiks...hiks...", panggil Jungkook sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Sang mama melempar botol kosong ke arah pintu, berteriak agar Jungkook diam.
"Seharusnya kau mati saja! Kau membuatku bertambah gila!", teriak sang mama frustasi akibat pengaruh alkohol.
Di dalam kamar mandi yang gelap.
Jungkook tengah terbaring di lantai kamar mandi yang dingin dan lembab. Tangan mungilnya mencengkram perutnya yang sakit. Sejak awal, perutnya sudah tidak beres.
"Mama...Kookie aaa...", rintihnya.
Sesosok cahaya tiba-tiba muncul di samping Jungkook, sosok anak laki-laki berusia 7 tahun dengan cahaya kuning mengitari tubuhnya.
Sosok itu menyentuh perut Jungkook.
"Taetae di sini ", ucap sosok kuning itu.
"Taetae?", Jungkook menyentuh tangan sosok kuning yang bernama Taetae, lebih tepatnya Taehyung, dia tidak takut pada Taehyung, bisa dibilang mereka berteman, meskipun Jungkook tidak tahu makhluk apakah Taehyung itu?
Tangan Taehyung begitu hangat di perutnya. Taehyung ikut berbaring dan memeluk Jungkook agar tetap hangat. Perlahan Jungkook tertidur tanpa merasakan sakit di perutnya lagi.
"Taetae benci orang dewasa! ", desis Taehyung, memperlihatkan sepasang bola mata semerah darah, mengandung kemarahan kebencian yang sangat besar.
Keesokan harinya, sang mama ditemukan tewas tergantung di langit-langit kamar. Polisi menganggap kejadian ini murni bunuh diri karena depresi.
"Mama?", tanya Jungkook polos ketika melihat jasad sang mama diangkut ke dalam mobil ambulance. Jungkook belum tahu bahwa sang mama telah meninggal. Dia hanya ingat, seorang polisi membangunkannya, lalu menggendongnya keluar dari kamar mandi.
"Mamamu sudah meninggal", jawab seorang polisi muda berbadan tegap dan berotot, polisi inilah yang telah membawanya keluar. Polisi berparas tampan itu bernama Park Jimin.
Jungkook tidak paham dengan jawaban Jimin.
"Mama! Mama!", teriak Jungkook hendak mengejar mobil ambulance yang baru saja berangkat.
"Mama! Kookie! Mama!", Jungkook menggeliat dari gendongan Jimin, tangan mungilnya menggapai-gapai mobil ambulance yang mulai menjauh.
"Mama! Kookie! Aaaa! Aaaa!", Jungkook menepuk-nepuk pundak Jimin, bermaksud menyuruh Jimin untuk mengejar mobil ambulance itu.
Jimin baru menyadari bahwa anak yang digendongnya ini, belum pandai berbicara.
Di rumah sakit.
Setelah suster mengobati luka-luka di tubuh Jungkook, tak lama kemudian Jungkook tertidur karena kelelahan menangis seharian.
Jimin mengamati wajah polos Jungkook yang tertidur.
"Dia begitu imut", Jimin tersenyum sambil menoel-noel pipi gempal Jungkook. Jika Jungkook bangun nanti, dia akan mencubit-cubit pipi itu dengan gemas.
"Berhenti mengusiknya, kau akan membuatnya terbangun!", ucap seorang namja manis berambut hitam.
"Tidakkah kau merasa bahwa dia super imut, Yoongi?",
Namja berambut hitam yang bernama Yoongi atau Min yoongi mengelus pipi Jungkook, tatapannya mengiba melihat Jungkook.
"Dia imut, sangat imut, tapi mengapa ada yang tega menyiksa anak seimut ini?",
"Aku akan mengadopsinya",
"Hn! Ide bagus!", angguk Yoongi tanpa sadar.
TiK
Tak
Tik
Tak
"Hah!? Apa maksud perkataanmu barusan, Jim?", teriak Yoongi baru sadar.
"Sttsss...", Jimin menyuruh Yoongi untuk mengecilkan volume suaranya.
"Ehem...Tolong diulang?", tanya Yoongi dengan pelan dan hati-hati.
"Aku akan mengadopsinya", ulang Jimin, "Tidak ada sanak keluarga yang mau mengurusnya, aku tidak mungkin memasukkan anak seimut dia di panti asuhan",
Yoongi meraih kedua tangan Jimin, menatapnya dengan terkagum-kagum.
"Aku mendukungmu, Jimin. Tugasmu sungguh mulia", Yoongi terharu dengan mata berkaca-kaca.
"Hahaha... Kau terlalu berlebihan", tawa Jimin.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TaeTae
FanfictionRe-publish dari Ff karya Gatsuaki ipeh di FFN dengan judul NARU Cast: Park Jimin with Chibi Kookie and Chibi Tae Cerita real milik Kak Gatsuaki Ipeh, hanya cast nya saja yg diganti