Mari kita bernostalgia kasih,
Tahukah kau kalau planet-planet mengorbit bintang, di saat yang sama bintang bergerak mengitari inti galaksi, dan galaksi berputar di cluster.Begitu lah yang kurasakan kini, aku hanya bisa mengorbit rindu, lalu rinduku menjamahi tubuh hingga ke jemari, berputar lagi pada tulisan-tulisan singkat bernyawakan duka di catatan kecilku.
Di gelap gulita yang kesekian ini, sudah berjuta kali lipat besarnya rinduku padamu. Namun jika obat rindu ialah temu; sungguh aku belum mampu.
Selalu kurasakan disfungsi dari pertemuan, aku rasa cukup melihat lalu meraba hingga mencium keningmu melalui figura yang didalamnya ku simpan petikan gambar wajah gadis yang hingga kini masih dan selalu kusapa dalam doa. Bukan gadis lain, tentulah engkau dan hanya engkau yang takkan terganti.
Bukan karena sulit mendapatkan penggantimu, tetapi karena perpisahan begitu indah yang menjadikan aku bangga bisa mendapatkan gadis berperi kebidadarian sepertimu.
Kenyataannya harus kuterima. Dipisahkan oleh maut ini memang takdir kita.
Dan kini aku hanya bisa menerima keputusan Yang Maha Kuasa.Terkadang aku ingin kembali ke pusara lalu memandangi nisan yang terlukis namamu, tapi aku takut air mata terjatuh kembali. Aku takut bila aku menangis kau pun juga akan sedih.
Itu sebabnya sedari awal kukatakan "jika obat rindu ialah temu, sungguh aku belum mampu".
Valem
Batam, 2017