P1

24 1 0
                                    

"Bunda, Bunda, Bunda, aku akan pergi mendaki gunung lho hari ini!. Masa Bunda dari tadi sibuk terus, anaknya dari tadi manggil-manggil lho!" seru Anggun.

"Hush, Bunda sudah tau kok kamu akan pergi mendaki gunung, bukannya sudah biasa ya? setiap liburankan kamu selalu minta naik gunung" decak perempuan berumur 45 tahun tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah bundanya.

Anggun hanya terkekeh karna ucapan bundanya. Bundanya benar setiap musim liburan seperti sekarang ini, Anggun akan pergi mendaki gunung entah bersama teman satu sekolahnya atau teman-teman dari komunitas pendaki gunung. Entah sudah berapa kali Anggun pergi mendaki gunung. Baginya mendaki gunung adalah hal yang sangat istimewa, bagi orang lain mendaki gunung hanya membuang-buang waktu saja, belum lagi resikonya yang cukup tinggi.

"Bundaaaaa, Ayahhh aku pergi dulu yaaa. Jangan kangen sama aku lho! aku pasti bakalan baik-baik aja. Nanti setelah aku sampai puncak gunungnya aku bakalan kirimin foto-foto pemandangannya ke Bunda yaaaa."

"Iya. Hati-hati ya nak, jangan melakukan hal yang membahayakkan keselamatan! Itu snack yang kamu bawa abisin jangan sampe ada yang tersisa, kalau nggak kuat kamu minta pulang aja, Ok?" Anggun pun tersenyum dan mengangguk.

Ia mengambil tangan bundanya dan menciumnya juga tidak lupa tangan ayahnya,  kemudian dipeluknya kedua orang yang sangat amat ia sayangi tersebut.

"Ayah, Bunda aku pergi dulu ya!" lalu ia masuk ke dalam mobil yang sedari tadi sudah siap untuk segera melaju pergi meninggalkan rumah tersebut. ayah dan bundanya pun tersenyum dan melambaikan tangan mereka kepada anak semata wayangnya.

Di mobil, Anggun sibuk memain kan hp-nya yang dari tadi tidak berhenti bersuara dan bergetar.

Siska     : Heh kunyuk, lu jadi pergi?.
Anggun: Iyalah, Kenapa? lu mau ikut?.
Dara      : Nggun, oleh-oleh jangan lupa!
Siska     : Ogah, ngapain ikut mending juga bobo cantik dirumah.
Lula      : Nggun, ngapain sih pergi naik gunung terus?.
Anggun: Mau oleh-oleh cacing lu Dar?
Naik gunung kan seru tauuu.
Dara     : Ogah!
Lula      : Ih males banget, jadi keinget pas dulu gua ikut sama lu, hiih.
Anggun: Hahahahaha.

Flashback On

"Anggun tungguin kita dong! jalannya jangan cepet-cepet!" gerutu Lula karna Anggun jalan sangat cepat dan meninggalkan teman-temannya dibelakang.

"Nggun, gua cape nih, istirahat dulu yaa. Lul, Dar kalian juga cape kan?" Tambah Siska. Lula dan Dara hanya mengangguk.

"Heh! kalian tuh ya, ngeluh mulu dari tadi. Kalau kita kebanyakkan berhenti kapan bakal sampe?" decak Anggun sebal.

"Pokoknya gua, Lula sama Dara mau istirahat, terserah kalau lu mau lanjut," Anggun melanjutkan langkahnya. Tanpa memperdulikan teman-temannya.

"Ah apaan sih lu Siska? Kalau kita kenapa-kenapa gimana? kan cuman Anggun yang berpengalaman!" omel Lula.

Karena tidak ada yang berpengalaman selain Anggun, mau tidak mau Lula, Dara, dan Siska harus mengikuti Anggun, walaupun napas mereka sudah tersengal-sengal karena kecape-an.
 
Flashback Off

Anggun terkekeh seendiri mengingat ia dan teman-temannya pergi mendaki gunung waktu itu. Menurutnya, pengalaman tersebut sangatlah berharga. Melihat teman-temannya kesal waktu itu karena tidak diperbolehkan istirahat oleh Anggun, melihat teman-temannya berdecak kagum saat sampai puncak karna keindahan alam yang terpampar, bahkan melihat salah satu dari mereka bentol-bentol disekujur muka karna nyamuk yang mengigitnya.

"Non... maap ganggu, udah sampe nih non," kata Pak Wayan, supirnya.

Anggun tersadar dari lamunannya dan melihat keluar jendela mobilnya. Terlihat beberapa orang disana dengan tas ransel yang cukup besar. Ia pun tersenyum gembira karena jumlah mereka semakin bertambah dari waktu ke waktu.

"Pak saya pergi dulu ya, jemput saya 4 hari lagi disini, jam segini juga ya Pak. Yaudah bapak bisa pulang, makasih pakkkk," Pak Wayan pun mengangguk dan berjalan kearah pintu kemudi,  lalu pergi meninggalkan Anggun yang sedari tadi sibuk sendiri dengan barang-barangnya.

"Anggunnnnnnn, katanya hari ini ada anak baru lhoo!" kata perempuan berambut ikal, Nirina namanya.

"Iya Nirina, gua udah tau, Di group kan juga di omongin. Kenapa sih pada heboh sama anak baru itu? Nggak jelas banget. Perasaan dulu pas ada anak baru kalian biasa aja deh."

"Woooo!, Tunggu nanti pas lu liat orangnya!"

Perfect HikersWhere stories live. Discover now