~Chapter Five~

12 1 0
                                    

Pagi berikutnya Parisa dibolehkan keluar, tapi sampai jam tiga saja. Ia pergi ke rumah temannya yaitu ke rumah Avery. Avery dan Parisa sedang makan snack, yaitu biskuit dan krim keju. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok...
"Assalamualaikum!"

"Avery, itu ada yang memanggilmu." kata Parisa
"Ya, aku tahu." kata Avery.
"Terus, kenapa kamu nggak jawab?"
"Haha, itu pasti Safia. Diamin aja."
"Eh, itu tidak baik, Avery! Cepat jawab sana!"
"Ya sudah, kamu saja. Aku lagi asyik makan, nih."
"Dasar kamu!"

Parisa membuka pintunya, tapi tidak ada orang. Dia  melihat ke kanan dan kiri tapi tidak ada orang.
"Mungkin dia sudah pergi,," gumam Parisa.
Parisa menegur Avery.
"Avery, kamu ini bagaimana sih? Kamu tidak sopan sekali. Bagaimana jika itu benar-benar Safia? Dia mungkin kesal padamu!"
"Iya, iya, iya. Paham, bu guru—" kata Avery.
"Aku hanya mengingatkan mu. Kamu kebiasaan nih, tidak berpikir dahulu sebelum berbuat."
"Oke, oke, maaf."
Kemudian Avery mengambil HP nya dan mengirim SMS kepada Safia.

Avry01: Hai, Saf. Kamu ke rumah aku ya?
Avry01: Safia?
Avry01: Safia aku minta maaf tolong jangan marah ya? Aku hanya bercanda!...

"Dia tidak menjawab." kata Avery dengan nada kesal.
"Itu salahmu," kata Parisa.
"... Ya, sebenarnya kemarin aku ngerjain si Safia... aku menaruh lem di kursinya, hehe"
"Kamu keterlaluan, Avery!"
"Dan dia marah. Aku udah meminta maaf, dan ia memaafkan ku. Hari ini kita janjian, mau ketemu di rumah aku."
"Dan aku nggak diajak, begitu?" tanya Parisa, memotong pembicaraan Avery.
"Haha, sorry, sorry. Dan, tadi aku malas aja ketemu sama dia. Orangnya gak bisa bercanda."
"Avery, dia sepertinya sakit karena perbuatanmu itu. Kalian kan sudah berteman lama sekali, dan ini pertama kalimya kamu melakukan hal seperti itu. Lagian juga, apa manfaat dari itu? Safia menjadi sakit dan marah padamu, kan?"
"I, iya. Aku jujur, aku memang orang yang egois dan sombong. Aku akui, aku memang tidak bisa berpikir sebelum bertindak. Maafkan aku, Parisa..." kata Avery
Parisa menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, jangan diulangi lagi, Ry..."
"Iya, iya."

Setelah percakapan itu Parisa dan Avery memakan biskuit krim keju dan meminum es teh.
"Hei, lu udah tahu naskah presentasinya kayak apa?"
"Belum tau sama sekali. Dan Avery, bahasanya yang sopan, ya..."
"Ups, maaf. Kalau aku, udah tau apa isinya tapi gak bisa bikinnya, hehe.... Jadi aku akan minta tolong sama Kakak aku."
...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's Your Hobby?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang