~Chapter Three~

16 3 0
                                    

Parisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Lomba melukis ini adalah kesempatan bagi dia, untuk menemukan hobby sebenarnya. Parisa tidak pernah melakukan sesuatu di waktu luangnya.  Apa kira-kira hobinya?

Parisa tiba-tiba mendapatkan ide. Dia akan melakukan sebuah "eksperimen".
Langkah pertama: Melakukan survey terhadap orang lain sebanyak-banyaknya.

Ini adalah ide bagus! Pikir Parisa. Tapi apakah Parisa dapat melakukannya? Dia kan, kurang percaya diri. Dan, apakah ini akan berhasil? Bagaimana jika gagal? Tapi ia tidak punya ide lain. Parisa mencoba berpikir optimis. Ia berdiri, mengambil buku tulisnya yang bergambar bunga teratai, dan juga sebuah pulpen gel. Dan ia menulis:
Hari: Jumat
Tanggal: 3 Maret

Social Experiment: What's Your Hobby
A. Melakukan survey
Bertanya kepada orang lain mengenai hobi dan aktivitas favoritnya.

Bagus, ia sudah memiliki rencana. Mungkin presentasi itu tidak akan begitu buruk. Mungkin.

Parisa mendatangi Papanya yang sedang mengetik suatu dokumen di komputernya.
"Papa?"
Papa Parisa mengangkat alis kanannya, membuat eye contact dengan Parisa.
"Aku mau tanya. Apa sih, hobby Papa?"tanyanya.
"Hmm. Itu pertanyaan yang menarik. Ini rahasia ya, jangan beritahu siapapun." kata Papa.
"Baiklah, apa itu?"
"Papa suka mengoleksi pensil!" kata Papa, mengambil sebuah kotak berwarna pink muda, dan membukanya dengan perlahan.
Parisa terdiam, melihat koleksi pensilnya yang sangat banyak tersebut. Ada pensil bermotif bunga, love, belang-belang, pensil berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Ada pensil yang pendek dan ada yang panjang, ada pensil yang fleksibel dan sulit dipatahkan. Pokoknya pensil Papa banyak sekali

Parisa melihat Papanya dengan aneh.
"Ehm..... ini hobi yang... unik, sekali, Pa. Oke, kalau begitu aku, aku ke kamar aku saja ya, makasih Pa," kata Parisa. Di kamarnya ia cepat-cepat mencatat apa yang ia telah menyaksikan.

Hobby #001. Mengkoleksi Pensil
Papaku memiliki hobi yang, cukup aneh. Yaitu mengkoleksi pensil. Ia menyimpan semua pensilnya itu
di dalam sebuah kotak besar berwarna pink muda. Ada bermacam-macam pensilnya yang unik dan lucu. Aku tidak tahu sebab hobi ayahku ini. Ayahku entusias sekali saat menunjukkan koleksi pensilnya.

"Sekarang, untuk Mama." gumam Parisa.
Ia menuju dapur. Di situ tidak ada Mama. Dia pergi ke kamar mandi, pintunya terbuka, berarti tidak ada di situ (tentu saja), dan dia lihat ke ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga, garasi, gudang, kamar Mama dan kamar Parisa tapi tidak ada.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 09.35 malam. Parisa sudah mengantuk. Ia memilih untuk tidur dan dia akan "mewawancarai" Mamanya besok saja.

What's Your Hobby?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang