Ini kisah tentang 5 anak perantau
Bukan tentang buaian orang tua
Atau kasih sayang seorang pacar
Ini hanya kami
Perantau ulung
Tak punya andil berharga selain doa
Namun
Adakah kekuatan magis selain itu?
Kita bukan seonggok daging tak berguna
Perlahan tapi pasti kita berharga
Beberapa hal tidak sekedar diajarkan
Melalui kertas dan pena
Itu semua tidak punya arti
Sudah kubilang—kita masih tahap belajar
Dalam pembelajaran ini
Kita selalu tertawa
Sesekali menyiksa diri—atau tersiksa
Begitu gila, ya?
Bukankah ini cerita yang hampir manis?
Pada sebuah ujung rumput saja
Bisa melihat kita bahagia
Tuhan, ini hampir saja indah
Hampir—bukan sama sekali
Dalam tekanan pun kita masih bisa bercengkrama
Sesekali menangis diselanya
Seperti lima jiwa yang sedang meraba
Dibalik hilangnya akal sehat
Ekstasi saja kalah
Aku hampir saja tersenyum
Kala kemenangan kita hampir berakhir
Atau saat hati ini sendu oleh dunia
Kalian—yang raganya tak mampu ku genggam
Bisa membuatku tertawa—sebentar
Indah, bukan?
Raga tak terlihat
Jiwa tetap terasa
Terikat sebuah tali
Bayangannya pun tak nampak
Aku hampir gila—bahkan sudah
Semoga Tuhan memaafkan
Jiwa yang diam-diam merindu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekstasi Bahagia
PoetryKabut ini menutup pandanganku pada Kota Bandung, tapi mereka telah membuka pandanganku tentang pertemanan terbaik. - - - copyright Literallyns 2017.