Part 5

63 8 0
                                    


         Sesuai janji Mikaylo kemarin, aku mendatangi perpustakaan ini pukul 4 kurang 10 menit. Dan aku belum melihat kehadiran dia di sini.
         Aku memutuskan untuk berkeliling perpustakaan dan mencari bacaan, aku berada di rak buku Fiksi dan aku memilih membaca sambil menunggu kehadiran Mika.
        
"Sudah lama?" Itu suara Mikaylo, aku menengok ke arahnya.

"Tidak, ayo ceritakan." aku menariknya ke tempat yang di sediakan untuk membaca.

"Baiklah Siera, sepertinya kau sudah tidak sabar mendengar kelanjutannya." Ia tersenyum manis

"Jadi sampai sekarang tidak ada yang mengetahui kelanjutan legenda itu, tetapi menurut beberapa tetua di sini, mereka saling melukai satu sama lain, yang diketahui tujuan pertemuan mereka adalah akal-akalan Riera yang ingin menjadi manusia agar ia dapat mengorbankan Siera sebagai ganti darah manusianya."

"Entah bagaimana Siera mengetahui rencana Riera, sehingga ia membawa pasukan malaikat untuk turun ke bumi, begitupun kaum iblis yang naik itu membantu Riera."

     Aku hanya diam mendengarkan

"Dan terjadilah kekacauan besar yang menghancurkan kota ini." Ia menghela nafasnya.

"Lalu?"

"Seperti yang ku bilang kemarin, para malaikat membantu perbaikan kota ini."
        
       Seperti mustahil untukku cerna.

"Kau percaya itu semua?" Tanyaku padanya

"Ya aku percaya." Jawabnya menatap mataku.

"Kenapa?"

"Karna, aku telah menemukan apa yang mereka incar." Ia mengikis jarak kami.

"Apa maksudmu? Siapa mereka? Apa yang mereka incar?" Aku refleks mundur.

"Lupakan." Ia kembali ke posisi semulanya, begitu juga aku.

"Mika, apa kau percaya dengan hantu?"

"Tentu aku percaya, karna mereka hidup berdampingan dengan kita dan tanpa kita sadari, selalu ada di sekitar kita."

"Apa kau pernah melihatnya?"

"Tentu saja." Bisakah ia membantuku?
"Maaf Siera, matahari akan segera terbenam sebaiknya kau segera pulang." Ia mengingatkan ku yang sedang berpikir.

"Oh ya, baiklah aku pulang. Semoga bertemu dilain waktu." Ia tersenyum, dan akupun segera pergi dari perpustakaan untuk pulang.

______________________________________

Saat aku sampai di rumah, aku melihat ayah dan ibu ku sedang duduk dan seperti sedang mendiskusikan suatu hal yang penting.

"Aku pulang" Ucapku melewati mereka menaiki tangga.

"Siera"

"Ya ayah?" aku berhenti di tengah tangga.

"Kita perlu bicara." Aku turun dan mendekati mereka.

"Duduklah." Ucap ibu ku. Aku duduk di samping ibuku dan di depan ku ada ayah

"Apa kau bertemu Mika?" dari mana ibu tau Mika?

"Jawab Siera." Ayah membentak

"Ya"

"Apa yang ia bicarakan?" Ayah terlihat khawatir.

"Hanya legenda kota." Ucapku jujur

"Kenapa kau berbicara dengan orang yang tak kau kenal? Bukankah sudah Ibu bilang jangan berbicara dengan orang tak dikenal?" Ibu dan Ayah sebenarnya kenapa?

"Kenapa kalian ini? Memangnya kenapa dengan Mika? Salahkah bila kami berteman?" Aku kesal sekali dengan hal ini, mereka biasanya cuek dengan hidupku. Apalagi Ayah, dan sekarang ibu membentakku?

"Kami terpaksa memberi tahu yang sebenarnya kepada mu." Ayah bicara seakan ada hal yang sangat rahasia yang di tutupi.

"Apa kau yakin Edward?" Nama Ayahku Edward dan Ibu ku Stefanie.

"Ya Stefani, Siera sudah tahu cerita itu dari Mika, maka kita harus memberi tahukan nya yang sebenarnya."

"Apa maksudnya Ayah?"

"Kami bukan orang tua mu Siera, kau tidak perlu memanggil kami Ibu ataupun Ayah lagi." Ucap ibu

"Apa maksud kalian berdua?"

"Kami hanya dua malaikat agung yang ditugaskan untuk menjaga mu." Ayah berbicara hal yang sulit ku cerna.

"Kalian bercanda." Aku tertawa.

"Kami tidak membuat lelucon. Aku dan Edward adalah Malaikat Agung, kami ditugaskan untuk menjaga mu Siera. Dan kami pikir lebih baik kau merasa memiliki keluarga di bandingkan kau sebatang kara." Ibu maksudku Stefani menjelaskannya.

"Lalu? Kalian akan meninggalkan ku?" Aku tidak peduli, aku tak ingin sendiri, aku tak bisa. Sendiri adalah hal yang menyedihkan bagiku.

"Tidak, kami akan ada di samping mu sebagai pelindung mu." Ucap Edward

"Biasakanlah memanggil nama kami mulai sekarang. Umur kita tidak beda jauh." Ucap Stefani

"Apa hubungan ini semua dengan Mika?" Aku teringat akan Mika

"Ia Malaikat Agung yang di tugaskan menjaga kota ini, dan sekarang ia akan menjaga mu juga." Ucap Edward

"Mika malaikat?"

"Ya aku malaikat." Itu suara Mika dan ia sudah ada di belakang ku dengan santainya berjalan ke arahku.

"Dan aku akan melindungi mu gadis cantik." ia mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum ke arahku.

______________________________________

"Ciih, malaikat lagi? Melindunginya? Aku tidak akan menyerah mendapatkan nya."

"Siera Lake, jangan bersenang hati. Hidup mu sebentar lagi berakhir." setelah mengucapkan itu ia kembali menghilang, ditelan kegelapan malam.

SIERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang