8z. New Friend

115 12 49
                                    


"

Perkenalkan anak-anak, ada murid pindahan, jadi ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya" kata wali kelas di sekolah baru seorang gadis sederhana.

"Perkenalkan dirimu, Nak" kata wali kelasnya.

"Namaku Fathine Alesya Diandra, aku pindahan dari SMP-" gadis itu belum menyelesaikan perkataannya.

"Nggak ada yang nanya kali" potong gadis cantik yang duduk sendiri di bangku paling pojok.

Fathine hanya terdiam dan sedikit gugup.

"Duh hari pertamaku di sini mungkin udah dapat musuh" pikirnya.

"Nessie?!!. Ibu yang menyuruhnya, kalo kamu tidak bertanya juga tak masalah teman yang lain ingin tahu" ucap wali kelas mereka dengan nada tinggi.

Nessie tetap santai, dia tidak merasa takut atas ucapan wali kelas itu.

Fathine pun memperkenalkan dirinya lagi tanpa sahutan dari Nessie, ia berhasil memperkenalkan dirinya dengan sedikit rasa gugup.

"Anak-anak Ibu harap kalian bisa berteman baik dengan Fathine. Fathine, silakan duduk"

"Baik, Bu. Terima kasih telah mengantarkan saya ke kelas" ucap Fathine sambil tersenyum.

Anak baru pasti belum mendapatkan buku cetak dan yang lainnya. Karena baru kemarin ia pindah dan besoknya langsung masuk sekolah.

"Bisa bagi bukunya?" dengan menyambunyikan ragu Fathine memintanya.

Gadis cantik yang menurut Fathine keren itu langsung meletakkan buku di tengah meja, yang bermaksud membagi bukunya dengan Fathine.

⚡️⚡️⚡️

"KRINGG KRINGG" (waktu pulang sekolah)
Fathine belum sempat mengucapkan terima kasih kepada Nessie, karna gadis cantik itu langsung pergi.

Waktu jam pulang, Fathine menunggu dan berharap siapapun menjemputnya tepat waktu.

"BEBB BBEBB" (suara klakson mobil ayah Fathine)

Ia langsung masuk sambil mengucapkan
"Baik kok yah, temennya baik-baik, tadi aku berangkat diantar supir". Padahal laki-laki yang berusia 35 tahun itu belum menanyai apa pun.

"Pasti itu jawaban yang akan ditanyakan oleh Ayah seperti biasanya" ucap pada dirinya sendiri.

Fathine adalah anak semata wayang. Ayahnya sangat jarang memarahinya.

"Kamu memang selalu seperti itu Thine, padahal ayah belum mengatakan apa pun. Sudahlah, kamu sudah makan?" sahut ayahnya sambil tersenyum.

"Hehe, sudah kok, Yah tadi makan di kantin"
"Sekarang ini aku hanya ingin makan  masakan bundaku titik" persyaratan yang ia buat sendiri di dalam hatinya.

"Jangan bohong Thine, Ayah tahu kamu kan nggak Ayah kasih uang saku, anak Ayah pinter bohong nih sekarang" kata Ayahnya dengan sedikit kesal.

"Iya Yah, habis setiap hari kita makan di luar mulu. Aku kangen masakan bunda yang dulu aku makan tiap kali aku pulang sekolah"
"Ya sudah, nanti Ayah masakin deh buat Kamu"
"Beneran Yah, ya udah deh kita belanja buat masak yuk, Yah" pekiknya dengan gembira karena mendengar ayahnya akan memasak untuknya.

Mereka berbelanja untuk keperluan memasak. Ayahnya memasakkan telur mata sapi dan salad sayur untuknya.

⚡️⚡️⚡️

Saat Fathine berangkat ke sekolah ia bertemu dengan gadis yang duduk sebangku dengannya dan ia ingin menghampiri gadis itu.

"Udah Yah, sampai sini aja" pintanya.
"Kenapa turun di sini, kan masih jauh" sahut ayahnya sambil menekan rem perlahan.
"Ayah nanti jemput jam 4 ya, Yah. Bye, Ayah" ucapnya terburu buru.

Setelah berpamitan, Fathine turun dari mobil dan berlari menghampiri gadis itu.
Dengan merasa sudah mengenal gadis itu, Fathine menyapanya dengan ramah.

"Hai, kamu turun di sini? Oh iya, namaku Fathine, Kamu?" tegurnya dengan langsung memperkenalkan dirinya.

"Biasa tuh orang, lebih mentingin kerjaannya dari pada gue" ucapnya dengan sedikit kesal.

"Itu ibu kamu, kan?" dalam hati, Fathine berpikir keras kenapa dia berkata seperti itu.

"Ya, soalnya dia itu-- ah udahlah. Iya tahu kok, gue Nessie" jawab Nessie.

"Oh ya, Ness terima kasih, kemarin udah minjemin buku" katanya dengan agak canggung.
" Iya" jawab Nessie dengan santai.

"Ternyata kamu nggak seperti yang gue pikirin. Kamu bisa setenang itu, gimana caranya?" tanya Fathine dan dibalas dengan senyuman oleh Nessie.

Mereka masuk kelas bersama dan ada beberapa anak yang melihat Fathine dan Nessie dengan tatapan sinis. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan jalan sampe ke kelas.

"Nes, mereka siapa sih tatapannya gitu amat?" tanya Fathine dengan heran.

"Oh mereka, biasa anak-anak yang nggak penting tapi ingin dipentingkan, acuhin aja, Thine" sahut Nessie.

"Maksud kamu? mereka siapa?" Fathine semakin tidak mengerti.
"Mereka dulu temen-temen gue, yah karena bapak gue heboh di tv karna korupsi mereka jadi ngejauhin gue, dan gamau temenan sama gue lagi deh, lo mau temenan sama gue?" jelas Nessie.

"Oh gitu, aku? mau kok, lah yang korup kan ayah kamu bukan kamu. Aneh. Sabar ya, terus kamu tinggal sama mama kamu aja?"

"Iyalah Thine, nyokap bokap udah pisah. Dan ya gue tinggal sama nyokap gue" jelas Nessie dengan santai.

"Ah maaf ya, aku nggak ada maksud buat--" perkataan Fathine yang dipotong kedua kalinya oleh Nessie.
"Santai aja lagi, kalo lo pasti enak ya punya nyokap bokap yang selalu ada buat lo?" tanya Nessie.

"Aku? nggak juga kok Ness, bisa dibilang aku sama kaya kamu, bedanya ibuku meninggal 2 tahun lalu dan ya sekarang aku cuma punya ayah" jelas Fathine

"Wah maaf ya, sekarang kita lebih ngenal satu sama lain nih. Thanks ya udah mau jadi temen gue" Katanya.

Fathine dan Nessie pun berteman baik karena persamaan Mereka yang cuma punya satu orang tua.

Fathine and Nessie[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang