Kelabu 1

14 1 0
                                    

"Jasmine kamu jangan lari lari nak" suara mamah memanggil aku di taman bermain
"jasmine mau es krim itu mamah!" Pekikku girang
"Iya sudah jasmine tunggu sini ya mamah beliin es krimnya"
Aku mengangguk semangat hingga dua kepang kecilku berayun kedepan.

Mata kecilku menangkap sesosok kupu kupu kuning kecil terbang ke sisi kiriku lalu menjauh, aku mengejar kupu kupu kecil itu hingga menuju jalan.
Aku yang masih terlalu polos untuk berhati hati tak melihat sekitarku. Aku hanya ingin menangkap kupu kupu cantik itu untuk aku berikan kepada mamah.
Aku menyebrang ke sisi jalan yang lain tanpa melihat kanan kiriku, tiba tiba sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan.
Mamah yang melihat diriku akan ditabrak segera melompat mendorongku jatuh ke sisi jalan lain dan hal itu telah terjadi.
Tubuh mamah terpental beberapa meter karena mobil itu, aku yang menangis karena sikutku berdarah bangkit dan memeluk mamah.
"Mamah bangun mah jasmine janji ga nakal lagi, jasmine mau duduk aja ditaman ga lali lalian lagi mah" suaraku mulai terkuras karena mamah tak merespon
"Jas..mine.. ke..sayang..an ma..mah" suara mamah parau keluar terbata bata, seraya memegang tangan mungilku.
Aku memegang pipi lembut mamah.
"Jasmine.. harus rajin..belajar..nya ya.. biar..ja..di a..nak yang..ber..ha..sil.." suara mamah semakin melemah
"Jas..mine.. ja..ga..diri yaa... maafin..ma.. mah..belum..bi..sa.. bi..kin..jas..mine.. se..nang..ma..mah sa..yang..jas...mine.." genggaman mamah kini mulai tak sekuat yang tadi.
"mamah mau kemana ? Jasmine takut mah disini banyak olang" aku menggenggam tangan mamah semakin kuat.
Kini mamah tersenyum,
"Jasmine.." suara itu hanya sekedar bisikan
Dan mamah mulai tertidur digenggamanku untuk selamanya.

Aku masih menangis di dalam sebuah mobil yang tidak aku kenali, begitu banyak orang yang berbicara tentang mamah, aku, mobil kencang dan banyak hal. Aku tidak mengerti apa arti semua ini aku masih sangat kecil untuk bisa memahami bahwa aku baru saja kehilangan seorang malaikat yang sangat berharga dihidupku. Kini aku melihat keluar jendela rumahku sangat penuh dengan banyak orang semua berpakaian hitam sedangkan aku, aku masih ingin memakai gaun bunga bunga ini, hadiah dari mamah karena aku mendapat bintang di kelas mewarnai. Papah juga memakai baju hitam itu dan ada Tante Maria, Bibi Sofi, Aunti Laras dan ada Paman Roby semua orang ada dirumahku bahkan Kak Bintang keluar dari kamarnya. Aku senang Kak Bintang keluar dari kamar dan duduk di kursi depan.
Mobil yang membawaku pun tiba di halaman rumah aku digendong oleh seorang yang berpakain serba putih dan memakai masker di mulutnya, aku memanggil papah,
"Papah.. papahh!" Semua orang melihat ke arahku
Papah dengan sigap meraihku dan memelukku dalam gendongannya
"Jasmine!" Papah menangis seperti anak kecil.
"Papah jangan nangis jasmine ga kenapa napa kok, mamah lagi tidul pah dimobil mamah lagi sakit" aku berusaha menjelaskan apa yang aku tangkap
Kini semua orang berebut untuk memeluk dan mencium diriku. Bahkan Kak Bintang mengelus rambutku dan berbisik ditelingaku "kakak sayang jasmine" baru kali ini setelah hampir 1 tahun kak bintang mau berbicara denganku. Aunti Laras membawaku kedalam rumah dan memandikanku, Aunti Laras tampak lelah, ia adalah adik daei mamah yang paling suka datang kerumah membawa kue coklat dan kue pandan. Aku yang paling menyukai kedua makanan itu pasti selalu makan paling banyak diantara yang lain, namun kak Bintang tidak. Kak Bintang benci coklat.
"Jasmine.." suara Aunti memanggilku sambil menyisir rambut panjangku
"Ya Aunti" aku menyahut
"Jangan pernah menangis ya sayang"
Aku menoleh ke Aunti yang mulai menetesnya air matanya lagi
"Jasmine tadi nangis aunti, sikut jasmine beldalah, tapi mamah ga nolongin jasmine mamah malah bobo dijalanan dan banyak olang aunti" aku mengoceh
Tangisan Aunti makin keras dan memelukku erat.
"Jasmine kuat pasti kuat jasmine akan mengerti semua keadaan ini suatu saat nanti" pelukkan aunti melonggar dan aunti menyuruhku untuk tidur. Katanya besok kita semua masih ada dirumahku, aku mengangguk dan mulai naik ke tempat tidur. Aunti mengusap lembut kepalaku "Selamat tidur jasmine" aunti tersenyum dan keluar dari kamarku.

Aku terbangun jauh sebelum matahari terbit dari singgahsananya, ada mamah sedang tersenyum ke satu titik entah dimana titik itu. Aku berusaha memanggil mamah berulang kali namun tak ada jawaban. Kini mamah makin menjauh dari tempat aku berdiri, semakin jauh dan akhirnya lenyap menyisakan sekelebatan bayang dan langit kelabu, rintik air mulai turun dan aku mematung melihat hal yang sangat mustahil untuk terjadi.

Alarmku berbunyi
Pukul 4, aku tadi bermimpi untuk kesekian kalinya mimpiku semakin tidak keruan. Aku beranjak dari kasurku dan menuju dapur untuk membuat coklat panas, Papah mungkin sedang asik dengan ponselnya dan berbicara dengan seorang wanita yang nampaknya telah meluluhkan hati papah.
"Nanti aku telpon lagi ya, jasmine sepertinya sudah bangun" papah menutup sambungan teleponnya dan menatap ke arahku.
"Kamu sudah bangun jasmine ?" Tanya papah lembut
Namun aku malah membalas sapaan pagi hari itu dengan ketus.
"Apa aku terlihat masih tertidur ? Mungkin papah masih memikirkan wanita itu karena terganggu oleh kedatanganku" aku menoleh sedikit dan lalu menaiki tangga menuju kamar.
lagi lagi aku menangis, menangis sunyi tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa aku hanya gadis cengeng yang hanya bisa berteman dengan bantal untuk meredamkan isakan tangis yang takut terdengar oleh orang rumah. Ya dirumah hanya ada aku,papah dan Bik Sum. Kak Bintang sudah 4 tahun belakangan ini tinggal di pavilium karena tragedi 11 tahun silam yang merenggut nyawa malaikat aku dan Kak Bintang. Mamah.
papahlah yang mengirim kak bintang ke pavilium, karena papah tidak tahan ketika melihat kak bintang sedang kambuh dari sakitnya. Teriakan yang memekakan telinga, suara benda yang dilempar, pecahan kaca dan masih banyak yang dilakukan kak bintang ketika sedang kambuh. Aku masih tidak mengerti kenapa papah dengan tega memasukan kak bintang kedalam sarang yang sunyi, hanya beberapa perawat yang papah bayar untuk menemani kak bintang. Kak bintang tidak gila, kak bintang hanya kecewa. Kecewa yang membuat dirinya kehilangan pikirannya,karena apa pun yang kak bintang lakukan suatu saat nanti pasti akan mendatangkan kekecewaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang