Keheningan 2

12 1 0
                                    

Hembusan nafas wanita itu masih terdengar.Siapa yang ada di dalam?Pacar kakakku?Tidak mungkin,jika memang ia membawa teman-temannya ia pasti akan melewati ruang makan,dan ia pasti meminta ijin pada ibu.

"Sstttstt...kenapa kau berdiri di situ?Apakah ada sesuatu yang salah?"Dengan wajah terkejut aku menoleh.

"Kak..kau dari mana saja?Ibu sudah menyiapkan makanan,kau sangat membuang-buang waktu..baiklah ayo turun sekarang!"jawabku seraya berjalan menuruni tangga.Lyle berkomat-kamit sambil mengikuti dari belakang.

"Kalian berdua lama sekali?Apakah ada sesuatu?"Kini ibukku bertanya tentang apa yang terjadi tadi.Aku hanya tersenyum.

"Aku pikir sebentar lagi kita akan menyiapkan lebih banyak makanan,"kataku menggoda sambil melirik Lyle.

"Apa maksudmu?Lebih banyak makanan?Kau tahu pengeluaran kita sudah banyak,Sheril.Apa yang kau maksud?"Jawab Lyle sedikit menyolot.

"Bilang saja,kau sudah mempunyai pacar kan?Jujurlah,aku sudah mengetahuinya,ia kini berada di kamarmu,"Ibu yang mendengar perkataanku langsung berhenti dengan apa yang ia kerjakan.

"Maksudmu,teman wanita?Oh,Lyle,ibu pikir kau..haha ternyata kau pintar merayu juga,"perkataan ibu sedikit membuat Lyle tersenyum malu namun heran.

"Tunggu dulu,aku tidak memiliki teman perempuan,pacar apalagi,kau mengigau,Ril,di kamarku tidak ada siapa-siapa,"aku menatap Lyle heran.Kami semua duduk di kursi.

"Panggil dia,Lyle,ajak dia makan!"Kataku sambil sedikit menyikutnya.

"Sekarang terserah dirimu,kau bisa cek kamarku,tidak ada siapa-siapa!"Ia sedikit membentak,aku tahu kakakku tidak mudah berbohong.

"Sudahlah,kalian lebih baik makan sekarang!"Kami kini mulai berdoa dan makan.

Setelah selesai makan,kami semua berencana mengecek kamar Lyle karena dia tidak berhenti berkata bahwa ia tidak memiliki teman perempuan.

Kami berjalan menaiki satu per satu tangga.Saat kami semua sudah sampai di atas,pintu kamar Lyle sedikit terbuka,aneh bukannya tadi di kunci?

"Lyle,bukankah tadi kau mengunci kamarmu dari depan?"Tanyaku sedikit berhati-hati,takutnya ia belum mengontrol emosinya.

"Iya,memang tadi aku menguncinya dari depan,kenapa,pintunya terbuka?"Jawabnya santai.Aku dan ibu hanya menatapnya heran.

Namun raut wajah Lyle berubah setelah ia menengok ke arah kamar mandi.

"Bu,aku pikir kita harus segera membersihkan kamar mandi,lihatlah ini kotor sekali,"serunya namun terlihat matanya masih menunjukkan keraguan.Aku pikir aku harus melihat kamar mandi itu.

Saat aku melihatnya,terlihat banyak bercak darah.Dan,bercak darah itu mengarah ke bawah bathub.Saat kami semua menyelidikinya,terlihat sebuah tubuh tanpa kepala yang tercabik-cabik,sedang berbaring.

Namun,ada kejanggalan,tangannya masih bergerak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Near !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang