Part 1

4 0 0
                                    

Alunan musik santai ramaikan hati gadis yang tengah duduk ditaman , berusaha damai dengan perasaan yang amat sulit diungkap . Semilir angin ikut membelai rambut gadis itu sembari menenangkannya . Dia menatap ponselnya ketika ada suara panggilan masuk, dan itu papanya.

"Nak, kamu dimana?"terdengar suara dari sebrang telfon

"Ada apa pah?"

"Papa ingin bicara, bisa kamu pulang sekarang?"

"Baik pah, tunggu 10 menit lagi aku pulang."

Dia pun melangkahkan kakinya menuju jalanan mencari taksi dan pulang ke rumahnya . Padahal hatinya masih ingin mencari ketenangan di taman, yang memang dulu bisa selalu menenangkannya karna ada Dafa. Ahhh sudah lah.

Setelah sampai rumah ia langsung menuju ruang keluarga, disitu ada papa dan mamanya sedang ngobrol.
"Kenapa mah pah?"
"Hari ini kita siap siap pindah ke jakarta ya sayang."
"Loh kenapa mah?"
"Papa dipindah tugaskan ke jakarta."
"Em tara disini aja boleh mah?"
"Engga, kamu tetep harus ikut. Mama gamau kamu terus larut dalam kesedihan sayang."
"Kamu harus bisa buka lembaran baru, walaupun mama juga ga bisa pastiin gimana Raka. Tapi mama yakin Raka ga sekejam itu sama kamu. Tapi mau gimanapun dia kamu harus relain dia. Kamu buktiin kamu bisa bangun lagi sendiri jadi wanita tangguh"
Tara menundukkan kepalanya. Sekelibat kenangannya dengan raka seolah terputar dengan sendirinya diotak tara. Ia masih ingat dengan jelas saat raka tiba tiba meminta putus dan meninggalkan tara tanpa alasan yang masuk akal bagi tara. Dan tanpa sadar butir cairan bening itu keluar dari mata tara tanpa bisa ia cegah .
"Iya ma aku ikut mama sama papa." Cekat suara tara menjawab
"Yaudah sini papa peluk."
Kemudian sonya dan hendra memeluk putri keduanya yang sudah beranjak remaja, keduanya mengelus punggung tara pelan seolah berusaha mengangkat beban yang selama 3 minggu tara tanggung sendiri.
"Yaudah ayo kita siapkan semuanya." Ajak sonya sembari melepas pelukannya

TarAryaWhere stories live. Discover now