36

25.6K 3.1K 176
                                    

"Silahkan team Basket putri nomor delapan dan nomor sepuluh masuk ke dalam lapangan."

"Eh kita nomor berapa?" Tanya Briell.

"Nomor delapan, ayo kita tanding sekarang." Kata salah satu anak yang duduk di samping Briell.

Tenang briell, tenang

Briell yang merasa tegang hanya menarik-membuang nafasnya secara ulang-ulang, Ia bingung harus bagaimana saat menghadapi hal-hal yang membuatnya tegang.

"Yel, jangan grogi. Lo pasti bisa kok! Semangat!" Kata Mark sambil memberikan senyuman yakin kepada Briell.

"Gue grogi banget Mark,"

"Santai aja, main kayak biasa. Lo bisa kok,"

"Iya iya, udah gue turun dulu." Kata Briell dan langsung turun menuju lapangan.

Saat briell turun, ada Taeyong yang sedang duduk di pinggir tangga sambil memegang botol minum. Saat tatapan mereka bertemu, Taeyong tersenyum dan mengepalkan tangannya dan membuka mulut dan berkata 'semangat!' Kepada Briell.

Briell membalas dengan senyuman, Ia tak menyangka kalau Taeyong melakukan hal seperti itu kepadanya.

Saat memasuki lapangan, Briell tak henti-hentinya tersenyum karena Taeyong menyemangatinya seperti tadi.

"Yel lo ngapasi? Tadi grogi kayak orang gila, sekarang senyam senyum. Lo sehat kan?" Tanya Irene bingung.

"Lo gak tau si rasanya jadi gue gimana,"

"Gih kapten maju."

Briell yang sedikit tegang langsung berjalan menuju tengah lapangan untuk melakukan jump ball.

Saat Briell maju, kapten team lawan pun maju. Briell kaget karena ia merasa badannya terlalu kecil untuk adu body kapten team lawan.

Buset ni orang badannya gede bangett

"Lo yakin briell bisa jump ball lawan tu orang?" Tanya Taehyung di samping Namjoon.

"Tenang aja, dia bisa kok. Walaupun badannya lebih kecil, tapi dia kuat." Kata Namjoon sambil tersenyum.

"Tetep aja, lo gak liat itu badannya kayak gajah" kata Taehyung.

"Udah gak usah khawatir. Briell gak bakal ketiban elah,"

"Ck." Kata Taehyung kesal dengan jawaban kakaknya.

Taehyung merasa khawatir dengan Briell, selain khawatir karena melihat wajah Briell yang tegang, dirinya juga khawatir karena team lawan yang badan lebih besar dari pada team basket putri sekolahnya.

Briell sebagai kapten sudah siap melakukan jump ball, begitupun kapten team lawan. Wasit pun menganggukan kepalanya.

Sorai-sorai dari penonton pun mulai terdengar, meneriaki beberapa dukungan kepada masing-masing team.

"Siap?" Tanya wasit kepada masing-masing kapten team.

Mereka mengangguk.

Wasit meniup peluitnya dan melambungkan bola ke atas.

Briell loncat dan menepuk bola basket duluan, dengan sigap Irene langsung mengambil bola dan langsung men-dribble menuju garis three point. Penonton seketika hening menunggu bola basket masuk ke ring atau tidak.

Dengan yakin irene men-shoot dan ternyata bola hanya memantul papan ring basket dan penonton langsung kembali riuh dengan beberapa yel-yel yang mereka nyanyikan.

"Tahan ren, jangan buru-buru" Kata Namjoon.

Irene mengangguk.

Quarter pertama berjalan dengan baik.

Ice | taeyong ✔ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang