Chapter 3

41 7 12
                                    

"Nee-san cepat kembali ya~." Ucap Sayaka dari dalam rumah.

"Iya iya." Kiri keluar rumah, berniat membeli bahan makanan. Kenapa tidak Sayaka saja? Adiknya Kiri itu sibuk mengurusi ayah mereka yang mabuk berat, lagipula Kiri sendiri yang menawarkan bantuan. Ok, kembali ke Kiri.

Kiri baru saja keluar dari minimarket dekat rumahnya, ternyata bertemu Narumi.

"Oh, kakaknya Aya." Ucap Narumi.

"Ah, Naru-naru." Kata Kiri datar bak papan triplek.

"Jangan panggil aku Naru-naru, senpai! Panggil aku senpai!!" Narumi mulai jengkel.

"Naru-naru senpai." Kiri masih dgn muka tripleknya itu.

"Aaagh!!" Narumi frustasi sendiri.

Kemudian Narumi menghela nafas, "hufft.. tenang, tenang, jadi kenap-" belum selesai Narumi menyelesaikan kata-katanya...

"Hatsuuu!!" Kiri bersin dgn tidak elitnya didepan Narumi.

"Aagh, jorok banget sih!" Keluh Narumi.

"Kenapa kau keluar?" Tanya Narumi.

"Aku membeli bahan makan malam." Jawab Kiri datar.

"Hari ini dingin, kenapa kau tidak memakai jaket?" Tanya Narumi lagi.

"Jaketku sedang dicuci, lagipula cuma jaket itu yg kupunya." Jawab Kiri datar lagi.

Tiba-tiba...






































(Hayo~ Penasaran, hayo~ > o<)



































'Pluk!'

"Pakailah, kalau kau tidak mau masuk angin" Narumi bertingkah (sok) cool.

"..Aku tidak begitu membutuhkannya" Kiri berniat melepas jaket itu.

"Hey hey, terima saja kebaikan orang lain"
Ucap Narumi.

"Terima kasih" Ucap Kiri dgn muka tembok lagi.

"...Haah..  Kau sama sekali tidak manis, berbeda sekali dgn adikmu" Ucap Narumi keceplosan.

"Sayaka?" Kiri memeasang ekspresi bingung.

"Ah, tidak. Tidak apa-apa" Narumi balik kanan, pergi dari hadapan Kiri. Kiri kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah yg sempat tertunda itu.

"Tadaima" Ucap Kiri memasuki rumah.

"Okaeri~" Jawab Sayaka dari dalam rumah.

"Tumben lama, terus jaket siapa itu, Nee-san?" Tanya Sayaka.

"Naru-naru" Jawab Kiri singkat.

SKIP, Esoknya~

"Huwaaaaaaa😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭!!!" Tangisan itu menggema.

"Naru-naru, tolong😭!!!" Kei menarik-narik jaket Narumi.

"Apa sih, Kei!?" Tanya Narumi.

"Bantu aku melepaskan permen karet ini~~" Kei menunjuk rambutnya yg terkena permen karet.

"Prffft.. Buahahahahahaha!!!!😂😂😂😂😂 Aduuuh.. Sakit perutku.." Narumi tertawa terpingkal-pingkal sampai memukul-mukul tembok.

"Yah, menurutku gak aneh permen itu menempel dikepalamu😕, sampah makanan berserakan, kau juga sering tiduran di sembarang tempat." Ochiai tetap stay cool, walaupun bahunya tadi sempat bergetar.

"Mou.. Jangan tertawa😡😡😡, bantu aku melepaskannya.." Kei merengek lagi.

"Warui warui, tapi dgn satu syarat, berhenti memanggilku Naru-naru." Ucap Narumi dgn senyum iblis.

"Huwaaa.. Tidak mau~~." Rengek Kei.

"Ya sudah kalau tak mau, aku harus pergi, Seki-sensei memanggilku." Narumi keluar ruang SP.

"Tunggu, Naru-naru !! Jangan tinggalkan aku sendiri !!! Jahat😠, Kejam😬, Iblis😈!!!!😭😭😭😭" Kei berteriak keras.

"Ochi !!! Tolong aku~~" Kei merengek ke Ochiai.

'Ochi!?' Batin Ochiai, lalu pergi dari ruang SP juga.

"Huwaaaaaa!!!😭😭😭 Kalian semua jahat!!" Kei bersumpah serapah, sampai dia tertidur//Lah?

'Krieet..'

"Permisi" Ucap seorang--ralat dua orang gadis pelan.

"Are? Kei-senpai??" Ucap gadis 1.

"Kau akan membangunkannya" Ucap gadis 2.

"Ups, sumimasen. Nee, bukankah itu permen karet?" Tanya gadis 1 seraya menunjuk rambut Kei yg terkena permen karet.

Gadis 2 mengambil gunting yg berada di sebelah Kei, menggunakannya untuk memotong rambut Kei yg terkena permen karet.

Gadis 1 mengeluarkan jaket dari plastik di tangannya, menyelimuti Kei dgn jaket itu.
"Mimpi indah, senpai." Ucapnya lalu pergi dgn gadis 2.

SKIP

"Huaaam.. Heh, jam sekolah siang sudah selesai." Kei terbangun sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Eh?" Kei meraba kembali rambutnya.
"Permennya hilang! Tapi bagaimana.." Kei tersadar kalau sebuah jaket menutupi tubuhnya. Kei 'sangat' mengenali pemilik jaket itu. Kei keluar ruang SP agar dapat bertemu pemilik jaket itu.

"Naru-naru!!!" Kei berlari ke arah Narumi.

"Gah!" Narumi tercekik karena Kei memeluknya terlalu erat.

"Naru-naru, terima kasih. Kau memang baik sudah memotongnya." Ucap Kei.

"Eh? Tapi aku-" Ucapan Narumi terpotong.

"Sudahlah, aku tahu kau yang memotongnya." Ucap Kei menyenggol Narumi dgn sikunya.

"Lagipula ini buktinya" Kei menunjukkan jaket yang ia kenakan sekarang.

"Tunggu, bukankah itu jaket yang kuberikan ke Kakaknya Aya?" Gumam Narumi pelan, tapi Ochiai mendengarnya.

"Bukankah sudah jelas?" Ucap Ochiai.

"Eh?"

"Sudah jelas 'dia' yang memberikannya." Ucap Ochiai lalu pergi ke ruang SP.

"Maksudnya apa?" Kei gagal paham.

"Entah." Narumi mengangkat bahu.

SKIP

"Ah, Koshiba-san
" Ucap pemuda surai hitam bermegane.

Koshiba bersaudari itu menoleh.

"Siapa yang senpai maksud," Ucapan Sayaka berhenti sedetik kemudian, lalu detik selanjutnya berucap, "aku." Sayaka menunjuk diri sendiri, "atau Kiri-nee?" Menunjuk Kiri.

"Kiri-san." Ucap Ochiai.

"Hm" Kiri menanggapinya dengan malas.

"Kau kan yang mengubah gaya rambut Aoyama-san, juga memotong rambut Kei yang terkena permen karet?" Tanya Ochiai.

"Maksudnya?" Bisik Shimatarou ke Sayaka & Kanako, dan dijawab dengan mengangkat bahu.

Hening selama 5 detik diantara Ochiai & Kiri.

"Tidak." Jawab Kiri malas lalu pergi ke kelasnya.

"Nee-san, tunggu." Sayaka mengikuti Kiri, disusul Kanako, juga Shimatarou.

Ochiai tersenyum kecil. "Menarik." gumamnya.

To Be Continued..

Yo, Minna-san. Shiho kembali..
Jadi shiho lanjutkan BP V.2 ini, mohon tinggalkan vote / comment (keduanya boleh banget) setelah membaca.

ShihoAmelia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beauty Pop Ver. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang