Bocah

1K 34 0
                                    




"Sekarang, gue mau nanya sekali lagi! ngapain lo ada di kamar gue?" tanyaku lagi, entah sudah yang keberapa kali.

"Masa gue mesti jawab lagi, gue berani sumpah mbak! gue nggak bohong, lo sendiri yang ajak gue gituan tadi malem!" sahut anak laki-laki yang duduk di depanku sekarang ini.

"Gue nggak pernah ajak lo gituan, ngga usah buat-buat deh lo! masih bocah juga," omelku kesal.

Kami duduk berhadapan di ruang tamuku. Aku benar-benar kaget saat terbangun tadi pagi dan menyadari Lando tidur di sebelahku, telanjang! dan aku juga telanjang.

Lando yang masih anak sekolah umur delapanbelas tahunan gimana bisa nidurin cewek yang enam tahun lebih tua dari dia. Dan sekarang, dia nyalahin aku atas apa yang udah dia lakuin ke aku.

Aku sudah mengenal bocah ini sejak dia masih belum di sunat. Dia itu tetanggaku, kenapa aku berakhir ditidurinya setelah kejadian buruk yang menimpaku kemarin. Aku benar-benar sedang sial.

Baiklah, kembali ke topik awal.

"Gini aja, kasih gue bukti kalau gue yang udah ngajak lo gituan!" ucapku sedikit memaksa.

Aku sebenarnya tidak yakin kalau bukan aku yang memintanya melakukan hal itu. Aku benar-benar kacau semalam.

"Emang butuh bukti yang gimana lagi mbak? Nanya aja ke temen-temen mbak sana! Lo duluan yang nyerang gue kemarin," sahut Lando sedikit kesal.

Aku menepuk pelan keningku. Ya, masa aku mengambil keperjakaan seorang bocah SMA?

"Lagian lo juga kenapa sih mbak? Kemarin aja enak-enak mana ngasih kissmark segala, sekarang malah uring-uringan begini. Kalau tahu gitu kemarin gue nggak bakal nge jemput lo mbak," tutur Lando.

"Ngejemput dari mana?" tanyaku bingung.

Aku benar-benar lupa dengan semua yang aku lakukan semalam.

"Mbak Becca, gini ya... gue jelasin lagi kalau lo emang beneran lupa,"

-00-

Fabulously DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang