"Bahagia sekali, hm?"Tanya Maddy.
Aku tersenyum dan sambil mengaduk cappuccino-ku.
Maddy kini berdiri disampingku lalu menatap wajahku secara dekat."Kau harus lihat betapa merahnya pipimu, Ky" Ujarnya.
"Bagaimana aku tidak bahagia. Semalam aku akhirnya baikkan dengan Aiden"Ujarku.
Wajah Maddy terlihat menegang saat tahu aku dan Aiden tidak lagi bertengkar, dia kenapa?.
"Kau tidak apa-apa?"Tanyaku.
"Hah, um tidak aku baik-baik saja" Ujarnya gelagapan.
Semenjak Maddy pulang dari Paris aku merasa memang ada yang aneh dari dirinya. Maddy lebih banyak menutup diri dan jarang sekali pergi denganku. Dan selama di Paris, Maddy juga jarang menghubungiku, hanya tahun pertama saja.
"A-aku pergi dulu"Pamitnya, lalu pergi meninggalkanku.
--
"Kylie. Hari ini kau lembur ya. Akan ada pesta ulang tahun"Ujar Mrs.Potts.Aku menghela nafasku dengan kasar. Tetapi memang aku harus bekerja karena aku sudah sangat sering bolos dan juga merepotkan Helena.
Tepat jam 6 sore cafe sudah ramai dengan para tamu dan dekorasi yang sungguh meriah. Memang sedikit kewalahan melayani hampir 50 tamu lebih yang datang.
Dan tepat pukul 11 malam pestanya selesai dan aku merasa lega. Aku mengecek handphoneku sebelum ganti baju, tidak ada satupun pesan atau telfon dari Niall. Kepergiannya saja sudah membuatku sedih, apalagi ditambah dia sama sekali tidak mengabariku.
--
Niall P.O.V
Sedari tadi pagi aku dan Mom pergi bersama karena besok aku harus kembali London untuk bekerja. Awalnya Mom tidak mengizinkan dan aku juga berbohong tentunya, kalau aku bilang aku pulang karena ada pemotretan bisa-bisa Mom akan marah besar dan menyindirku habis-habisan."Sudah jam 11 malam, ayo kita pulang Mom"Ujarku.
"Nanti dulu, temani Mom ke taman bermain" Ujar Mom.
Taman bermain? Apa Mom tidak salah? Mana mungkin ada taman bermain yang buka jam 11 malam begini. Namun mau tidak mau aku harus menemani Mom. Aku memarkirkan mobilku disebuah taman yang tidak terlalu besar namun banyak permainan.
"Kita ngapain sih kesini Mom?"Tanyaku.
Mom hanya terdiam sambil melihat sekeliling taman ini.
"Dulu kau dan kakakmu sangat suka bermain disini. Hampir tiap pulang sekolah kalian menyempatkan bermain disini. Sampai-sampai Mom kewalahan untuk menjaga kalian disini"Ujar Mom.
"Mom tidak meminta banyak dari mu Ni. Mom mendukung karier modelmu. Tapi hotel keluarga juga penting, itu adalah hasil kerja keras Mom"Tambah Mom.
Sungguh hatiku tersentuh. Bukannya aku mau menjadi anak durhaka yang tidak mematuhi perintah ibunya, tetapi menurutku bisnis bukanlah bidangku, dan aku takut malah menghancurkan hotel.
"Mom. Mungkin nanti aku akan mencoba mengurus hotel"Ujarku yang entah akan aku jalani atau tidak.
Mom tersenyum lalu memelukku.
Sesampainya di rumah aku langsung menuju ke kamar dan merebahkan tubuhku di atas kasur. Aku mengecek HP-ku dan melihat wallpaper HP-ku, foto bersama Kylie saat kami berada di Paris. Ngomong-ngomong soal Kylie...
"ASTAGA AKU LUPA MENGHUBUNGINYA!" Ujarku sambil menepok jidatku.
Namun aku mengurungkan niatku untuk menelfonnya karena kini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan pasti Kylie sudah tidur.
--
Aku sampai di London pukul 11 pagi. Aku pun langsung pergi ke tempat pemotretan hingga sore. Sepulang dari pemotretan aku langsung pergi ke apartemen Kylie untuk menemuinya.Sesampainya aku di apartemen Kylie, aku langsung saja membuka pintunya karena aku mempunyai kunci cadangan. Namun saat aku masuk, aku malah disuguhkan pemandangan paling menjijikan yang pernah kulihat, atau sering kulihat.
"Apa kalian sudah selesai?"Ujarku ketus.
Ya, aku melihat Kylie dengan Aiden sedang french kiss, yikes. Ya walaupun aku sangat ingin melakukan itu dengan Kylie, loh?.
"Oh um maaf. Hey Ni" Ujar Kylie.
Aiden menatapku dengan sinis karena mungkin dia kesal aktivitas menjijikannya ku ganggu. Memang seharusnya ku ganggu, karena akulah yang harusnya melakukan itu dengan Kylie.
"Babe. Aku pulang dulu ya"Pamit Aiden.
Bagus! Memang seharusnya kau pergi!. Batinku.
Aiden pun pergi meninggalkan ku berdua dengan Kylie, inilah saat-saat yang kutunggu. Namun tiba aku merasakan ada benda keras yang mengenai kepalaku.
"Aw. Kylie! Apa yang kau lakukan?" Ujarku sambil mengusap kepalaku.
Ya, kylie baru saja melempar buah jeruk ke kepalaku dengan keras.
"Brengsek, ngeselin, idiot. Aku pikir kau mati karena pesawat-mu jatuh karena tidak ada kabar darimu"Ujarnya.
Aku tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Kylie, apa dia sebegitu khawatirnya padaku?.
"Maaf. Aku terlalu sibuk dengan urusanku disana, jadi aku lupa mengabarimu"Ujarku.
Kylie mendengus kesal. Aku sadar memang aku cukup keterlaluan tidak memberi tahu mengenai kepulanganku.
"Aku lihat kau sudah baikkan dengan Aiden"Ujarku.
Kylie tersenyum saat aku mengucapkan nama Aiden. Senyumnya begitu bahagia dan tulus, senyumnya itu yang membuat hatiku sakit.
"Tentu, aku sudah baikkan dengan Aiden. Akhirnya"Ujarnya.
Senyumnya tidak hilang, namun senyumku yang hilang. Jika Aiden dan Kylie baikkan, berarti tidak ada lagi harapan untukku.
"Tapi apa kau tidak curiga dengan Christina?"Tanyaku. Siapa tau dia merubah pikirannya.
"Entahlah. Aku tidak mau membicarakan soal dia"Ujarnya.
Namun perasaanku tetap mengatakan lelaki brengsek itu bersama lebih dari 1 wanita.
790 words, pendek bgt Thor? Yoi, karena ini kaya chapter pelengkap(?). Chapter berikutnya panjang kaya anu-nya liam kok Sanz
Vomments babies :*
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPORARY FIX
FanfictionSahabat, namun melakukan hal yang lebih dari sahabat? Itulah deskripsi persahabatan Niall Horan dan Kylie Stewart. Jika ingin tahu bagaimana 'persahabatan' mereka, silahkan simak di cerita ini