Moments - [Kotobuki Reiji x Reader]

357 30 21
                                    

Requested by sakamakimeilisaaa
Thanks buat prompt tentang travel. Ini cukup membantuku dalam menulis~

Sebuah koper [Favorite Color] hendak kau dorong dengan malas. Rasanya ingin menangis saja. Dua buah tiket pesawat pulang-pergi. Voucher hotel untuk dua orang. Salah satunya harus terbuang percuma.

Kalian--- kau dan sang teman, berjanji untuk berlibur bersama ke Korea Selatan. Negara ginseng yang bertetangga dengan Jepang. Dijuluki Hallyu Wave dengan segala budaya yang nyaris menyita perhatian seluruh penjuru dunia. Tak hanya benua ras mongoloid, kaukasoid juga terlibat menjadi media penyebaran tersebut.

Liburan tidak akan terasa menyenangkan ketika harus sendirian. Namun, apa boleh buat. Sahabatmu malah menderita influenza. Kau tidak bisa memaksanya. Dan, sang sahabat mendesakmu agar tetap harus pergi ketimbang menagih refund sebab berjalan-jalan ke sana tetaplah hakmu.

Lamunanmu buyar ketika terdengar suara tepukan tangan dari kejauhan.

"Yang mengikuti tur empat hari tiga malam ke Seoul, kita kumpul dulu untuk absen, ya!" seru pria berambut gondrong kecokelatan berpakaian kemeja hijau pekat dengan label nama yang tergantung di tengkuk berlogo tur.

Rombongan yang awalnya berpencar-pencar kembali merapatkan diri. Kebanyakan peserta merupakan kaum hawa. Namun, tiada satupun yang kau kenal. Kau ikut menyusul.

Kau menautkan alis.

Apa perjalanan bersama seluruh orang asing ini akan baik-baik saja?

Moments
Pair: Tour Guide! Kotobuki Reiji x Tourist! Reader
Uta no Prince-sama © Broccoli, Sentai Filmworks

Note: AU, OOC
By agashii-san
.
.
.

"Pertama-tama, kita akan mendarat di bandara internasional Incheon dan segera diantar ke hotel dengan van. Hari ini acaranya bebas. Jalan-jalannya baru dimulai keesokan harinya," terang pemuda bernama Kotobuki Reiji--- si pemandu wisata, ketika detik-detik pramugari menyatakan pesawat yang kalian tumpangi siap take off.

Kau tidak bersemangat. Duduk di bagian paling ujung di dekat jendela sembari menopang dagu. Dua kursi pesawat kelas ekonomi di barismu sisanya sama-sama kosong. Itu perkiraanmu. Namun tidak. Ternyata sang pemandu wisata duduk di sebelahmu setelah menyebarkan itinerary bagi peserta tur yang lupa bawa.

"Seharusnya jumlah pesertanya genap, kan?" Reiji memandang lurus. "Kok sendirian? Atau terpisah sama temanmu di barisan penumpang depan?"

Mirisnya lagi, tempat dudukmu memang terletak paling belakang.

Kau menggerutu, "Dia sakit dan memaksaku jalan-jalan sendirian seperti orang bodoh. Padahal aku nggak pernah jalan-jalan sendirian ke luar negeri."

Reiji mengangguk paham. "Tidak ada salahnya jalan-jalan sendirian. Nanti pasti bisa terbiasa, kok!"

Diam-diam, kau melirik pemuda itu. "Memangnya kau sudah pernah ke Seoul berapa kali?"

Reiji menghitung dengan jari. "Lima atau enam kali kayaknya karena pekerjaanku sebagai pemandu wisata. Pokoknya tenang saja. Sama saya bakalan aman, kok!"

Menggaruk pipi karena merasa canggung, kau berkata, "Ah... begitukah? Syukurlah. Saya benar-benar belum pernah ke sana."

Reiji tidak langsung menyahut ucapanmu karena mengambil tas ransel yang diletakkan tepat di bawah kursi pesawat. Sebuah buku tur perjalanan wisata pun ia berikan kepadamu.

ᴜᴛᴀᴘʀɪᴍᴀɢɪɴᴇWhere stories live. Discover now