Aku menemui ayah, wajahnya terlihat sangat cemas. Aku tidak tau apa yang ia pikirkan dan kenapa ia memanggilku lagi.
"Savian, mungkin kau akan berpikir jika ayah kembali menghukumu, ini semua demi keselamatan kerajaan. Ayah akan mengirimu kembali ke medan perang, bukan karna ayah menghukumu tapi karna selama di medan perang kau menunjukkan keberanianmu dalam melawan musuh" ucap ayah
Aku terdiam lalu tersenyum, "tidak apa, aku tidak akan membuat ayah kecewa" ucapku
"Kau harus membawa kemenangan bagi kerajaan White Elf, Savian! " ucap ayah
"Aku mengerti, aku akan kalahkan mereka" ucapku
"Ayah percaya padamu" ucap Ayah
Malam tiba, saat ini aku sedang makan malam bersama semua kakakku dan kedua adikku. Raja atau ayah dan semua selir serta permaisurinya memiliki ruang makan sendiri, namun terkadang kami akan makan bersama.
"Savian, kau yakin akan ikut perang ini? " tanya kak Raell tiba-tiba
"Aku tidak bisa menolak keinginan ayah" jawabku
"Jika kau mau, aku akan membujuk ayah untuk tidak mengirimmu ke medan perang lagi" tawar kak Arannis
"Tidak kak, jika memang itu sudah keinginan ayah, aku tidak mau ayah kecewa
"Savian, walaupun kami sanggup tidak satupun dari kami yang dikirim ke medan perang oleh ayah, dan kau dikirim begitu saja ke medan peperangan, bukankah ia bilang tidak mau melanjutkan hukumanmu? " ucap kak Erevan
"Entahlah kak, jika memang ayah berubah pikiran dan memilih untuk kembali mengasingkanku, itu tidak masalah, lagipula kesalahanku sangatlah besar" ucapku
"Savian, aku akan tetap memaksa ayah untuk tidak mengirimmubke medan peperangan besok" ucap kak Arannis bangkit
"Tidak perlu kak! Lagipula Aku akan baik-baik saja " ucapku
"Kau menganggap dirimu akan baik-baik saja? Kau terlalu muda untuk dikirim ke medan peperangan " ucap kak Ararel
"Aku sama sekali tidak rela adikku pergi ke medan peperangan sedangkan aku hanya akan diam disini menunggu nya pulang, kakak tidak mau kehilanganmu! Hanya kau yang kakak punya sekarang! " ucap kak Raell
Aku tertegun, aku sama sekali tidak tau harus berkata apa. Aku tau kakak sangat khawatir, namun ini adalah permintaan ayah sendiri. Aku sama sekali tidak bisa menolak.
"Kakak tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja" ucapku
Pagi tiba, aku sedang bersiap sekarang. Beberapa pelayan membantuku memakai baju perangku.
"Pangeran Savian, anda sudah siap? " tanya seorang pria
Dia adalah panglima perang yang baru, maksudku bukan pria yang waktu itu membawaku kembali ke istana. Pria ini adalah anaknya, ayahnya sedang sakit setelah perang terakhir kali. Mungkin umurnya sama dengan kak Arannis, namun ia sedikit terlihat lebih muda dari usianya.
"Sudah, ayo kita berangkat sekarang, Elferin! " ajakku
Namanya adalah Elferin Berilan.
"Raja sudah menunggu anda sejak tadi" ucapnya
Aku menghela nafas, "yaah... Aku tau itu" ucapku
Aku tiba didepan istana, ayah dam yang, lain sudah menungguku. Aku tidak tau apa ini pertemuan terakhirku atau tidak.
"Berhati-hatilah Savian! Ayah menunggumu kembali" ucap Ayah sambil memelukku
"Aku akan kembali, tenang saja" ucapku
"Savian, aku..... Cepatlah kembali! " ucap kak Raell
Aku hanya tersenyum lalu memeluknya erat. Aku tidak ingin berpisah dengan kakakku yang satu ini, namun semuanya percumah saja.
"Aku akan segera kembali, kakak tidak perlu khawatir" ucapku dalam pelukannya
"Kau harus tetap hidup! " ucapnya
Aku tertawa renyah, "tentu saja" ucapku
Aku hanya tersenyum lalu memeluknya erat. Aku tidak ingin berpisah dengan kakakku yang satu ini, namun semuanya percumah saja.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf karna terlalu pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
lost in Fantasy World
FantasyMitsuyoshi Shun'ya yang membeli sebuah lukisan di sebuah toko barang antik harus masuk kedalam dunia lukisan itu tanpa mengingat apapun.