*いつか結ばれる夢を見たくなる*
Aku melangkah memasuki sekolah yang masih sepi, sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi ku untuk datang pada pagi hari saat sekolah masih sangat sepi. Ntah kenapa aku menyukai keadaan sekolah saat masih benar-benar sepi.
Aku memasuki kelas ku dan bergerak menuju tempat duduk ku dan merenung disana, 3 tahun aku berada di sekolah ini, 3 tahun aku merangkai mimpi disini, 3 tahun semua nya akan berakhir sebentar lagi.
3 tahun aku menyukai Karma, 3 tahun aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku, akankah semua berakhir begitu saja? Akankah semua berakhir dengan aku yang tidak bisa menyatakan perasaan ku?
"Ohayou." Ucap Reiko dari depan pintu. Ia berlari ke arah ku dan mengengam tangan ku erat. "[y/n]-chan! Kau tau, kemarin aku ke Tokyo Disney Land dengan Karma-kun! Aku menaiki berbagai macam wahana—t-tunggu kau mau kemana?"
"Gomen, aku sedang tidak mood untuk mendengarkan mu bercerita, simpan saja nanti ya?" tanya ku sambil berdiri.
"Kau mau kemana?" tanya nya.
"Aku akan ke UKS, katakan pada sensei aku tidak enak badan." Jawab ku. Reiko menatap ku penasaran.
"Benarkah? Apa perlu aku temani?" tanyanya. Aku menggeleng dan berjalan keluar kelas.
Aku tidak ingin mendengarkan cerita Reiko, aku tidak ingin membuat hatiku terluka. Aku tidak ingin membuat ku jatuh ke dalam bumi terlalu dalam.
Aku tidak mau melihat mereka.
Aku tidak mau.
***
Aku melangkah pulang, aku tidak ingin berada di sekolah untuk saat ini, aku tidak mau melihat Karma maupun Reiko ataupun siapapun di muka bumi ini.
Aku duduk di bangku taman dekat rumah ku, sembari memainkan kaki ku bosan. Aku tidak pernah mengalami hal seperti ini—bolos sekolah contohnya—aku terlanjur menjadi anak yang baik hati, tidak sombong, rajin menabung. Bolos sama sekali bukan style ku.
Aku menunduk lama menatap pasir-pasir yang dulu sering aku buat menjadi istana pasir dari ember—tentu saja bersama Karma lagi—yang berwarna-warni.
Aku mengerjap beberapa kali melihat sepatu yang familiar dan mengangkat kepala ku yang membuat bola mata ku langsung bertemu dengan iris mercury nya.
"Karma." Gumam ku. Ia menatap ku tajam, se isirat kekecewaan terdapat di raut wajahnya, wajah Karma saat ini adalah wajah yang paling aku takuti karena aku tidak bisa menebak apa yang dia fikirkan, aku tidak menyukai raut wajahnya, karena aku juga takut bahwa ia mengetahui rahasia ku.
"Kenapa kau melakukan ini pada ku?"
"Melakukan apa?" tanya ku gugup.
"Meninggalkan ku dikelas."
"Disana ada pacarmu."
"Kenapa?"
"Kenapa?"
"Kenapa kau tidak bilang pada ku bahwa kau tidak enak badan?" tanyanya. Aku mendengus.
"Apa yang kau lakukan disini Karma?" tanya ku. "kau harusnya berada di sekolah sekarang." Lanjut ku.
"Aku tidak ingin berada di sana jika tidak ada dirimu." Jawabnya sambil duduk di samping ku.
"Ada apa? Kau seperti bukan Karma." Ucap ku. Ia menggeleng.
"Kau tau [y/n]-chan? Waktu itu kau menangis sangat keras karena kehilangan cangkang kerang disini, kau berkata itu untuk menghias istana pasir mu. Aku memberikan mu kelopak sakura dan kau malah memukulku, kau sangat lucu" ucapnya. Aku terdiam, mengingat memori-memori kenangan ku dengan Karma yang berkelebat masuk begitu cepat bagai tornado.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Marginal [Karma x Reader] [✔]
أدب الهواةApa aku harus menyerah? apa aku harus berhenti? apa semua berhenti disini? Apa pertemanan kita akan berakhir? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Song Fiction Challenge by @vessalius04 Akabane Karma © Owner storyline © luvaud song by : Pri...