01- Me

11 1 0
                                    

Author's POV

"Lima, empat, tiga..."

"Alley! Jangan bikin Een panik! Ini belum selesai!" Ucap Erna, asisten pribadi Alley.

"Gece bogel! Gue udah mau kesekolah!"

Erna sudah berumur 19 tahun, sedangkan Alley masih 16 tahun tetapi tinggi mereka berbeda. Walau tidak jauh, Alley tetap memanggilnya dengan sebutan bogel.

"Siapa suruh tugas senirupa gak pernah ngerjain, bocah!" Gerutu Erna sebal.

"Ya kalo ada si bogel, ngapain harus Alley yang kerjain? Yoi gak? Yoi donggg." Ucapnya sambil menggoda Erna.

"Budak aheng, damel repot!" Omel Een.

"Apaantu artinya?" Ucap Alley sambil tertawa.

"Gak tahu! Udah ayo! Tunggu sini, biar Een panggilin Pak Surot dulu!" Ucap Erna yang terlihat sangat kesal.

"Siap, Een bogel!" Ucap Alley memberikan tanda hormat bak ucapacara. Erna terkekeh dan pergi memanggil supir pribadi Alley untuk diantarkan kesekolah.

"Nanti pulang dijemput apa pulang sendiri?" Tanya Erna saat mereka sudah sampai di mobil.

"Jemput di Mall biasa aza En, Alley mau main sama Sissy sistah." Ucapnya.

"Jangan pulang lama-lama! Nanti Een diomelin Daddy!" Omel Erna.

"Iya Een..." ucap Alley terdengar pasrah.

"Udah ya En, gue belajar dulu biar pinter biar bisa banggain ayah-ibu. Een jangan kangen sama Alley, Alley gak lama kok. Nanti kalo Alley udah sukses, Alley bayarin kawin nanti. Terus nanti Alle-"

"Udah bawel! Sana sekolah!" Omel Erna.

"Hehe, dadah bogel!! Ay lapp yuu..." ucap Alley sambil melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

-
"Alley! Lo udah belajar? Hari ini katanya ulangan Math mendadak!! Fuck! Gue belum belajar sama sekalii woii!!" Ucap Diany heboh.

"Bawel lu, bego. Ngapain gue belajar? Remed tinggal remed. Pusing amat." Ucap Alley cuek.

"Dasar gelo! Lu mah enak, bokapnya baik lah gua? Sampe gak naik dipenggal gua, Alley!!" Ucap Diany sambil memelaskan wajahnya.

"Udeh ah gak usah ribet." Ucap Alley dan berhambur ke kelas.

"Hai, Alleya." Sapa Calvin, teman sekelas Alley.

"Iya, hai." Ucap Alley membalas sapaannya.

Alley adalah siswi kesayangan dikelasnya. Walaupun nakal, Alley tetap bersikap ramah dan baik kepada teman yang sudah dikenalinya.

Bel berbunyi menandakan waktunya masuk sekolah. Alley sudah duduk ditempatnya. Dipaling belakang dekat AC.

Kamu itu kayak kursi pojokan deket jendela, meskipun dingin tapi nyamanin. Udah gitu, harus di land-mark, soalnya kamu banyak yang ngincer. Kata Alley.

"Sekarang pelajaran apaansi?" Tanya Alley pada Randa, teman sebangku Alley.

"Fisika, Emang gak liat jadwal?" Tanya Randa. Randa adalah gadis yang rajin dan kalem. Alley senang mendekati orang-orang pendiam lugu seperti Randa, karena bisa dijadikan jiwa baru katanya.

"Males, hehe." Ucapnya seadanya.

Randa sudah terbiasa dengan sikap Alley. Alley sangat menyenangkan dimatanya. Randa yang pemalu menjadi lebih berani dan terbuka setelah berteman lama dengan Alley.

"Stand up please! Give greeting!" Ucap ketua kelas, Mike saat guru fisika mereka sudah hadir.

"Mr.Wulito is here guyss!!" Teriak Silva yang langsung mendapat sorakan dari anak-anak.

You belong to meWhere stories live. Discover now