Wajah Tasya sembab. Bukan karena menangis tetapi karena terus menguap sedari tadi. Malam mulai beranjak ke pukul 00.00. Tapi, Tasya tak kunjung mengakhiri hari ini. Matanya mengantuk tapi tidak dengan pikirannya. Tubuhnya lelah sama seperti hatinya.
Perhatian sekolah memang sudah berpihak padanya. Tapi, dia malah tak suka mendapatkan perlakuan beda. Dia rasa anak-anak di sekolah itu hanyalah sekumpulan orang munafik. Kemana mereka saat dulu dia dibenci? Bagaimana sikap mereka dulu padanya? Sekarang sok peduli, dulu seperti apa? Kira-kira begitulah anggapan Natasya. Hatinya masih dingin, sama seperti air es.
Sedari tadi dia hanya mencoreti buku fisikanya yang penuh coretan rumus Hukum Pascal, Hukum Archimedes, Hukum Stokes, dan lain sebagainya. Namun, tak satupun dari rumus itu mampu masuk ke otaknya. Padahal biasanya hukum-hukum Fisika serumit itu bisa masuk dengan mudahnya ke dalam otak Tasya. Tasya bisa menghapalnya seperti meneguk air.
Mungkin dia menjadi melankolis karena sang mantan kembali membuka luka lamanya. Seharusnya dia membenci Egi saja. Seharusnya dia tak usah berdekatan walau hanya sebagai teman. Seharusnya, dia tak perlu berbaik hati untuk membuka cintanya lagi bersama Egi. Jadinya, malah runyam seperti ini. Masalah masa lalunya yang menjemukan hadir menjadi mimpi buruk yang berlarut-larut.
Tasya menangkupkan wajah cantiknya ke atas buku tulis Fisika. Dia mencium aroma buku yang menurutnya sangat enak itu. Bagaimana bisa hidup bahagianya menjadi rumit seperti ini? Bagaimana dia bisa menjadi orang seperti ini? Seingatnya dulu sosoknya tak seperti ini. Apa hanya karena watak gila belajarnya? Apa itu masalah utama pertikaian hidupnya?
---
"Kita photobox di sana yuk, Kak?" ajak manja seorang gadis muda pada seorang lelaki berpotongan rambut cepak."Kamu pengen banget ya, Dek? Aku hitam, dekil banget lo karena kebanyakan korve," ujar Egi pada Bia. Ya, keduanya sedang jalan-jalan tanpa sepengetahuan Tasya. Setidaknya menurut mereka. Kenyataannya Tasya mengikuti mereka sejak di pintu mall.
"Hitam dekil kamu juga suka, kan?" pecah sebuah suara milik Tasya yang kontan membuat keduanya menoleh.
"Natasya!"
"Tas..." seloroh Bianca hampir bersamaan.
"Iya aku Natasya, masak kalian lupa sama aku? Saking sibuknya pacaran ya? Jadi di sini ya tempat Kak Egi apel? Aku baru tahu tentara apelnya di mall!" cerocos tajam Tasya. Wajahnya mulai datar tanpa ada ekspresi lagi. Perlahan air matanya jatuh karena sadar jika dirinya sedang menjadi korban perselingkuhan.
"Natasya, aku bisa jelaskan." Ujar Egi menahan tangan mungil Tasya.
"Jelasin apalagi, Kak? Jadi ini penyebab perubahan sikap Kakak? Kakak gak pernah balas SMSku lagi. Kakak nelepon aku cuma sebentar. Kakak punya hubungan baru sama dia? Iya!" ujar Tasya keras sambil menunjuk Bia yang mulai menangis.
"Tasya, maafin aku. Aku..."
"Apa Bia? Kamu suka sama Kak Egi? Cinta sama dia?" tuduh Tasya keras yang memancing perhatian pengunjung mall di dekat mereka.
"Maafin aku, Tasya. Cinta itu terjadi begitu saja. Kak Egi berhak bahagia dengan orang yang dicintainya, kan?" tanya Bia pelan.
"Teganya kamu bicara gitu sama aku! Aku sahabatmu, Bia! Teganya kamu nusuk aku dari belakang!" ujar Tasya lirih.
"Aku minta maaf Tasya. Maafin aku Tasya!" Hanya itu yang dapat diucapkan mulut Bianca.
"Tasya, Bia, ayo kita bicara dengan enak. Please, Tasya. Listen to me!" ajak Egi sambil menyentuh tangan Tasya. Tasya menampiknya keras.
"Enggak! Gak perlu! Aku cuma butuh jawaban, kamu pilih aku atau dia?" tanya Tasya sambil menunjuk Bianca yang tersedu. Egi menunduk kebingungan.
"Kakak gak bisa jawab ya? Kakak cinta kan sama dia!" tanya Tasya sekali lagi. Egi masih membisu kebingungan. Tentara muda itu hanya bisa membisu menunjukkan sikap pengecutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/102108415-288-k14952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Popsicle (Lelehan Es Batu 2) Compeleted
RomanceKisah tentang TENTARA dan ANAK SMA. Masih dari Nayla Salmonella, penulis "Stuck in Love". Lanjutan dari Cerpen "Lelehan Es Batu". Masih berkisah tentang Si Dingin, Natasya Alleira dan Arga Dimas Aditya, serta Egidio Satria dan Bianca Adriana. Cerita...