DEJAVU

99 13 5
                                    

"Eh Feb lihat deh, itu Alicia duduk sama siapa?" tanya Nana sambil menunjuk Alicia.

"Eh iya Na, sama siapa itu? tampang-tampang berandal." jawab Febri.

"Eh bentar Feb! Itu bukannya Ni..Niko?" jawab Nana.

"Hah? Masak sih? Tapi kok bisa duduk sama Alicia sih, kasihan Alicia tuh pasti ketakutan sama cowok playboy dan berandalan itu." tukas Febri.

Deg...

"Eh kok berhenti Feb? Komedi putarnya macet?" tanya Nana.

"Yang bener aja." jawab Febri cemas.

***

"Eh..." tanpa sengaja jari-jari Alicia dan Niko saling menyentuh dan menggenggam erat ketika komedi putar berhenti. Alicia yang terkejut membuat badannya terlempar ke arah Niko dan tanpa disadari posisi mereka saling memandang satu sama lain.

Suara teriakan orang-orang yang menaiki komedi putar. Seakan tidak masuk kedalam telinga mereka berdua. Mereka hanya terdiam tanpa sadar saling memandang dan terdiam. Sampai suara seseorang menyadarkan mereka.

"Eh Alicia hati-hati." Nana berteriak ketika melihat Alicia hendak terjatuh.

Alicia dan Niko langsung melihat kearah Nana dan seketika genggaman mereka langsung terlepas.

"Makasih." ucap Alicia kepada cowok tak beradab itu.

"Ya. Mangkannya hati-hati." jawab cowok itu dengan jutek, judes, dan cuek.

"Tadi yang itu? Sama Niko. Rasanya aku pernah ngelakuin. Tapi kapan yah? Dimana? Apa ini yang namanya dejavu." batin Alicia dalam hati.

"Brengsek." ucap cowok dengan nada tinggi.

Alicia hanya menatapnya dengan tatapan takut dengan berpegangan pada besi-besi keranjangnya.

"Apa loh lihat-lihat?" ucap cowok sadis itu membuat Alicia tersentak kaget dan takut.

Pandangan mata Alicia langsung kabur kearah lain seketika ucapan yang dilontarkan cowok itu.

"Ini kenapa macet sih?" tanyanya.

"A..Aku gak tau." jawab Alicia gemetar.

"Kenapa badan loh gemetaran dan keringatan gitu? Loh sakit? Apa loh takut sama gue?" ucap cowok itu sambil memegang dahi cewek didepannya.

"Aku gak sakit." jawab Alicia.

"Terus kenapa? Loh takut sama gue." tanya Niko dengan meringis.

"I... Iya." jawab Alicia.

"Hahaha. Loh lucu banget." jawab Niko sambil tertawa cekakakan.

"Woy setan alas ada anak yang ngaku takut sama gue nih." teriak cowok sinting itu kepada kedua temannya yang dikeranjang lain sambil tertawa lepas.

"Wah Ngakak asli gue. Godain aja bro!!" jawab Reyhan.

"Jarang-jarang gue lihat ada yang takut sama loh Nik, paling-paling suka sama loh. Kalau gitu sih banyak." jawab Yoga kepada Niko sambil meringis.

***

    Deg..

"Eh udah jalan komedi putarnya." ucap Alicia.

Niko melihatnya dengan tatapan datar.

"Kenapa loh jelek sih?" tanya Niko tiba-tiba.

"Maksudnya?" tanya Alicia kaget.

"Iya, jelek. Loh itu gak menarik." jawab Niko.

Alicia langsung tertunduk malu untung komedi putarnya berhenti sampai bawah. Tandanya sudah selesai.

"Alicia." sapa Nana yang langsung memeluk Alicia.

"Kamu gak apa-apa?" disusul dengan pertanyaan Febri.

"Iya aku gak apa-apa. Ada apa emang?" tanya Alicia bingung.

"Kamu tadi kan satu keranjang sama Niko." jawab Nana.

"Iya terus?" tanya Alicia.

"Kamu gak digodain kan?" tanya Nana.

"Enggak sih Na. Tapi masak ya dia tanya ke aku, kenapa aku jelek." jawab Alicia.

"Hah?" jawab Febri dan Nana tersentak kaget.

"Yang bener aja?" jawab Febri.

"Iya aku gak bohong." jawab Alicia dengan wajah polos.

"Ngajak berantem tuh anak." jawab Febri dengan wajah marah.

Febri terkenal sebagai cewek yang tomboi.

"Udahlah Feb biarin aja. Yuk kita pulang?" ajak Alicia.

"Ta..tapi ini gak bisa dibiarin." jawab Febri.

"Feb, udah ya. Ayo pulang udah malem?" ajak Nana.

"Hmm yaudah lah. Ayo" jawab Febri pasrah.

***


Pagi harinya di sekolah murid-murid terdengar sedang ramai membicarakan murid baru.

"Na." sapa Alicia.

"Apa?" tanya Nana.

"Anak-anak pada ngapain sih kok rame banget? Denger-denger ada murid baru ya?" tanya Alicia.

"Oalah itu. Iya ada murid baru katanya anaknya ramah dan kece." jawab Nana tersipu.

"Ih apaan sih Na, genit banget. Kamu kan gak tau anaknya." jawab Febri dengan muka jutek.

"Yang mana sih? Jadi pengen tau anaknya." jawab Alicia.

"Eh itu dia lewat depan kelas kita." jawab Febri.

"Hah mana?" tanya Nana.

"Kalau kamu jadi aku, mungkin kamu bakalan merasakan sakit luar biasa seperti yang aku rasakan saat ini."

"Luka tidak memiliki suara, sebab itu air mata jatuh tanpa bicara."


My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang