Aku seorang yeoja berasal dari singapore.
Aku mendapatkan pertukaran pelajar dikorea,Negara yang ku ingikan.
Selama aku di korea,Aku benar-benar belajar dengan bersungguh-sungguh. Dan aku sering berdoa kepada tuhan agar aku benar-benar menjadi anak yang rajin.***
Setiap sore aku ke gereja untuk beribadah.
Hingga suatu waktu aku melihat seorang namja bermata sipit dengan telinga di tindik. Aku seperti pernah melihat orang itu tetapi aku lupa dimana aku pernah melihat namja itu.
***
Aku tidak bisa ke gereja hari ini, Karena seorang guru menyuruhku untuk mengajari seseorang untuk belajar.
Seorang yang lebih tua dari ku,Seorang kakak kelas ku.
Bagaimana bisa adik kelas mengajari kakak kelas nya sendiri?. Seharusnya Kakak kelas lah yang mengajari adik kelas.***
Aku telat.Bagaimana bisa? padahal aku hanya mengobrol sebentar.
Aku berlari menuju kelasnya,dan membuka pintu kelasnya.
Aku melihat seorang namja yang duduk dengan seenaknya,kaki di atas meja kemudian memakai earphone dan telinga yang di tindik.
Tunggu... Telinga ditindik? apakah dia bermata sipit?
“ekheemm..” Serak ku sengaja
“Seharusnya kau tidak usah ingat kalau kau harus mengajar ku” Ucapnya sambil melepas Earphone nya
“Maaf kalau aku telat,Tadi ada sedikit urusan”
“Aku mau pulang saja. Kalau guru bilang apa kau sudah mengajari ku,Bilang saja sudah.Aku mau ibadah” Ucap nya sambil berdiri”
DIA BERMATA SIPIT! Sama seperti yang kemarin
“kau akan beribadah dimana?”
“mau tau saja”
“Kalau mau ibadah nanti saja,Aku juga akan beribadah di gereja belakang sekolah”
“Jangan-jangan kamu yang kemarin menolong seorang nenek di depan gereja itukan?”
“i..iya...”
“itu nenek ku. Terima kasih telah menolong nenek ku,Semoga tuhan memberkatimu”
“Amen”
“Ayo kita ke gereja”
“Kau harus belajar dulu.Hampir semua nilai mu rendah”
“Bagaimana dengan nenek ku? Dia sendiri di rumah”
“kalau begitu kita belajar di rumah mu”***
Benar yang dia bilang. Dia hanya bersama nenek nya. Nenek nya duduk di kursi roda dan hanya diam.
Kami belajar diruang depan bersama nenek nya.“Nama mu siapa kak?” tanya ku
“Lee Jooheon, Panggil saja Jooheon”
“Baik kak Jooheon”
“Tidak usah pakai kak”
“baiklah Jooheon”
“Belajar darimana?”
“bagaimana dengan bahasa?”
“Baiklah”
Kurang lebih 3 jam kami belajar,kami memutuskan untuk pergi beribadah.***
Selesai beribadah,Nenek Jooheon terlihat seperti sedang tidur. Tapi benar-benar tidak bergerak,dada nya seperti tidak sedang bernafas.Jooheon pun datang dan jongkok di hadapan nenek nya,Kemudian menggerakkan tangannya pelan.
“Nek...”
“Nek...”
“Nek..?”
Tidak ada sahutan sama sekali. Aku mencoba memegang dada nya dan nadinya.
“Jooheon”
“Tidak mungkin”
“Percayalah”
Jooheon menelpon ambulance dan membawa neneknya ke rumah sakit.***
1 Minggu setelah kepergian neneknya. Aku tidak pernah bertemu Jooheon, Bahkan teman sekelasnya mengatakan Jooheon Tidak masuk kelas setelah kepergian neneknya.
Aku mencoba kerumah nya, Tidak ada tanda-tanda kalau Jooheon sedang di rumah. Bahkan Setiap sore aku tidak pernah melihat Jooheon beribadah.***
Sekarang sudah mulai memasuki kenaikan kelas,dan dia seharusnya lulus.
Tidak ada kabar tentangnya. Aku memang baru 1 hari bertemu dengannya,tapi entah kenapa aku sangat peduli padanya.***
Malam ini aku berjalan di festival,Namun hal buruk datang yaitu hujan. Aku berteduh pada satu kios. Namun tak lama hujan berhenti. Aku melanjutkan perjalanan. Melihat 1 badut yang sangat riang gembira kepada anak kecil.
Aku terus memperhatikan badut itu,sampai badut itu melihat ku,aku melambaikan tangan pada badut itu,namun badut itu pergi setelah aku melambaikan tangan padanya.Aku melihat kebelakang tapi tidak ada siapa-siapa.
Aku pun mencari kemana badut itu pergi.
Terlihat sedikit kaki badut itu,Aku sedikit mengintip.
“Jooheon?”
Jooheon menengok dan baru saja mau pergi,tapi aku menahannya.
“Kau kemana saja? Aku mencari mu kemana-mana, Kenapa kau tidak masuk sekolah?, dan... Aku tidak pernah melihat mu ke gereja lagi selama ini”
Dia hanya menunduk tidak berani menghadap ke arah ku.
“oppa...”
Kemudian Jooheon menatap mataku
“Kau memanggil ku Oppa?”
Aku hanya mengangguk
“Aku tidak pantas dipanggil Oppa! Aku hanyalah anak pembawa sial bagi orang lain.Kau pergilah jangan sampai hidup mu hanya sebentar hanya karena aku!”
“Siapa yang pembawa sial? Tidak ada pembawa sial. Itu hanya mitos!”
“Ibuku meninggal saat aku berumur 2 Tahun Ayah ku meninggal saat adikku di lahirkan,dan saat itu aku juga sedang sakit. Kemudian adikku pergi meninggalkan ku,dia hidup bersama pamannya di amerika.Sedangkan aku di buang disini bersama nenekku. Tapi nenekku sakit saat aku berumur 8 Tahun.Aku yang menjadi tulang punggung untuk membiayai obat nenekku dan segalanya! Aku hanya lah pembawa sial!”
“Serahkan semua pada tuhan,Kau bukan pembawa sial!”
“Bagaimana bisa? Semua sudah terbukti!”
Aku memeluk Jooheon untuk menenangi diri nya
“Lepaskan!”
“tidak!”
Jooheon mendorong ku sampai jatuh dan pergi meninggalkan ku***
Sekarang waktu pertukaran pelajar ku telah habis. Aku Harus kembali ke singapore.
Taksi yang sudah ku pesan sudah berada di luar, Supir membantu ku menaroh Koper ku ke dalam bagasi
Aku memainkan handphone ku,dan tidak ku sengaja,Aku melihat bentuk matanya yang sipit.
“Lee Jooheon?”
“Ada apa Nyonya?”
“Berhenti”
“Iya ada apa?”
“Kau tidak mengingatku?”
“ChangSi?
ya..benar nama ku Changsi
“Kau mau kemana?”
“Aku akan kembali ke singapore,waktu pertukaran pelajar ku telah habis”
“A..Apa? Pertukaran pelajar?”
“iya”
“Mian Changsi”
“Untuk apa?”
“Aku pernah berbuat jahat pada mu. Mianhae”
“Lanjutkan perjalanan dulu, aku akan jelaskan nanti”***
“Ini Joo uangnya,Terima kasih sudah mengantarku, dan pernah bertemu dengan ku walaupun hanya sebentar.” Aku pun keluar untuk mengambil koper ku
“ChangSI!”
“iya?”
“uang mu kelebihan.”
“Ambillah joo. Aku tau kau membutuhkan uang lebih untuk kehidupan mu.”
“Aku tidak bisa menerima ini”
“Joo...Ambilah.”
“Tapi..”
“Tidak ada tapi-tapian. Sampai jumpa lagi Joo. Sukses ya”***
5 Tahun kemudianAku masih mengingat kejadian saat pertukaran siswa. Sekarang aku hanya duduk dan menerima laporan para pekerja.
MANAGER
Ya...Kini aku menjadi manager. Manager di korea pada salah satu perusahaan. Dan aku juga menjadi seorang guru di sekolah saat aku menjadi pertukaran pelajar
***
Aku mencoba memesan sebuah taksi, Siapa tau saja Jooheon masih bekerja menjadi supir taksi
Tetapi hasilnya nihil. Yang ku dapati malah orang lain.
“Pak saya mau nanya boleh?”
“Iya silahkan”“Bapak bekerja disini udh berapa lama?”
“saya udah 10 Tahun dek”
“Bapak kenal sama yang namanya Lee Jooheon?”
“Lee Jooheon baru beberapa Bulan yang lalu pindah kerjaan”
“Pindah kemana pak?”
“Yah..kalau pindah kemananya saya kurang tau Nyonya”
“Kalau saya tanyakan ke manager nya boleh?”“Iya itu lebih baik sih”“Ya sudah kalau begitu. Terima kasih informasinya pak”
“Sama-sama nyonya”***
Seperti dulu saat pertukaran pelajar.Aku berjalan-jalan saat ada festival.
Aku menikmati sebuah permen berbentuk apel,dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang memakai jaket yang sangat keren dan celana jeans laki-laki.
“mianhae mianhae” Ucap ku membungkuk 90 derajat pada nya
“aah.. Gwenchana”
“Lee Jooheon?”
“ChangSi?”
“Jooheon? Kau sudah dewasa”
“Aah..Kau juga sudah dewasa. Bagaimana kamu sekarang?”
“Aku telah menjadi seorang manager pada sebuah perusahaan”
“Jinjayo?”
“Iya. Bagaimana dengan mu?”
“Aku menjadi seorang rapper. Dan aku akan tampil Sebentar lagi di sebelah sana” Ucap jooheon sambil menunjukkan ke tempat nya
“Boleh aku menontonnya?”
“Sure.Why not?”***
Aku memperhatikan Jooheon memainkan rapper nya dengan sangat bagus,cepat,dan keren.
Bagaikan Mobil balap yang terkeren dan tercepat.
Selesai acaranya. Semua menepuk tangannya. Aku mendatangi Jooheon dan memberinya pujian.
“Jooheon-aah”
“Hmm?”
“Boleh aku memanggil mu Oppa?”
“Oppa?”
“Ya.. Izinkanlah”
“Baiklah,Apapun kalau menurut mu itu yang terbaik gunakanlah”
“Jooheon Oppa”
“Eehh? Hmm.. kenapa aku agak canggung ya?”
“Ya sudah tidak ush pake Oppa”
“Boleh aku bertanya pada mu ChangSi?”
“Ya tentu saja boleh. Ada apa?”
“Kau mempunyai Mimpi?”
“Mimpi?”
“maksud ku Sebuah keinginan besar”
“Pasti ada. Semua orang pasti mempunyai keinginan. Maupun itu kecil atau besar.”
“Tapi mimpi mu sudah terkabulkan?”
“Tuhan telah memberkati ku. Semua keinginan ku sudah terkabulkan. Bagaimana dengan mu?”
“Ya...aku juga. Sebenarny dari aku kecil aku ingin menjadi penyanyi. Tapi aku ditakidrkan untuk menjadi seorang rapper. tapi tak apa,Aku bersyukur”
“Tuhan adil”
“Ya kau benar. Ada sih 1 keinginan lagi yang terkabulkan”
“Apa itu?”
“Ku rasa aku tak akan mendapatinya. Karena aku hanya seorang sederhana yang tidak mempunyai apa-apa. Bahkan untuk hidupku sendiri saja masih harus kerja sana-sini”
“Aku tidak paham”
“Aku Mencintai mu. Semenjak kau pergi aku merasa kehilangan seseorang. Seakan-akan aku benar-benar hidup sebatang kara disini. Bahkan pernah aku berfikir untuk mati. Tapi itu tindakkan yang buruk. Mungkin ini cobaan dari tuhan”
“Jooheon-aah.. Kau mau bekerja di tempat ku?. Akan ku ajarkan bagaimana cara bekerja nya”
“Tapi.. Bagaimana rapper ku?”
“Kapan kau akan bekerja sebagai rapper?”
“Hampir setiap malam jam 11 sampai jam 2 Pagi. Terkadang kalau di acara besar sampai jam 3”
“Kau bekerja dari jam 10 sampai jam 5. Bagaimana?”
“Benarkah?”“Iya..apa kau mau?”
“Mana mungkin aku menolak sebuah pekerjaan di saat aku membutuhkan pekerjaan?”
Aku hanya tersenyum mendengar perkatannya
“Lalu bagaimana dengan pernyataan ku?”
“Pernyatan Cinta?”
“i..iyaa”
“Akan ku jawab suatu saat nanti”***
Panjang banget yaaa. Gapapa yah panjang biar puas :v. Jangan ambigu yak
Next? Voment dulu ya pegel nih tangan :')
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Monsta X Fanfiction
FanfictionDaripada bingung mau menghayal gimana kalau baca ini? Lumayan buat nambah-nambahin ke haluan kalian 🙂 Jangan lupa vote dan coment nya 😘😘 🏅🏅🏅🏅 🏅Ranking in 2020🏅 #4 in MonstaxFanfiction #47 in Monbebe #139 in IM #152 in Jooheon #1...