Hurt Like Hell

1K 93 33
                                    

Author :: Aurelia Christy

Genre :: Romantic and Sad

Warning :: YAOI. Ini pertama kalinya aku membuat FF dari member BTS, I'm still ELF but gak sengaja ngeliat kedekatan V dan Jhope. Rasanya ini seperti pertama kali jatuh cinta pada Kyumin, i love this couple too ^^. Aku tau Vhope is more than real. DON'T LIKE DON'T READ ok ^^v

Cast : Taehyung as Himself

Hoseok as Himself

Cho Kyuhyun as Himself

Lee Sungmin as Himself

Jeon Jongkook as Himself

And the other's member BTS

Pairing:Vhope

Kyumin


"Hyung.. hentikan, kita sudah tidak bisa bersama lagi.."
"Aku hanya ingin meyakinkanmu sekali lagi, Hosiki-ah"

Part X

Author's POV

Tidak seperti biasanya, ruangan kerja yang didominasi warna putih dan hitam yang terkesan berkelas itu terasa hening. Namja paruh baya itu ada disana. Duduk dikursi Direktur Utama Cho Corporation. Menatap dengan tajam kedua namja yang sedari tadi menundukan kepala, seolah tidak berani menatap wajah sang pemilik perusahaan.

Kedua namja itu, Kim Seokjin, putra sulung sekaligus Kepala Divisi Pemasaran dan Namjoon, Wakil Direktur perusahaannya. Entah sudah berapa lama dia menatap kedua namja itu, seolah menunggu apa yang diinginkan keduanya sehingga dengan lancang berada diruangan pribadinya, setelah semua yang mereka lalukan tadi pagi. "Berani sekali kalian menampakan wajah didepanku"

Kalimat sarkastik, Mr. Cho tidak pernah mengeluarkan kalimat seperti itu jika tidak dalam keadaan marah, membuat Seokjin semakin tertunduk, hanya bisa meremas-remas telapak tangannya berusaha meredakan rasa gugup. "Jika tidak ada yang kalian bicarakan, lebih baik kalian pergi dari hadapanku"

"Appa.. " Akhirnya ia memecahkan kebisuannya "Ijinkan kami menjelaskan yang terjadi"

"Mr. Cho, sebelumnya aku meminta maaf, atas kelancanganku mencintai putra anda, maafkan aku tidak tau diri dengan berani mengajaknya menjadi kekasihku. Ini berawal dari kesalahanku Mr. Cho" Namjoon dengan berani menghadapkan wajahnya kepada pimpinan yang dia hormati itu.

"Jangan bertele-tele. Kau tau aku tidak menyukai hubungan kalian"

"Tapi aku tetap akan mencintai putra anda Mr. Cho, aku tau ini melukai perasaan anda, aku akan melakukan apa saja, apa saja akan aku berikan pada anda tapi aku mohon, jangan paksa aku untuk berpisah dengannya" Namjoon berlutut, memohon pengasihan dari ayah kekasihnya.

"Sungguh tidak tau diri" Mr. Cho tersenyum sinis "Kau tau betapa berharganya putraku jika harus disandingkan dengan dirimu? Kau hanya seorang lelaki miskin yang aku percayakan sebagai wakilku, bukan berarti kau berhak mencintainya kan? Kau punya apa untuk membahagiakan putraku? Kalian sesama jenis, kau tidak malu mencintai seorang namja? Menjijikan!"

"Anda boleh menghinaku Mr. Cho, jika perlu aku akan mengundurkan diri dari jabatanku diperusahaan ini, aku berjanji akan membahagiakan putra anda, kami akan menikah diluar negeri, aku akan mencari pekerjaan, aku berjanji mencintainya seumur hidupku"

'Aku berjanji akan mencintainya sampai ajal menjemputku' tiba-tiba ingatan Cho Kyuhyun kembali kemasa itu, persis dengan kalimat yang pernah dia ucapkan dulu

"Percayalah padaku Mr. Cho, kau sudah mengenalku sejak lama, aku bisa bertanggung jawab atas putramu, kumohon restui kami"

'Kumohon restui hubungan kami, aku tidak bisa berpisah dengan putra anda'

"Apapun akan aku lakukan, apapun asalkan anda tidak meminta kami mengakhiri hubungan ini.."

'Kumohon Tuan Lee, aku akan melakukan apa saja asalkan dia tetap bersamaku, kumohon'

"Arghh!! Hentikan!" Mr. Cho berdiri dan menggebrak meja dengan keras, dia seperti dejavu dengan situasi sekarang. Ingatan itu berputar-putar dikepalanya, traumatik ditolak dan ditinggalkan oleh orang yang dia sayangi masih melekat disanubarinya. Dia memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Appa!" Seokjin menghampiri ayahnya dengan panik "Namjoon-ah tolong ambilkan air putih hangat untuk Appa, PALLI!" Dengan cepat Namjoon menuruti perintah kekasihnya. "Appa, tenangkan dirimu, kumohon maafkan aku menimbulkan masalah ini, tenanglah Appa, jika memang kau menginginkan aku berpisah dari Namjoon, akan kulakukan, akan kulakukan apapun yang kau perintahkan untukku, aku akan mengabdi untukmu Appa, aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu.." Seokjin sedikit terisak, walau bagaimanapun dia sangat menyanyangi ayahnya, dia pun dalam keadaan bimbang apakah harus melanjutkan hubungannya dengan Namjoon jika situasinya menjadi seperti ini.

"Ini air putihnya hyung"

"Appa, minumlah dulu, tarik nafas dan tenangkan dirimu ne.." Jin mengelus pundak ayahnya dengan lembut. Kemarahan Mr. Cho mereda, tidak seharusnya dia mencampur adukan masa lalunya dengan apa yang dihadapi putranya saat ini. Tidak seharusnya trauma yang ia rasakan ia lampiaskan pada dua namja yang sedang dimabuk cinta ini. Bukan salahnya jika putranya pun memiliki orientasi seksual yang sama dengannya. Mr. Cho menarik nafas berat.

"Apakah kalian sungguh-sungguh saling mencintai?"

"Appa, sebaiknya kita jangan membahas itu dulu ne, ini sudah malam, Appa bahkan belum makan dari siang tadi, kita bicarakan nanti saja"

"Jawab saja pertanyaan Appa"

Seokjin kembali tertunduk "Ne Appa, aku mencintai Namjoon sudah sejak lama, aku memendam perasaan in, aku sudah mencoba untuk membunuh perasaan ini tapi aku sungguh-sunguuh tidak kuasa Appa, dan ternyata dia juga merasakan hal yang sama denganku. Kami berencana untuk menikah dan akan meminta restu dari Appa, sampai tadi pagi Appa memergoki kami keluar dari appartement Namjoon. Kumohon maafkan aku Appa, aku tidak bisa menikah dengan yeoja, aku pasti tidak akan bahagia, kumohon jangan paksa aku berpisah dari kekasihku" Seokjin mengusap pelan air matanya yang menetes.

"Kau Namjoon-ah, apa kau berani berjanji kau akan membahagiakan putraku?"

"Pasti. Aku berjanji pasti akan membahagiakan putra anda Mr. Cho" seru Namjoon dengan yakin

"Kalian tau kenapa aku sangat menentang hubungan kalian? Karena aku pernah mengalami hal yang sama" Sorot mata Mr. Cho meredup, masih kentara luka yang disisakan dari masa lalunya, membuat Namjoon dan Seokjin saling berpandangan tidak mengerti

"Namjoon-ah"

"Ne, Mr. Cho"

"Aku percayakan putra sulungku padamu, tapi jika sekali saja kau menyakitinya, maka kau akan merasakan penderitaan yang jauh lebih mengerikan daripada apa yang pernah kau bayangkan, kau mengerti?"

"Jadi.. jadi anda merestui hubungan kami?" Namjoon bertanya dengan nada tidak percaya. Mr. Cho yang arogan, Mr. Cho yang awalnya sangat menentang hubungan mereka, kini berbalik merestui hubungan ini, Namjoon masih tidak mempercayai pendengarannya.

"Be.. benarkan Appa merestui kami?" Seokjin berkata lirih

"Ne anakku, Appa hanya ingin melihat kau, Hobie dan Kookie bahagia, putra-putraku yang kusayangi. Hanya kalian yang kumiliki dalam hidupku, Appa tidak bisa memaksakan apa yang Appa mau jika kalian tidak bahagia, Appa bisa mengerti apa yang kau rasakan, yang penting kau yakin keputusanmu ini adalah keputusan yang tepat dan bisa kau pertanggung jawabkan" Jangan bernasib sama denganku anakku

"Dan yang penting adalah, pasanganmu ini berjanji akan membahagiakan dan menjagamu seumur hidupnya. Jika tidak maka Appa akan membunuhnya" Mr. Cho melirik Namjoon, tapi kali ini diiringi senyum tipis dibibirnya.

Namjoon sungguh tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya sekarang, rasa itu membuncah didadanya "Kamsahamnida Mr. Cho, saya berjanji sepenuh hati akan memberikan yang terbaik untuk putra anda" Namjoon membungkukkan dirinya

Drrttt..Drrrtt.. Kegiatan mereka diinterupsi oleh getaran ponsel Mr. Cho yang berada diatas meja. "Yeoboseo?.. Hm, ada apa?... Apa?.. Benarkah?... Ne, kami akan segera kesana"

"Appa? Nuguya?"

"Pengacara Appa. Dia sudah menemukan siapa tersangka dalam kasus yang merugikan perusahaan kita"

"Apakah itu Mr. Lee, pemilik perusahaan Sendbill Corporation?"

"Bukan, tersangkanya adalah Mr. Choi, Mr. Choi Siwon yang terhormat" seru Cho Kyuhyun sambil mengepalkan tangannya dengan geram. "Jin-ah, cepat hubungi donsaengmu, kita harus kekantor polisi sekarang juga untuk mencabut semua tuntutan terhadap Sendbill Corporation. Kita harus menandatangani surat pernyataan bahwa tersangkanya bukan Mr. Lee. Palliwa!"

"Ne Appa"

Taehyung POV

Hari sudah merangkak semakin malam, seluruh tubuhku sudah sangat lelah, setelah aku meeting seharian dengan klien, aku masih harus mempelajari kasus yang dilayangkan ke perusahaan kami, sepertinya ada pihak ketiga yang ingin mengadu domba Mr. Cho dan Appa, tapi aku masih belum yakin dengan analisisku, ada beberapa hal yang membuatku curiga, aku harus segera mendiskusikan hal ini pada Appa.

Hari ini aku sengaja pulang kantor lebih cepat dari biasanya, ini karena Hobie hyung yang memintaku, dia bilang akan ada kejutan kecil yang akan dia berikan sesampainya aku di appartementnya. Aku tersenyum sendiri, rasa lelahku terabaikan karena selalu ada dia disisiku, aku sangat bahagia. Apalagi setelah kalimat yang dia lontarkan tempo hari 'Kim Taehyung, will u marry me?' Hal itu sangat mengejutkan sekaligus membahagiakan, dia sangat pintar membuatku terkena serangan jantung. Aku tau awalnya dia hanya memperalatku, tapi Tuhan menjawab doa-doaku kan? Akhirnya Hobie hyung bisa mencintaiku dengan tulus, bolehkah aku mempercayainya kali ini, mempercayai bahwa ia sudah melupakan dendam yang awalnya ingin dia lakukan kepadaku? Aku akan lupakan kenyataan bahwa dia hanya ingin mempermainkanku, aku kembali belajar mempercayainya, aku tau dia sangat tulus mencintaiku.

Bukan hanya dia yang memberikan kejutan, aku juga. Sekarang ditanganku sudah ada lembar-lembar bukti bahwa semua yang dituduhkan Mr. Cho tidak benar, aku akan membeberkan semuanya pada Hobie hyung dan meluruskan bahwa masalah ini hanyalah kesalahpahaman. Tentu saja Appa dan Eomma tidak mengetahui hal ini, aku ingin menuntaskan masalah ini sampai ke akar. Aku berniat memberikan surat ini pada Hobie hyung saat aku memintanya membeberkan kebohongannya padaku dan setelah masalah kami selesai, kami akan memulai lembaran baru, tidak baik jika kami menyembunyikan masalah sebesar ini sampai kami menikah, maka malam ini aku akan memintanya jujur, seperti aku juga akan jujur padanya.

Aisshhh~ aku terlalu lama melamun, aku sudah sampai didepan appartement Hobie Hyung, setelah membayar taksi aku berlari kecil menuju ke appartementnya, aku sudah tidak sabar bertemu dengan kekasihku. Tapi langkahku tertahan didepan pintu,mataku terpaku pada satu benda dilantai, sepatu milik siapa ini? Hobie hyung tidak pernah memiliki sepatu yang modelnya seperti ini. Apakah sedang ada tamu? Aku membuka kenop pintu dengan perlahan, berusaha tidak mengeluarkan bunyi apapun, melangkah kedalam tapi.. langkahku lagi-lagi terhenti. Aku terhenyak, dadaku sesak, mataku memanas.. inikah kejutan yang akan Hobie hyung berikan?.. Pemandangan ini?

Aku masih tidak percaya pada pengelihatanku sendiri, aku berharap buta saat ini juga, aku tidak sanggup melihat dua namja yang sedang duduk berpangku, saling berhadapan dan sedang menautkan bibirnya, hingga tidak menyadari kehadiranku diruangan ini.

Aku memegang dadaku, terasa sakit! Benar-benar sakit! Seperti tertusuk ribuan jarum disana. Ternyata kau tidak berubah hyung, kau masih seorang penipu, dan sekarang kau kembali membuat sayatan-sayatan dihatiku yang belum sembuh.

Srak!! Aku tidak sengaja menjatuhkan setumpuk kertas yang aku pegang, aku sudah tidak memiliki kekuatan apa-apa, aku berharap Tuhan mencabut nyawaku sekarang juga.

"Ta.. TAEHYUNG-AH!"


Author's POV

"Ta.. TAEHYUNG-AH!"

Hoseok mendorong tubuh Yoongi yang saat itu masih memeluknya, "Taetae-ah, sejak kapan kau berdiri disitu?.." suaranya terdengar sangat gugup, sedangkan Taehyung, hanya tersenyum berusaha menyembunyikan tangisnya

"Annyeong, kau pasti Yoongi hyung" Taehyung tersenyum menyapa namja yang baru pertama kali bertemu dengannya "Maaf mengganggu kalian" ucapnya dengan ramah.

Namja yang disapa mau tidak mau terkejut, dia tidak menyangka namja mungil yang ada dihadapannya ini sudah mengenal dirinya. Dia pun tidak menyangka namja yang sekarang menjadi kekasih mantan kekasihnya itu akan datang dan memergoki kegiatannya tadi. Bukan ini yang dia harapkan, dia seperti pemeran antagonis yang perlahan membunuh pemeran utama, sekali lagi bukan ini yang dia inginkan. Dia sedikit merasa bersalah "Well kurasa aku harus pergi" Yoongi bergegas meninggalkan keduanya tanpa menoleh pada kedua namja yang masih mematung ditempat mereka berdiri.

Hoseok mendekati Taehyung yang masih berdiri dengan kaku dihadapannya, "Taetae-ah aku bisa menjelaskan semuanya" Dia mengelus pipi Taehyung yang pucat, namun dengan halus dia menepisnya.

"Aku sudah tau semuanya"

"Kau.. tau tentang a..apa?"

"Jangan bersandiwara lagi hyung, aku sudah lelah"

"Apa maksudmu? Biarkan aku menjelaskan semuanya, ini tidak seperi yang kau pikirkan" Hoseok mulai panik.

"Aku ingin kita putus!"

Namja itu melotot "Tidak, kau bercanda kan Tae-ah? Kumohon tarik kata-katamu, berikan aku waktu untuk menjelaskannya"

Taehyung menggeleng cepat, matanya mulai memanas "Aniya.. aku tidak sedang bercanda Hoseok-ssi, aku tidak perlu penjelasan apapun darimu" bahkan saat inipun Taehyung memanggil kekasihnya dengan formal.

"Andwe!! Aku tidak akan pernah melepaskanmu, katakan kau sedang bercanda Tae-ah" Tangan Hoseok menguncang bahu mungil Taehyung.

"AKU SERIUS JUNG HOSEOK!!"

"ANDWE!!! Kau hanya salah paham Tae-ah, duduk dan biarkan aku menjelaskannya, jebal.. Kumohon jangan buat aku seperti ini.. kumohon demi apapun tarik kata-katamu.."

"Cukup Hoseok-ssi, jangan terlalu memaksakan dirimu" Taehyung tersenyum pahit "Aku sudah tau semuanya.. dari awal.. Rencanamu untuk membalas dendam dengan Appa, dengan perusahaan yang aku kelola.. tentang kekasihmu itu.. aku sudah tau semuanya. Percayalah aku mengetahui semua rencana busukmu, dari awal!"

Hoseok tercekat, tubuhnya tiba-tiba lunglai. Dia ingin berteriak 'Ini bukan seperti yang kau pikirkan Tae-ah' tapi mulutnya terasa kaku.. dia hanya bisa diam terhenyak.

"Aku mendengar pembicaraanmu ditelepon waktu itu, saat pertama.. pertama kali aku menyerahkan tubuhku.. Aku mendengar dengan jelas kalimatmu yang berkata kau hanya memperalatku agar kau bisa membalas dendam pada perusahaan kami. Dendam yang sampai sekarang tidak kumengerti apa penyebabnya" Taehyung menarik nafas sejenak.. berusaha dengan mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Aku sudah menyerahkan diriku hyung.. tubuhku.. hatiku.. perasaanku.. semuanya untukmu.. Aku mempertahankan hubungan ini karena berharap kau akan berubah, aku tidak meninggalkanmu saat itu juga karena aku berharap kau bisa mencintaiku dengan tulus. Aku berpura-pura tidak mengetahui apa-apa karena aku berdoa kau bisa menjadi pendampingku kelak. Aku.. hanya bisa berharap, tapi ini yang kudapatkan hyung, kenapa kau sekeji ini terhadapku.." Taehyung tidak bisa lagi menampung air matanya yang menetes satu persatu, seolah turut merasakan perih yang kini Taehyung rasakan.

Hug Me, Hyung (VHope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang