3. Ice Cappucino

142 11 11
                                    

Author POV

Setelah pulang sekolah, Sandra segera bergegas ke kamarnya yang sudah rapi karena dirapikan oleh Ibunya. Sandra segera mengecas handphone-nya yang baterainya tinggal 15% itu. Setelah mengecas handphone, Ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk mandi supaya rasa letihnya itu hilang.
Setelah mandi dan berganti pakaian, ia menghampiri Azar yang sedang bersantai di atas kasur kamarnya sambil tertawa melihat handphone-nya dengan keadaan TV yang menyala. Kamar Azar terletak di seberang kamar Sandra.

"Woi! kalo TV-nya engga diliat itu dimatiin!" celetuk Sandra dengan wajah kesal kepada Azar.

"Adik aku yang cantik dan imut, jangan marah-marah, nanti cepet tua kayak nenek, baru tau rasa," jawab Azar dengan menekankan kata 'cantik' dan 'imut'.

"Iya-iya, eh mau dibikinin Ice Cappucino ga?" tanya Sandra kepada Azar.

"Boleh deh, btw kok tumben lo jadi kaya gini? Biasanya aja udah kaya kucing garong," tanya Azar santai.

"Oh, gue tau, lo pasti ada maunya, iya kan?" tanya Azar lagi.

"Hehe, tau aja sih kak," jawab Sandra sambil nyengir.

"Kenapa?" tanya Azar.

"Besok kan, motor Ibu belum selesai, jadi, anterin plus jemput gue ya?" rayu Sandra dengan wajah yang memelas.

"Males, naik angkot aja, oke?" tanya Azar.

"Oh, naik angkot sama elo kak?" tanya Sandra dengan polosnya.

"Lu kok oon gitu sih, maksud gue, lo naik angkot sendiri, gue naik motor, as always," jawab Azar.

"Engga mau, maunya naik angkot sama elo, atau elo yang nganter jemput gue. Lagi pula, cuma sementara aja kan," tegas Sandra.

"Huh, yaudah deh, serah lo San, gih sana buruan bikinin gue Ice Cappucino," jawab Azar.

"Oke, wait," jawab Sandra.

Sandra segera bergegas menuju dapur yang berada di lantai satu. Setelah membuat Ice Cappucino, ia pun segera mengantarnya ke kamar Azar yang berada di lantai dua.

***

"HAHAHAHA," tawa Azar dan Sandra dengan sangat keras dan kompak. Mereka tertawa karena sedang menyaksikan film komedi.

"Lah, tumben akur?" tanya Ibu Sandra yang tiba-tiba sudah berada di pintu kamar Azar.

"Iyalah, kita kan solid," jawab Azar sambil merangkul pundak Sandra.

"Yoi, Bro!" jawab Sandra sambil memeluk Azar.

"Gitu kan enak, ini ada kue dari tantemu," jawab Ibu sambil menaruh kue di atas meja, setelah itu Ia bergegas pergi. Ibu Sandra memang baru pulang dari rumah Saudaranya.

"Gue balik, kak, ngantuk," kata Sandra sambil bergegas pergi menuju kamarnya.

***

Sandra POV

"We, bangun! Ayo sekolah!" kata Kakak sambil berdiri di samping kasurku.

"hmm," jawabku sambil mencoba membuka mata.

"Ga bangun, gue tinggal," ancam Kakak.

Setelah ancaman itu, aku segera bangun dan siap-siap untuk mandi dan melakukan aktivitas lainnya yang rutin kulakukan sebelum berangkat sekolah.

***

"Mampir ke tongkrongan gue bentar ya, gue mau ambil buku tugas gue," kata Kakak.

"Yoi," jawabku singkat.

Saat di tongkrongan, ada satu teman Kak Azar segera menghampiri kami berdua.

"Cewe baru lo nih, Zar?" tanya teman Kakak yang tidak kukenal, karena dia tidak memakai nama dada di seragam SMA-nya.

"Bukan, pembantu baru gue," celetuk Kak Azar santai.

"Anjir, ni anak," gumamku dalam hati.

"Pembantu, kok, nempel gitu, cantik juga," jawab si tidak punya nama.

"Sini, jadi pembantu gue aja, lumayan lah, palingan, besok gue ajak ke KUA," tukasnya lagi.

"Bego, lo, Cal, ini adik gue, gue duluan ya Cal, salam buat semuanya," jawab Azar sambil mulai mempercepat laju motornya.

Saat di jalan, aku yang sedari tadi diam, pun, berbicara.

"Itu anak siapa namanya?" tanyaku

"Oh, itu Ical, lo mau jadi cewenya? Mendingan jangan deh, dia itu setia. Setiap tikungan ada. Cewenya banyak, seabrek," jawab Kak Azar.

"Oh, sama kaya elo berarti," tukasku santai.

"Jan sembarangan ngomong, lu pernah liat gue bawa cewek ke rumah? Engga, kan?" tanya Kakak.

"Eh, iya ya? Berarti lo ga laku," jawabku.

"Gue turunin elo nih, lama-lama," ancam Kakak.

"Gue tuh, pernah pacaran, terus gue putus gara-gara itu cewek selingkuhin gue, kan bangs*t," cerocos Kakak.

***

Setelah bel istirahat berbunyi, aku dan Ghina segera bergegas menuju kantin.

"Brukkk," Ghina menabrak seorang cowok yang sangat tinggi dan bertubuh besar, yang aku yakini, dia adalah kakak kelasku. Aku menolong Ghina yang terjatuh, sedangkan cowok itu tetap berdiri, tidak terjatuh.

~~~

Yeay! Akhirnya update juga, wkwk.

Jangan lupa vomment yaa, satu vomment kalian itu udah berharga banget buat akuu!

Aku bakal update cerita ini seminggu 2x, kalo ada waktu luang. Aku usahain updatenya setiap hari Sabtu dan Minggu yaa.

Terimakasih!

Melepas Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang