What is Love?

1.3K 85 6
                                    

Love dan komen yu😁
Enjoy ya, semoga kalian baper sama Eza😂

***

Alana tersenyum sambil memandang kearah lapangan basket di bawahnya. Tangan Alana, sengaja ia jadikan tumpuan pada tembok balkon di koridor kelas. Gadis itu terus saja tersenyum sambil memandangi siluet lelaki yang sudah lama ia sukai. Tiba-tiba, tempat kosong di samping Alana terisi oleh sahabatnya, yaitu Kevin.

"Ngapain lo?" tanya Kevin sambil mengikuti arah pandang Alana.

"Keliatannya lagi ngapain?"

"Lagi berdiri, nafas, sambil bergerak."

"Pinterr." Alana tertawa kecil sambil mengacak acak rambut Kevin.

"Ini gue udah pake pomade dan lo hancurin gitu aja Lan? Astaga!" Kevin kembali menata rambutnya, Alana hanya tertawa kecil. Alana kembali melihat kesekitar lapangan, tetapi sayang, permainan Basket itu telah selesai, dan mau tidak mau Alana harus rela kehilangan kesempatan untuk memandangi lelaki idolanya itu.

"Vin! Aku dari tadi nyari kamu, kamu kemana aja sih?" tiba-tiba suara khas cempreng milik Jian menggema di telingan Alana. Ingin sekali rasanya Alana menyobek-nyobek bibir gadis yang menyebalkan itu. Jika bukan pacar Kevin, sudah Alana habisi dari dulu anak satu itu. "Apa lo liat-liat?" tanya Jian dengan intonasi yang sangat menyebalkan di telinga Alana.

"Ya gue kan punya mata, napa lo yang sewot." Jawab Alana santai.

"Lan, gue kesana dulu deh sama Jian. Lo kekelas aja, nanti kalo ada Bu Fira masuk, lo telpon gue ya?" ucap Kevin mencoba melerai. Alana mengangguk sambil menunjukan ibu jarinya ke udara.

"Nggak, lo nggak boleh telpon-telpon pacar gue!" ucap Jian sambil menghalangi langkah Alana yang hendak kembali ke kelas.

"Aduh Neng, udah deh jangan lebay." Ucap Alana jengah.

"Apa lo bilang? Lo bilang gue Eneng?" Jian menyilangkan kedua tangannya diatas dada.

"Udah Jian, kamu tuh apa-apaan sih, alay banget. Udah yuk, aku anter ke kelas." Kevin mencoba menarik lengan Jian.

"Kamu bilang aku alay? Iya?"

"Astaga Jian, jangan drama disini deh. Udah, ayok." Kevin menarik paksa lengan Jian membuat Alana tertawa menang.

"Rasain lo, dasar nenek lampir."

***

Alana membuka lokernya untuk menyiapkan jadwal pelajaran berikutnya, yaitu pelajaran Fisika. Tiba-tiba ia melihat sesuatu dalam lokernya, dan itu ternyata adalah Coklat berisi kacang Mete kesukaannya. Tidak usah ditanya siapa yang menyimpan ini, pasti jawabannya adalah Kevin. Sahabatnya itu selalu tau apa yang ia suka, dan inginkan. Kevin adalah lelaki terpeka yang pernah Alana temui, bukan hanya itu, Kevin pun lelaki yang paling tau situasi dan kondisi.

Saat Alana baru saja menutup kembali lokernya. Tiba-tiba ada seseorang yang menabrak pundaknya dengan keras. Mau tak mau Alana terjatuh di samping deretan loker dengan pantat yang mendarat mulus di lantai koridor.

"Aduh, kalo jalan makanya liat-"

"Sorry banget." Eza mengulurkan lengannya mencoba untuk membantu Alana. "Sorry-sorry tadi gue nggak sengaja." Ucap Eza saat Alana belum juga menerima bantuan tangannya. Alana mengerjabkan matanya tidak percaya. Sungguh? Ini benar-benar Eza? Freza Aldian Dinata? Demi Tuhan ini sungguhan?

"Hey." Eza melambaikan kedua tangannya di depan wajah Alana.

"Ah-i iya." Alana bangkit dan membersihkan bokongnya dengan tepukan ringan.

The Short Fiction One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang