2

58 5 0
                                    

Elzan Girianza Naufal. Seorang siswa SMA Bima Sakti yang terkenal menjadi idola para kaum Hawa.

"Zan buruan ah. Lama banget si," Amar menggerakkan tangannya memeberi isyarat pada Elzan.

"Sabar ini gw ambil pulpen dulu," Elzan mencari cari pulpen di dalam ranselnya.

"Ah lama gua duluan ye, udah tau kita mau nge most anak-anak." ucap Amar sambil keluar kelas.

Setelah mencari pulpennya, Elzan segera menyusul Amar.

"Sorry sorry gue telat," Elzan segera mengatur napasnya kembali.

"Yeu kebiasaan lu," Zhafran mendorong pelan lengan Elzan. Tanpa sadar, kedatangan Elzan menjadi pusat perhatian.

"Eh dia ganteng."

"Ih ganteng banget."

"OMG gans bingits."

"Ih itu namanya siapa?"

"Aaw."

Ya begitulah kira- kira isi percakapannya.

"Oke semuanya tenang. Disini lo semua bakal dibimbing sama kita-kita," ucap Amar sambil menunjuk teman-temannya yang akan membimbing juga.

•••

Spanyol

"Altha kamu mau apa? mau minum ga? biar kakak yang ambilin," Aksyal mengusap kepala Altha dengan lembut.

"Ehm, engga usah. Tapi aku mau nanya boleh ga?"

"Mau tanya apa?"

"Kira-kira muka aku itu kayak gimana ya? terus muka kakak gimana?" rasa itu kembali muncul. Rasa bersalah pada Altha, kian muncul kembali.

"Kamu itu cantik, layaknya malaikat yang turun dari langit," Aksyal tersenyum simpul.

"Tapi emang ada malaikat yang buta," tubuh Aksyal mematung. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Tenang aja, ga lama lagi kamu bakal bisa liat kok. Kakak bakalan usaha buat cari pendonor mata buat kamu,"

"Kakak baik deh. Makasih ya, aku beruntung banget bisa punya kakak yang baik banget,"

Air mata itu terjatuh. Tapi senyumnya mengembang.

Lo ga tau kalo sebenernya gw itu jahat banget sama lo. Gw yang udah bikin lo jadi gini.

"Kak? kok diem aja? kakak pergi ya?" Altha meraba kesekitarnya untuk mencari tanda-tanda keberadaan Aksyal.

Aksyal tersenyum simpul. "Engga kok kakak masih disini," lalu kembali memegang tangan Altha.

"Kak aku pengen jalan-jalan keluar boleh ga?" Altha memohon sambil menarik-narik lengan Aksyal.

Aksyal mengerutkan keningnya tanda sedang berpikir. "Engga boleh, kamu harus banyak istirahat. Kamu kan mau operasi,"

"Ya tapi kan pendonor matanya aja belum ada," Altha mendengus dengan kesal.

"Udah tenang aja, pokoknya kalau kamu udah operasi nanti kakak bakal ajak kamu jalan-jalan keliling, oke?" Aksyal mencubit pipi adiknya dengan pelan.

Altha mengacungkan kelingkingnya tanda untuk perjanjian. "Bener ya?" Aksyal membalas acungan kelingking tersebut. "Iya."

•••

Indonesia

"Zan, sumpah itu anak-anak yang tadi abis lo mos-in itu pada seneng gitu," Zhafran sambil meminum es jeruk yang ia pesan.

Elzan membuka ponselnya. "Seneng gimana? perasaan biasa aja," jawabnya cuek.

"Serius gua, nih mereka tuh tadi pas liat lo keluar kelas langsung pada ngeliatin lo gitu sambil ngegosip," Zhafran menyenggol pelan lengan Elzan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who loves meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang